Minggu, 29 Maret 2020

Terjemah Kitab Tanbihul Muta'allim Karya KH. Ahmad Maisur Sindi al-Thursidy, Penterjemah: al-Ustad Imam Syafi'i, M.Pd (Krapyak-Kota Pekalongan)

تَنْبِيْهُ اْلمُتَعَلِّمِ
مألّف :  اَلْأُسْتَاذُ اَلْعَالِم اَلْعَلَّامَةْ اَلْمُكَرَّمْ أَحْمَدْ مَيْسُوْر سِنْدِى اَلطُّرْسِدِى
فُوروَارجَا
 Diterjemahkan oleh:
al-Ustad Imam Syafi'i, M.Pd.
dari (Krapyak - Kota Pekalongan)
Semoga manfaat dan barokah
Aaamiin 99x
اَلْحَمْدُ لِلهِ جَلَّ ذِكْرُهُ وَصَلَا #
تُهُ السَّلَامُ عَلَى كَنْزِ الْعُلَا كَمُلَا
Segala puji bagi Allah yang Maha Agung
مُحَمَّدٌ ألِهِ وَصَحْبِهِ النُّجُوْمُ #
هَذَا كِتَابٌ حَوَى آدَابَكَ اْلفُضَلَا
1.    Al-Adab qoblal hudlur (adab sebelum hadir di tempat belajar), antara lain yaitu:
لِطَالِبِ الْعِلْمِ يَنْبَغِيْ إِذَا حَضَرَا #
مَجْلِسَ عِلْمٍ تَطَهُّرٌ كَمَا فَعَلَا
لُبْسَ ثِيَابٍ نَظِيْفَةٍ وَقَدْ طَهُرَتْ #
تَطَيُّبٌ وَاسْتِيَاكٌ جَا وَقَدْ جَمُلَا
Sebelum masuk ke dalam tempat mencari ilmu (madrasah), pelajar dianjurkan untuk bersuci dengan wudlu’, memakai pakaian yang bersih dan suci serta memakai parfum, dan menggunakan siwak supaya sampai di madrasah sudah dalam keadaan rapi.

يُعِدَّ مَا هُوَ مُحْتَاجٌ إِلَيْهِ لَدَى #
تَعَلُّمٍ كَيْ يَكُوْنُ حَاضِرًا كَمُلَا



2.    Al-Adab fii majlisi al-ta’allumi (akhlak di tempat belajar), antara lain, yaitu :
وَلْيَجْلِسَنْ فِى وَقَارٍ هَيْبَةٍ بِمَكَا #
نٍ بَارِزٍ لَائِقٍ يَعْتَادُ قَدْ قَبِلَا
Pelajar duduk yang tenang (jatmiko), menghormati guru dan ilmu di tempat yang sesuai dengan adab, maksudnya tidak terlalu dekat, tetap (istiqomah), serta menghadap ke guru dan arah kiblat.

يَفْتَحُ يَخْتِمُ مَجْلِسًا بِحَمْدَلَةٍ #
ثُمَّ صَلَاةِ النَّبِيِّ تَوْفِيْقَهُ سَأَلَا
Kemudian ia memulai belajar dengan mengucapkan basmallah, hamdallah, dan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. sekeluarga dan para sahabat. Begitu pula ketika mengahiri juga mengucap hamdallah.

يُصْغِى لِمَا شَيْخُهُ يُلْقِيْهِ مُعْتَنِيًا #
اَلْفَهْمَ يَكْتُبُ بِالتَّقْيِيْدِ مَا شَكَلَا
Kemudian pelajar memperhatikan terhadap pelajaran yang diterangkan oleh guru supaya faham, dan menandai masalah-masalah yang belum difaham supaya ditanyakan kepada gurunya sehingga faham.

3.    Al-Adab ba’dal inshiraf (akhlak setelah selasai belajar), antara lain yaitu:
يَعُوْدُ فَالدَّرْسَ آنِفًا يُرَاجِعُهُ #
حَتَّى يَكُوْنَ إِلَى الضَّمِيْرِ مُنْتَقَلَا
كَذَاكَ قَبْلَ حُضُوْرِ الثَّانِ جَدَّدَهُ #
حِفْظًا لِأَنْ حَلَّ فِى الصَّدْرِ قَدِ انْعَقَلَا
Sepulang dari madrasah sampai di rumah kemudian muroja’ah pelajaran yang baru dipelajari sampai pindah ke hati. Begitu juga muroja’ah saat sebelum masuk lagi supaya ilmu tetap benar-benar terikat erat dalam hati.
4.    Al-Adab al-nafsiyah (akhlak terhadap jasad/badan/dirinya sendiri), antara lain yaitu:
وَلْيَكُ مُسْتَعْمِلًا بِحُسْنِ الْخُلُقِ #
عَالِى الْمَآدِبِ لِلْمَعَالِ مُرْتَحِلَا
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ بِالشَّرْعِ فَقَدْ طَلَبَا #
أَعْلَى أُمُوْرِ الدُّنَا وَالدِّيْنِ مُشْتَغِلَا
Pelajar menggunakan budi pekerti yang luhur. Karena orang yang mencari ilmu syara’ itu benar-benar sibuk mencari tingginya masalah dunia dan agama.

وَلْيَكُ مَطْعَمَهُ حِلًا وَمَلْبَسَهُ #
آلَاتُهُ يَسْتَنِرْ طَوِيَّهُ صَقِلَا
Pelajar harus halal makanan dan pakaiannya, begitu juga dengan peralatan belajarnya, karena hal itu yang menyababkan terang dan beningnya hati yang sesuai untuk tempat ilmu.

وَلْيُقْلِلَنَّ مُبَاحَاتٍ وَيَجْتَنِبَا #
عَنِ الْمَآثِمِ مَأْثَمٌ صَدَا نَزَلَا
قَالَ ابْنُ إِدْرِيْسَ لَا يُفْلِحُ مَنْ طَلَبَا #
اَلْعِلْمَ مَعْ عِزَّةٍ وَوُسْعَةٍ حَمَلَ
Pelajar mengurangi hal-hal yang mubah dan menjauhi hal-hal yang bisa menuju ke perbuatan dosa, karena satu dosa saja sudah menjadi kotoran di hati. Imam Syafi’i berkata: Tidak sampai kemulyaan yang sempurna seseorang yang menuntut ilmu dengan memanjakan badan dan hidup bermewah-mewahan.

5.    Al-Adab ma’al walidaini (akhlak terhadap kedua orang tua), antara lain yaitu:
وَلْيَكُ بُرًّا لِوَاِلدَيْهِ مُجْتَهِدًا #
وَدَاعِيًا مَهْدِيًا مِنْ بَعْدِ مَا نْتَقَلَا

Pelajar berbuat baik terhadap kedua orang tua dengan sungguh-sungguh dan mendo’akannya serta mengirim pahala kebaikan setelah wafatnya.

6.    Al-Adab ma’a al-syaikh (akhlak terhadap guru), antara lain yaitu:
وَلْيَعْتَقِدْ بِجَلَالَةِ الْمُعَلِّمِ مَعْ #
رُجْحَانِهِ كَيْ يَكُوْنَ مُفْلِحًا قَبِلَا
Pelajar menyakini kemuliaan dan keluhuran seorang guru agar pelajar menjadi orang yang beruntung pada zaman yang akan dihadapinya.

وَلْيَتَحَرَّ رِضَا أُسْتَاذِهِ وَكَذَا #
تَعْظِيْمَهُ مُخْلِصًا يَكُنْ مِنَ الْفُضَلَا
اَلْبَيْهَقِى مِنْ أَبِيْ هُرَيْرَةٍ رَفَعَا #
تَوَاضَعُوْا مَنْ تَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ عَلَا
وَكَانَ عِنْدَ الْمُغِيْرَةِ مَهَابَةُ إِبْــ #
ــرَاهِيْمَ مِثْلَ مَهَابَةِ الْأَمِيْرِ وَلَى
Pelajar bersungguh-sungguh mencari ridhanya guru dan mengagungkan guru dengan hati yang bersih, maka pencari ilmu termasuk golongan orang yang utama. Imam Baihaqi menceritakan hadits marfu’ dari sahabat Abi Hurairah RA. : sopan santunlah kalian semua terhadap orang yang mengajarimu., sebagaimana Syaikh Mughirah takut kepada Syaikh Ibrahim seprti takut terhadap raja yang menguasainya.

لَا يُضْجِزَنْهُ فَإِنَّهُ لَهُ خَلَلُ #
خَشْيَةَ أَنْ يُحُرَمَ انْتِفَاعِ مَنْ فَعَلَا

وَلْيَكُ مُسْتَأْذِنًا إِذَا تَعَذَّرَ مِنْ #
دُخُوْلِهِ مُعْلِنًا عُذْرًا بِهِ نَزَلَا
Pelajar meminta ijin kepada guru ketika ada halangan tidak masuk dalam belajar dengan menjelaskan halangannya.

7.    Al-Adab ma’al ilmi (akhlak terhadap ilmu), antara lain yaitu:
وَلْيُفْرِغِ الْجُهْدَ فِى التَّحْصِيْلِ أَنْ حَصَلَا #
وَلَمْ يَنَلْهُ بِرَاحَةٍ أَتَى عَطَلَا
Pelajar bersungguh-sugguh dengan sekuat tenaga dalam menghasilkan ilmu agar dapat memperoleh ilmu, karena ilmu tidak akan didapat dengan bersantainya badan dan banyak menganggur.
وَلْيَعْرِفَنْ لَفْظَهُ لُغَتَهُ وَكَذَا #
إِعْرَابُهُ وَمَعَانِيَ الَّذِيْ شَمِلَا
نُطْقًا وَفَهْمًا مُحَقِّقَ الْجَمِيْعِ وَمُتْــ #
ــقِنًا لِحِفْظِ وَكَتْبَةِ الَّذِيْ شَكَلَا
مَنْ كَانَ مُقْتَصِرًا عَلَى كِتَابَتِهِ #
سَمَاعِهِ أَتْعَبَ النَّفْسَ وَجَاءَ وَلَا
Hendaknya pelajar mengetahui pada lafadhnya ilmu dan bahasanya ilmu, serta i’robnya lafadh, beberapa makna yang diucapkan dan  kepahamannya sehingga menjadi jelas dan nyata atas semua itu supaya memperkuat hafalannya dan menuliskan perkara yang samar. Karena barang siapa yang menjaga dalam menulis ilmu dan mendengarkan ilmu saja, maka hanya akan membuat lelah dan tidak akan mendapatkan kemanfaatannya.

وَلْيَبْحَثَنْ أَهْلَ عِلْمٍ بِاْلمُذَاكَرَةِ #
هِيَ حَيَاةُ الْعُلُوْمِ قَالَهُ الْفُضَلَا
وَلْيَحْفَظَنْهُ بِتَدْرِيْجٍ بِمَسْأَلَةٍ #
مِنْ بَعْدِ مَسْأَلَةٍ مَهْلًا يَنَلْ أَمَلَا

مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ جُمْلَةً فَقَدْ طَلَبَا #
يَفُوْتُهُ الْعِلْمُ جُمْلَةً يَضِعْ عَمَلَا
Hendaknya pelajar berbicara/ bermusyawarah dengan para ahli ilmu, karena hidupnya ilmu dengan bermusyawarah. Dan pelajar menghafalkan per bab/ tiap satu permasalahan sampai ke bab/ permasalahan yang lain dengan pelan-pelan, maka pelajar akan mudah diingat-ingat per bab tersebut. Karena orang yang mencari ilmu dengan borongan/ semua bab, maka hal itu akan membuat repot bagi dirinya dan akan menjadi sia-sia atas apa yang telah dilakukannya.

وَلْيَكُ أَوْقَاتَهُ مُوَزَّعًا لِيَفِى #
بِمَا لَهَا مِنْ حُقُوْقِهَا فَمَا عَطَلَا
مُرَتِّبًا لِلْأُمُوْرِ جَاعِلًا أَحَدَا #
اَلأَشْيَا مَكَانًا يُعَادِىْ كَسَلًا مَلَلًا
Hendaknya pelajar dapat membagi waktu agar dapat memenuhi hak-haknya waktu sehingga tidak ada waktu yang kosong dan sia-sia. Dan pelajar menata semua perkara dengan rajin seperti meletakkan sesuatu pada tempat yang tetap serta melawan rasa malas dan bosan.

وَلْيُكْثِرِ الدَّرْسَ لَيْلًا بِمُطَالَعَةٍ #
مُغْتَنِمًا سَحَرًا كَيْ يُدْرِكَ الْعُقَلَا
Hendaknya pelajar memperbanyak untuk mengulang pelajaran di waktu malam terlebih lagi pada waktu sahur agar dapat mengejar para ahli ilmu.

وَلْيَخْذَرِ الْخَرْصَ فِى الْحِفْظِ تَحَمُّلِهِ #
عَلَى تَسَاُهُلِهِ أَنْ كَانَ قَدْ سَهُلَا
لَا يَمْنَعَنْهُ الْحَيَاءُ الْكِبْرُ فِى الطَّلَبِ #
مِنْ أَخْذِهِ الْعِلْمَ مِمَّنْ دُوْنَهُ نَزَلَا
لَمْ يَنَلِ الْعِلْمَ مُسْتَحْيٍ وَلَا مُتَكَبْــ #
بِّــرٌ وَلَا الْمَاءُ سَالَ صَاعِدًا جَبَلَا
Hendaknya pelajar merasa takut dan tidak meremehkan ilmu dengan beralasan ilmu itu mudah dan tidak merasa malu serta sombong terhadap orang yang lebih rendah nasabnya dan umurnya serta lain-Nya, karena orang yang malu dan orang yang sombong tidak akan mendapatkan ilmu, sebagaimana tidak ada air yang mengalir ke atas gunung.

مَنْ لَيْسَ مُحْتَمِلًا ذُلَّ التَّعَلُّمِ سَا #
عَةً فَفِى ذِلَلِ الْجَهْلِ بَقِىْ طِوَلَا
Barang siapa yang tidak bisa menanggung deritanya (cobaan) mencari ilmu dalam waktu yang pendek, maka orang itu akan berada dalam kebodohan yang hina pada waktu yang lama.

وَلْيُصْلِحَنْ نِيَّةَ الْعِلْمِ بِحَيْثُ يَكُوْ #
نُ مُخْلِصًا لَمْ يُرِدْ عَرْضَ الدُّنَا سَفُلَا
مُبْتَعِدًا عَنْ مَحَبَّةِ الرِّيَاسَةِ تَعْــ #
ــظِيْمِ الْأُنَاسِ وَمَدْحِهِمْ لَهُ جَزُلَ
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِلهِ وَمَا طَلَبَا #
إِلَّا الدُّنَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجِنَانِ جَلَا

Pelajar hendaknya membaguskan/ memurnikan niatnya dalam mencari ilmu dengan tidak mengharapkan harta benda yang mulia dan menjauhi dari mencintai kedudukan, dimuliakan manusia serta dipuji oleh manusia, maka ia akan menjadi orang yang mulia. Barang siapa orang yang mencari ilmu itu karena Allah, maka pelajar tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali perkara dunia dan ia tidak akan mendapatkan baunya surga.
وَلْيَحْذَرَنْ أَنْ يُمَارِيَ بِهِ وَيُرَا #
ئِيَ بِهِ وَيُبِاهِيَ بِهِ خُيَلَا
وَلْيُعْمَلَنَّ بِمَا سَمِعَ مِنْ جُمَلِ #
عِلْمَ الْعِبَادَاتِ وَالْأَدَابِ مَا فَضُلَا
Hendaklah pelajar takut dengan perselisihan ilmu, unggul-unggulan  ilmu karena sombong dan mengamalkan sesuatu yang pernah didengarnya dari beberapa bagian ilmu ibadah dan ilmu akhlak yang utama.

فَذَا زَكَاةُ الْعُلُوْمِ سَبَبٌ وَصَلَا #
لِحِفْظِهَا مَنْ أَرَادَهُ أَتَى عَمَلَا
وَلْيُرْشِدَنَّ إِلَى الْعِلْمِ إِذَا ظَفَرَا #
بِهِ وَلَوْ كِلْمَةٍ لِلهِ مَا بَخِلَا
Beberapa amal akan menjadi pembersih beberapa ilmu yang akan menjadi sebab munculnya hafal beberapa ilmu, barang siapa mengharapkan hafal ilmu, maka lakukanlah ilmu itu dan mengajarkan ilmu yang telah diperolehnya walaupun satu kalimat karena Allah Ta’ala, maka ia tidak termasuk orang yang bakhil.
Catatan Kecil

4 komentar: