Pemikiran Prof. Dr. Jaser Audah tentang Al-Maqasid
Oleh : IMAM SYAFI’I
(Mahasiswa PASCASARJANA STAIN Pekalongan)
A. Biografi Prof. Dr. Jaser Audah
1. Riwayat Pendidikan dan Kegiatan
Jaser Audah
adalah seorang sarjana teknik, yang belajar secara klasik (talaqi) ilmu-ilmu agama (Ulum
al-Din) di masjid Jami’al-Azhar,
kemudian memperoleh gelar sarjana syariah,diikuti dengan S-2 dan S-3 Studi
Islam dari perguruan tinggi di barat, dan diakhiri dengan S-3 ilmu kesisteman
dari perguruan tinggi Kanada.[1]
Beliau mendapat gelar Ph.D. Teologi dan Studi Agama dari Universitas Wales
Lampeter Inggris. Ph.D. Analisis Sistem dari Universitas Waterloo Kanada.
Magister Perbandingan Madzhab dari Universitas Islam di Amerika Serikat.
Sarjana Studi Islam dari Universitas Islam Amerika. Sarjana Teknik dari
Universitas Kairo Mesir. Talaqqi Klasik
di Masjid Jami’ al-Azhar (Kairo,
Mesir) berupa kegiatan menghafal Qur’an, mengkaji kitab hadis al-Bukhari dan Muslim, fikih, Isnad dan Takhrij dan Usul Fikih. Sedang menempuh pendidikan S-3 Hukum Islam
di Universitas Islam Indonesia. Magister Ekonomi Islam di Universitas Islam
Indonesia. Diploma Tinggi Manajemen LSM, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Ilmu-Ilmu
Politik Universitas Kairo. Sarjana Ilmu Politik dan Administrasi Negara Fakultas
Ilmu dan Ilmu-ilmu Politik di Universitas Kairo.[2]
Adapun Pekerjaan
dari Prof. Dr. Jaser Audah adalah dosen program Pascasarjana Studi Islam
Indonesia Yogyakarta. Dosen Pusat Bahasa Agama dan Budaya, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta dan penerjemah serta interpreter. Selain itu, beliau juga menjabat
sebagai Wakil Ketua Pusat Studi Legislasi Islami dan Etika (Qatar Foundation), Qatar. Guru Besar
Program Kebijakan Publik dalam Islam Fakultas Studi Islam Qatar Foundation. Jabatan akademik sebelumnya di antaranya yaitu :
Direktur dan Pendiri Pusat Studi Al-Maqosid
pada Filsafat Hukum Islam, Al-Furqon
Islamic Heritage Foundation, Inggris. Guru Besar Tamu di Jurusan Syariah,
Fakultas Hukum Universitas Aleksandria Mesir. Guru Besar pembantu pada
Universitas Bahrain dan Universita Waterloo. Sedangkan afiliasi terkini
diantaranya adalah anggota pendiri dan anggota dewan ekskutif Persatuan
Internasional Ulama Muslim. Editor Manajer, Jurnal Studi Islam Kontemporer Bloomsbury Qatar Foundation. Anggota
Institut Internasional Penelitian Sistem Mutakhir Kanada. Anggota Dewan
Ekskutif Asosiasi Ilmuan Sosial Muslim Inggris. Anggota Dewan Wali Amanah pusat
Studi Peradaban Global Inggris[3].
2. Karya-karyanya
Adapun hasil karya dari
Prof. Dr. Jaser Audah adalah :[4]
Ø Antara Syariat dan politik: Sejumlah Pertanyaan Pasca
Revolusi
Ø Ijtihad berdasarkan Al-Maqasid
Ø Mengkritik Teori Al-
Naskh
Ø Kata-kata Mutiara : Sebuah Perjalanan dengan Ibnu ‘Ama
Ø Faktor-Faktor Pengklasifikasi model Sistem Kooperatif
Jaringan Saraf
Ø Ringkasan Bidayat al-Mujtahid, karya Ibn Rusyd
al-Hafid
Ø Maqasid al-Syari’ah sebagai filsafat hokum islami :
pendekatan sistem.
Ø Kontekstualisasi Islam di Inggris
Ø Pendekatan-Pendekatan Internasional terhadap Studi
Islam di Perguruan Tinggi
Ø Ekonomi Pengetahuan dan al-Maqasid al-Syariah
Ø Dikotomi palsu tanah islam versus tanah perang
Ø Fikih Aspek Ekonomi pada Krisis Semesta Kontemporer
Ø Fikih Lingkungan : beberapa Pengantar Dasar
Ø Pendidikan Karakter dan Karakter Pendidikan :
Perspektif Sitem Kebuudayaan.
B. Pemikiran yang ditawarkan Prof. Dr. Jaser Audah
Tawaran utama yang disampaikan oleh Prof. Jasser
adalah penekan penggunaan Maqasid Syari’ah dalam memaknai doktrin Islam.
Pembangunan sumber Daya Manusia misalnya harus mempertimbangkan prinsip-prinsip
Maqasid Syari’ah (Maksud-Maksud Tuhan/Syara’) dan Maqashid Al-Halqi
(keinginan-keinginan masyarakat).[5] Jaser Audah mengatakan, dalam Islam ada 8 dan 6 pasangan
tepi, yang apabila disatukan,akan membawa kejayaan umat Islam dan kebahagiaan
dunia dan akherat. Dahulu, saat kaum Muslim perpegang teguh pada Ke-Islaman
secara arif dan konsisten, kedelapan pasangan tepi itu tidak pernah menjauh.
Akan tetapi, seiring waktu, terjadi degradasi dan kemerosotan paham dan terapan
Islam, ke-8 pasangan tepi itu terlihat menjauh dan memunculkan jurang-jurang
yang mengenaskan.[6]
Adapun pemikiran yang ditawarkan
Prof. Dr. Jasser Audah tentang 8 pasangan tepi itu, dan bagaimana menjembatani
agar bersatu kembali yaitu :[7]
1.
Pasangan Tepi antara World View Islami dan World View Ilmiah
Islam yang dibawa Rosul Muhammad SAW lahir sebagai world view (pandangan
hidup) ilmiah, sistematis dan konsekuen. Wahyu pertama Kitab Al Qur’an menyeru
kepada manusia untuk Iqra’.
Menyeru untuk mengumpulkan tanda-tanda wujud dari berbagai arah dan disiplin
ilmu. Manusia diarahkan untuk mengumpulkan alamah menjadi satu kesatuan al-‘ilm
(ilmu). Manusia diarahkan untuk mengumpulkan tanda-tanda kebesaran Allah dari
ilmu janin, ilmu pendidikan, ilmu psikologi, ilmu ilmu yang lainnya dan ilmu
agama. Dengan akalnya pula manusia diarahkan untuk mengiat-kaitkan berbagai
ilmu untuk menemukan hakekat ketauhidan Allah. Jika manusia dapat menemukan
hakekat ketauhidan Allah melalui akal dan ilmunya akan bisa membawa kemuliaan
akhlak. Seperti yang pernah dicapai kaum Muslim saat peradaban Islam berjaya
dulu.Kesimpulannya, sebuah world view islami mengandung 3 unsur sbb:
a.
Mengumpulkan (qiraah) tanda (alamat) adalah hal
yang menjadikan seorang muslim berwawasan ilmiah, bukan berwawasan hawa, ikut-ikutan,
angan-angan maupun khurafat. Unsure ini mencerminkan aspek ilmiah,
b.
Mengait-kaitkan antar alamat tersebut (dengan aql)
adalah yang mencerminkan aspek sistematis.
c.
Terakhir, menggunakan hasil pengumpulan tanda
yang dikait-kaitkan untuk mengatur sikap adalah yang mencerminkan aspek
konsekuensi dan integritas pada pandangan hidup islami.
2.
Pasangan Tepi antar
Disiplin (ilmu)
Menurut Jaser Audah, adanya jurang-jurang antar disiplin
ilmu, bila tidak diperjuangkan untuk diinterkoneksikan kembali akan menghalangi
tugas-tugas luhur manusia sebagai khalifah. Jaser Audah berupaya untuk
menjembatani antara ilmu-ilmu baik yang dianggap ‘ulum al-din maupun yang dianggap sebagai ‘ulum al-dunia baik ilmu-ilmu social maupun ilmu-ilmu alam. Beliau
dengan tegas memadukan ilmu syariat, ilmu-ilmu sosial, dan ilmu-ilmu alam.
3.
Pasangan Tepi antara Drives
dan Discipline
Suatu discipline (disiplin
ilmu) meliputi hal-hal yang dianggap fakta tentang sebuah objek/konsep wujud
dan metode yang diyakini sebagai jalan menuju fakta tersebut. Adaupun drives meliputi pengemudi-pengemudi /
faktor-faktor pokok penyebab perubahan pada ingkungan disiplin ilmu itu pada
masa tertentu. Dalam rangka ini, Islam selalu mengajak untuk aktif
mendialogkan antara fikih dengan lingkungan, agar memberi manfaat melalui
memerakarsai kebaikan (amr bi al – ma’ruf) mencegah keburukan (Nahy ‘an al- munkar). Pemberian manfaat itulah yang
akan mengantarkan umat untuk menjadi umat terbaik (khair
ummah) kemudian
menjadi pembawa rahmat bagi seluruh alam semesta (Rahmatan
lil alamin)
4.
Pasangan Tepi antara
Penulis dan Pembaca Pelajar dan Awam
Sepanjang sejarah peradaban emas Islami, warga yang
berakal, berilmu, memiliki integritas, diandalkan untuk melestarikan kehidupan
beragama dan bermasyarakat yang Madani, tidak hanya bergantung pada aturan
hukum saja, apalagi hukum pidana. Jaser Audah memiliki komitmen untuk
menjadikan ilmu syariat (yang terbarukan) mudah dicapai oleh pembaca pelajar /
awam yang memiliki keprihatinan akan ilmu. Kemudahan ini dilakukan dengan 3
cara pokok yaitu :
a. Menerapkan strategi pengetahuan
terbuka dengan menyediakan hampir seluruh karyanya.
b. Menyederhanakan gaya penulisannya.
c.
Mempermudah warisan fikih agar gampang dicerna oleh pembaca
tersebut.
5.
Pasangan tepi antar
Mazhab Islami
Penerapan syari’at Islam pada tingkatan yang lebih tinggi,
yakni filsafat dan akhlak, akan terbukti melarutkan kekakuan antar mazhab,
karena dari hasil penelitian, terbukti bahwa kekakuan itu adalah hasil dari
perselisihan politik sepanjang sejarah Islami. Jaser Audah selalu berusaha
untuk mencari kesamaan antar mazhab, tanpa mengada-ada, dengan mengandalkan
pencarian yang serius dan pikiran sistematis yang konsisten.
6.
Pasangan Tepi antara
Manusia Muslim dan Masa Lalunya
Meski berkomitmen untuk meremajakan pemikiran islami
melalui dialog dengan perubahan kontemporer dan disiplin-disiplin ilmu yang
lain, Jaser Audah juga memiliki komitmen tinggi terhadap warisan keilmuan
islami. Menurut Jaser, umat Muslim hendaknya memiliki komitmen untuk membangun
atas warisan keilmuan Islami, namun tetap kritis terhadap warisan yang bertentangan dengan komitmen dasar yang
berwawasan ilmiah, sistematis dan konsekuen.
7.
Pasangan Tepi antara
Umat Muslim dan Manusia Dunia
Jaser Audah berupaya menyatukan umat Muslim dan manusia
dunia berdasar komitmen bahwa semua manusia memimpikan kesejahteraan, kedamaian
dan kelestarian lingkungan
8.
Pasangan Tepi antara
Citra dan Cerita Intelektual Muslim
Melalui keaktifannya dalam berbagai organisasi dunia,
melakukan berbagai penelitian, menulis berbagai karya buku, melakukan
berbagai pengamalan hasil ijtihad intelektualnya, Jaser Audah mengajak semua
umat Muslim untuk giat melakukan sesuatu dan berkarya dengan segala
kesederhanaan, keterbukaan untuk dikritik, kemurahan, kerendahan hati serta
hormat pada ulama, agar citra dan cerita intelektual Muslim bersambut.
C. Signifikasi Pemikiran Terhadap Studi Islam dan Kritik
Melalui upaya
Prof.Dr. Jaser Audah untuk mencoba mengintegrasikan manusia muslim, beliau mempunyai
konsep pemikiran tentang Al Maqosid :
1. Pasangan Tepi antara World View Islami dan World View Ilmiah
Berdasarkan pemikiran beliau yang berpendapat bahwa untuk
memahami islam secara keseluruhan itu memuat tiga hal yaitu ilmiah,
sistematis,dan konsekuen hal ini sudah signifikan dalam mempelajari islam tidak
bisa hanya memuat satu aspek saja
2. Dalam memahami agama islam secara menyeluruh tidak
hanya menggunakan satu disiplin ilmu saja akan tetapi membutuhkan multidisiplin
ilmu baik itu ilmu sosial, ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu budaya,psikologi dll.
Dalam sitem pembelajaran studi islam di Indonesia sudah mulai mengintegrasikan
antara agama dengan ilmu lain terutama di mata kuliyah Pascasarjana PTKAI
3. Suatu disiplin ilmu harus mampu memberikan manfaat
bagi lingkungannya
4. Dalam mempelajari islam, penulisan tentang referensi
atau sumber belajarnya disesuaikan dengan tingkat pemahaman pembaca. Di
Indonesia masih bersifat doktriner yang mana sumber-sumber belajar tentang
islam masih cenderung doktrin-doktrin dan masih belum memperhatikan tingkat
pembaca pelajar / orang awam.
5. Jaser Audah selalu berusaha
untuk mencari kesamaan antar mazhab, tanpa mengada-ada, dengan mengandalkan
pencarian yang serius dan pikiran sistematis yang konsisten. Di Indonesia masih belum bisa menyatukan
antar mazhab dalam menentukan suatu hukum tertentu.
6. Umat muslim
hendaknya memiliki komitmen untuk membangun atas warisan keilmuan Islami dan bersikap kritis terhadap keilmuan
yang bertentangan. Di Indonesia dalam mengembangkan keilmuan islam masih
terkotak-kotak dan masih lebih mementingkan golongan tertentu.
7. Jaser Audah berupaya
menyatukan umat Muslim dan manusia dunia berdasar komitmen bahwa semua manusia
memimpikan kesejahteraan, kedamaian dan kelestarian lingkungan. Dalam hal tertentu di Indonesia masih
belum bersatu, berselisih paham tentang pemahaman agama yang tidak mendalam sehingga terjadi konflik.
8. Jaser Audah mengajak semua umat Muslim
untuk giat melakukan sesuatu dan berkarya dengan segala kesederhanaan,
keterbukaan untuk dikritik, kemurahan, kerendahan hati serta hormat pada ulama,
agar citra dan cerita intelektual Muslim bersambut. Berbeda dengan Indonesia jumlah
persentase orang yang melakukan penelitian demi pengembangan ilmu masih sedikit
dan jikalau ada, masih memiliki sikap egoisme dan melakukan penelitian yang
bersifat materiil bukan demi pengembangan wawasan keilmuan.
D. Penutup
Pemikiran yang ditawarkan
Prof. Dr. Jasser Audah tentang 8 pasangan tepi itu, dan bagaimana menjembatani
agar bersatu kembali yaitu
:
1.
Pasangan Tepi antara World View Islami dan World View Ilmiah
2.
Pasangan Tepi antar
Disiplin (ilmu)
3.
Pasangan Tepi antara Drives
dan Discipline
4.
Pasangan Tepi antara
Penulis dan Pembaca Pelajar dan Awam
5.
Pasangan tepi antar
Mazhab Islami
6.
Pasangan Tepi antara
Manusia Muslim dan Masa Lalunya
7.
Pasangan Tepi antara
Umat Muslim dan Manusia Dunia
8.
Pasangan Tepi antara
Citra dan Cerita Intelektual Muslim
Yang apabila disatukan,akan membawa kejayaan umat Islam dan
kebahagiaan dunia dan akherat.
DAFTAR
PUSTAKA
Audah, Jaser diterjemahkan Ali Abdelmo’im. Al Maqasid untuk Pemula, SUKA Press,Yogyakarta, 2013
www.iainmataram.ac.id, diakses 24/11/2015
pada pukul 11.27 WIB
www.uinsunankalijagaYogyakarta.ac.id,
diakses 24/11/2015 pada pukul 11.45 WIB
[1] Jaser Audah diterjemahkan
Ali Abdelmo’im. Al Maqasid untuk Pemula.(Yogyakarta,2013:SUKA-Press),hlm.X
Tidak ada komentar:
Posting Komentar