تَنْبِيْهُ اْلمُتَعَلِّمِ
مألّف : اَلْأُسْتَاذُ اَلْعَالِم
اَلْعَلَّامَةْ اَلْمُكَرَّمْ أَحْمَدْ مَيْسُوْر سِنْدِى اَلطُّرْسِدِى
فُوروَارجَا
Diterjemahkan oleh:
al-Ustad Imam Syafi'i, M.Pd.
dari (Krapyak - Kota Pekalongan)
Semoga manfaat dan barokah
Aaamiin 99x
اَلْحَمْدُ
لِلهِ جَلَّ ذِكْرُهُ وَصَلَا #
تُهُ السَّلَامُ
عَلَى كَنْزِ الْعُلَا كَمُلَا
Segala puji bagi Allah yang Maha Agung
مُحَمَّدٌ
ألِهِ وَصَحْبِهِ النُّجُوْمُ #
هَذَا كِتَابٌ
حَوَى آدَابَكَ اْلفُضَلَا
1. Al-Adab qoblal hudlur (adab sebelum hadir di tempat
belajar), antara lain yaitu:
لِطَالِبِ الْعِلْمِ يَنْبَغِيْ إِذَا حَضَرَا #
مَجْلِسَ عِلْمٍ تَطَهُّرٌ كَمَا فَعَلَا
لُبْسَ ثِيَابٍ نَظِيْفَةٍ وَقَدْ طَهُرَتْ #
تَطَيُّبٌ وَاسْتِيَاكٌ جَا وَقَدْ جَمُلَا
Sebelum masuk ke dalam tempat mencari ilmu (madrasah), pelajar dianjurkan untuk bersuci dengan wudlu’, memakai pakaian yang bersih
dan suci serta memakai parfum, dan menggunakan siwak supaya sampai di madrasah sudah dalam keadaan rapi.
يُعِدَّ مَا هُوَ مُحْتَاجٌ إِلَيْهِ لَدَى #
تَعَلُّمٍ كَيْ يَكُوْنُ حَاضِرًا كَمُلَا
2. Al-Adab fii majlisi al-ta’allumi (akhlak di tempat
belajar), antara lain, yaitu :
وَلْيَجْلِسَنْ فِى وَقَارٍ هَيْبَةٍ بِمَكَا #
نٍ بَارِزٍ لَائِقٍ يَعْتَادُ
قَدْ قَبِلَا
Pelajar duduk yang tenang (jatmiko), menghormati guru dan ilmu di
tempat yang sesuai dengan adab, maksudnya tidak terlalu dekat, tetap
(istiqomah), serta menghadap ke guru dan arah kiblat.
يَفْتَحُ يَخْتِمُ مَجْلِسًا بِحَمْدَلَةٍ #
ثُمَّ صَلَاةِ النَّبِيِّ تَوْفِيْقَهُ سَأَلَا
Kemudian
ia memulai belajar dengan mengucapkan basmallah, hamdallah, dan shalawat untuk
Nabi Muhammad SAW. sekeluarga dan para sahabat. Begitu pula ketika mengahiri
juga mengucap hamdallah.
يُصْغِى لِمَا شَيْخُهُ يُلْقِيْهِ مُعْتَنِيًا #
اَلْفَهْمَ يَكْتُبُ بِالتَّقْيِيْدِ مَا شَكَلَا
Kemudian pelajar memperhatikan terhadap
pelajaran yang diterangkan oleh guru supaya faham, dan menandai masalah-masalah
yang belum difaham supaya ditanyakan kepada gurunya sehingga faham.
3. Al-Adab ba’dal inshiraf (akhlak setelah selasai belajar),
antara lain yaitu:
يَعُوْدُ فَالدَّرْسَ آنِفًا يُرَاجِعُهُ #
حَتَّى يَكُوْنَ إِلَى الضَّمِيْرِ مُنْتَقَلَا
كَذَاكَ قَبْلَ حُضُوْرِ الثَّانِ جَدَّدَهُ #
حِفْظًا لِأَنْ حَلَّ فِى
الصَّدْرِ قَدِ انْعَقَلَا
Sepulang dari madrasah sampai di rumah kemudian
muroja’ah pelajaran yang baru dipelajari sampai pindah ke hati. Begitu juga
muroja’ah saat sebelum masuk lagi supaya ilmu tetap benar-benar terikat erat
dalam hati.
4. Al-Adab al-nafsiyah (akhlak terhadap jasad/badan/dirinya
sendiri), antara lain yaitu:
وَلْيَكُ
مُسْتَعْمِلًا بِحُسْنِ الْخُلُقِ #
عَالِى الْمَآدِبِ لِلْمَعَالِ مُرْتَحِلَا
مَنْ طَلَبَ
الْعِلْمَ بِالشَّرْعِ فَقَدْ طَلَبَا #
أَعْلَى أُمُوْرِ الدُّنَا وَالدِّيْنِ مُشْتَغِلَا
Pelajar menggunakan budi pekerti yang luhur. Karena
orang yang mencari ilmu syara’ itu benar-benar sibuk mencari tingginya masalah
dunia dan agama.
وَلْيَكُ
مَطْعَمَهُ حِلًا وَمَلْبَسَهُ #
آلَاتُهُ يَسْتَنِرْ طَوِيَّهُ صَقِلَا
Pelajar harus halal makanan dan pakaiannya, begitu
juga dengan peralatan belajarnya, karena hal itu yang menyababkan terang dan
beningnya hati yang sesuai untuk tempat ilmu.
وَلْيُقْلِلَنَّ
مُبَاحَاتٍ وَيَجْتَنِبَا #
عَنِ الْمَآثِمِ مَأْثَمٌ صَدَا نَزَلَا
قَالَ ابْنُ
إِدْرِيْسَ لَا يُفْلِحُ مَنْ طَلَبَا #
اَلْعِلْمَ مَعْ عِزَّةٍ وَوُسْعَةٍ حَمَلَ
Pelajar mengurangi hal-hal yang mubah dan
menjauhi hal-hal yang bisa menuju ke perbuatan dosa, karena satu dosa saja
sudah menjadi kotoran di hati. Imam Syafi’i berkata: Tidak sampai kemulyaan
yang sempurna seseorang yang menuntut ilmu dengan memanjakan badan dan hidup
bermewah-mewahan.
5. Al-Adab ma’al walidaini (akhlak terhadap kedua orang
tua), antara lain yaitu:
وَلْيَكُ
بُرًّا لِوَاِلدَيْهِ مُجْتَهِدًا #
وَدَاعِيًا مَهْدِيًا مِنْ بَعْدِ مَا نْتَقَلَا
Pelajar berbuat baik
terhadap kedua orang tua dengan sungguh-sungguh dan mendo’akannya serta
mengirim pahala kebaikan setelah wafatnya.
6. Al-Adab ma’a al-syaikh (akhlak terhadap guru), antara
lain yaitu:
وَلْيَعْتَقِدْ
بِجَلَالَةِ الْمُعَلِّمِ مَعْ #
رُجْحَانِهِ كَيْ يَكُوْنَ مُفْلِحًا قَبِلَا
Pelajar menyakini
kemuliaan dan keluhuran seorang guru agar pelajar menjadi orang yang beruntung
pada zaman yang akan dihadapinya.
وَلْيَتَحَرَّ
رِضَا أُسْتَاذِهِ وَكَذَا #
تَعْظِيْمَهُ مُخْلِصًا يَكُنْ مِنَ الْفُضَلَا
اَلْبَيْهَقِى
مِنْ أَبِيْ هُرَيْرَةٍ رَفَعَا #
تَوَاضَعُوْا مَنْ تَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ عَلَا
وَكَانَ
عِنْدَ الْمُغِيْرَةِ مَهَابَةُ إِبْــ #
ــرَاهِيْمَ
مِثْلَ مَهَابَةِ الْأَمِيْرِ وَلَى
Pelajar
bersungguh-sungguh mencari ridhanya guru dan mengagungkan guru dengan hati yang
bersih, maka pencari ilmu termasuk golongan orang yang utama. Imam Baihaqi menceritakan hadits marfu’ dari sahabat
Abi Hurairah RA. : sopan santunlah kalian semua terhadap orang yang
mengajarimu., sebagaimana Syaikh Mughirah takut kepada Syaikh
Ibrahim seprti takut terhadap raja yang menguasainya.
لَا يُضْجِزَنْهُ
فَإِنَّهُ لَهُ خَلَلُ #
خَشْيَةَ أَنْ يُحُرَمَ انْتِفَاعِ مَنْ فَعَلَا
وَلْيَكُ
مُسْتَأْذِنًا إِذَا تَعَذَّرَ مِنْ #
دُخُوْلِهِ
مُعْلِنًا عُذْرًا بِهِ نَزَلَا
Pelajar meminta
ijin kepada guru ketika ada halangan tidak masuk dalam belajar dengan
menjelaskan halangannya.
7. Al-Adab ma’al ilmi (akhlak terhadap ilmu), antara lain
yaitu:
وَلْيُفْرِغِ
الْجُهْدَ فِى التَّحْصِيْلِ أَنْ حَصَلَا #
وَلَمْ يَنَلْهُ
بِرَاحَةٍ أَتَى عَطَلَا
Pelajar
bersungguh-sugguh dengan sekuat tenaga dalam menghasilkan ilmu agar dapat
memperoleh ilmu, karena ilmu tidak akan didapat dengan bersantainya badan dan
banyak menganggur.
وَلْيَعْرِفَنْ
لَفْظَهُ لُغَتَهُ وَكَذَا #
إِعْرَابُهُ
وَمَعَانِيَ الَّذِيْ شَمِلَا
نُطْقًا
وَفَهْمًا مُحَقِّقَ الْجَمِيْعِ وَمُتْــ #
ــقِنًا لِحِفْظِ وَكَتْبَةِ الَّذِيْ شَكَلَا
مَنْ كَانَ
مُقْتَصِرًا عَلَى كِتَابَتِهِ #
سَمَاعِهِ أَتْعَبَ النَّفْسَ وَجَاءَ وَلَا
Hendaknya pelajar
mengetahui pada lafadhnya ilmu dan bahasanya ilmu, serta i’robnya lafadh,
beberapa makna yang diucapkan dan
kepahamannya sehingga menjadi jelas dan nyata atas semua itu supaya
memperkuat hafalannya dan menuliskan perkara yang samar. Karena barang siapa
yang menjaga dalam menulis ilmu dan mendengarkan ilmu saja, maka hanya akan
membuat lelah dan tidak akan mendapatkan kemanfaatannya.
وَلْيَبْحَثَنْ
أَهْلَ عِلْمٍ بِاْلمُذَاكَرَةِ #
هِيَ حَيَاةُ الْعُلُوْمِ قَالَهُ الْفُضَلَا
وَلْيَحْفَظَنْهُ
بِتَدْرِيْجٍ بِمَسْأَلَةٍ #
مِنْ بَعْدِ مَسْأَلَةٍ مَهْلًا يَنَلْ أَمَلَا
مَنْ طَلَبَ
الْعِلْمَ جُمْلَةً فَقَدْ طَلَبَا #
يَفُوْتُهُ الْعِلْمُ جُمْلَةً يَضِعْ عَمَلَا
Hendaknya pelajar
berbicara/ bermusyawarah dengan para ahli ilmu, karena hidupnya ilmu dengan
bermusyawarah. Dan pelajar menghafalkan per bab/ tiap satu permasalahan sampai
ke bab/ permasalahan yang lain dengan pelan-pelan, maka pelajar akan mudah
diingat-ingat per bab tersebut. Karena orang yang mencari ilmu dengan borongan/
semua bab, maka hal itu akan membuat repot bagi dirinya dan akan menjadi
sia-sia atas apa yang telah dilakukannya.
وَلْيَكُ
أَوْقَاتَهُ مُوَزَّعًا لِيَفِى #
بِمَا لَهَا مِنْ حُقُوْقِهَا فَمَا عَطَلَا
مُرَتِّبًا
لِلْأُمُوْرِ جَاعِلًا أَحَدَا #
اَلأَشْيَا مَكَانًا يُعَادِىْ كَسَلًا مَلَلًا
Hendaknya pelajar
dapat membagi waktu agar dapat memenuhi hak-haknya waktu sehingga tidak ada
waktu yang kosong dan sia-sia. Dan pelajar menata semua perkara dengan rajin seperti
meletakkan sesuatu pada tempat yang tetap serta melawan rasa malas dan bosan.
وَلْيُكْثِرِ
الدَّرْسَ لَيْلًا بِمُطَالَعَةٍ #
مُغْتَنِمًا سَحَرًا كَيْ يُدْرِكَ الْعُقَلَا
Hendaknya pelajar
memperbanyak untuk mengulang pelajaran di waktu malam terlebih lagi pada waktu
sahur agar dapat mengejar para ahli ilmu.
وَلْيَخْذَرِ
الْخَرْصَ فِى الْحِفْظِ تَحَمُّلِهِ #
عَلَى تَسَاُهُلِهِ أَنْ كَانَ قَدْ سَهُلَا
لَا يَمْنَعَنْهُ
الْحَيَاءُ الْكِبْرُ فِى الطَّلَبِ #
مِنْ أَخْذِهِ الْعِلْمَ مِمَّنْ دُوْنَهُ نَزَلَا
لَمْ يَنَلِ
الْعِلْمَ مُسْتَحْيٍ وَلَا مُتَكَبْــ #
بِّــرٌ وَلَا الْمَاءُ سَالَ صَاعِدًا جَبَلَا
Hendaknya pelajar
merasa takut dan tidak meremehkan ilmu dengan beralasan ilmu itu mudah dan
tidak merasa malu serta sombong terhadap orang yang lebih rendah nasabnya dan
umurnya serta lain-Nya, karena orang yang malu dan orang yang sombong tidak
akan mendapatkan ilmu, sebagaimana tidak ada air yang mengalir ke atas gunung.
مَنْ لَيْسَ
مُحْتَمِلًا ذُلَّ التَّعَلُّمِ سَا #
عَةً فَفِى ذِلَلِ الْجَهْلِ بَقِىْ طِوَلَا
Barang siapa yang
tidak bisa menanggung deritanya (cobaan) mencari ilmu dalam waktu yang pendek,
maka orang itu akan berada dalam kebodohan yang hina pada waktu yang lama.
وَلْيُصْلِحَنْ
نِيَّةَ الْعِلْمِ بِحَيْثُ يَكُوْ #
نُ مُخْلِصًا لَمْ يُرِدْ عَرْضَ الدُّنَا سَفُلَا
مُبْتَعِدًا
عَنْ مَحَبَّةِ الرِّيَاسَةِ تَعْــ #
ــظِيْمِ الْأُنَاسِ وَمَدْحِهِمْ لَهُ جَزُلَ
مَنْ طَلَبَ
الْعِلْمَ لِلهِ وَمَا طَلَبَا #
إِلَّا الدُّنَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجِنَانِ جَلَا
Pelajar hendaknya
membaguskan/ memurnikan niatnya dalam mencari ilmu dengan tidak mengharapkan
harta benda yang mulia dan menjauhi dari mencintai kedudukan, dimuliakan
manusia serta dipuji oleh manusia, maka ia akan menjadi orang yang mulia.
Barang siapa orang yang mencari ilmu itu karena Allah, maka pelajar tidak akan
mendapatkan apa-apa kecuali perkara dunia dan ia tidak akan mendapatkan baunya
surga.
وَلْيَحْذَرَنْ
أَنْ يُمَارِيَ بِهِ وَيُرَا #
ئِيَ بِهِ وَيُبِاهِيَ بِهِ خُيَلَا
وَلْيُعْمَلَنَّ
بِمَا سَمِعَ مِنْ جُمَلِ #
عِلْمَ الْعِبَادَاتِ وَالْأَدَابِ مَا فَضُلَا
Hendaklah pelajar
takut dengan perselisihan ilmu, unggul-unggulan
ilmu karena sombong dan mengamalkan sesuatu yang pernah didengarnya dari
beberapa bagian ilmu ibadah dan ilmu akhlak yang utama.
فَذَا زَكَاةُ
الْعُلُوْمِ سَبَبٌ وَصَلَا #
لِحِفْظِهَا مَنْ أَرَادَهُ أَتَى عَمَلَا
وَلْيُرْشِدَنَّ
إِلَى الْعِلْمِ إِذَا ظَفَرَا #
بِهِ وَلَوْ كِلْمَةٍ لِلهِ مَا بَخِلَا
Beberapa amal akan menjadi pembersih beberapa ilmu yang akan
menjadi sebab munculnya hafal beberapa ilmu, barang siapa mengharapkan hafal
ilmu, maka lakukanlah ilmu itu dan mengajarkan ilmu yang telah diperolehnya
walaupun satu kalimat karena Allah Ta’ala, maka ia tidak termasuk orang
yang bakhil.
Catatan
Kecil
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMaturnuwun ustadz
BalasHapusAssalamualaikum ust... Boleh saya copas??
BalasHapusAlo
BalasHapus