Sabtu, 01 Oktober 2016

EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Aplikatif)



EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Aplikatif)
Oleh:
IMAM SYAFI’I (2052115026)

Mahasiswa Pascasarjana Magister Pendidikan Agama Islam
IAIN Pekalongan
2016
ABSTRAK
Sebagai seorang pendidik, guru sering dihadapkan untuk mengambil keputusan penting terkait siswa, seperti menentukan seorang siswa perlu mengulang materi, naik kelas, lulus ataukah tidak. Itu bukan pekerjaan yang mudah.
Istilah evaluasi yaitu suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.
Kata kunci: Evaluasi, Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam

Evaluasi merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengajaran. Pada sebagian guru masih ada asumsi yang kurang tepat. Asumsi yang tidak pada tempatnya misalnya, adalah hal biasa jika kegiatan evaluasi tidak mempunyai tujuan tertentu, kecuali bahwa evaluasi adalah kegiatran yang diharuskan oleh peratuaran atau undang-undang.
Aturan yang mengikat tersebut termasuk pasal 58 ayat (1) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, yang menyatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, uraian berikut mendiskusikan cara evaluasi yang dilakukan guru untuk menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
Ada empat pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam melakukan evaluasi belajar antara lain; menidentifikasi tujuan, menentukan pengalaman belajar, menentukan standar dan mengembangkan ketrampilan.[1]
A.       Definisi Evaluasi, Pembelajaran dan PAI
Evaluasi mempunyai arti yang berbeda untuk guru yang berbeda. Berikut beberapa arti yang telah secara luas dapat diterima oleh para guru di lapangan antara lain;
1.         Dikutip oleh H.M Sukardi dalam bukunya yang berjudul evaluasi pendidikan (prinsip dan operasionalnya) disebutkan bahwa;
Evaluation is a process which determines the extent to which objectives have been achieved (Cross, 1973: 5),

yang artinya bahwa evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai.[2]
2.         Dikutip oleh S. Eko Putro Widoyoko dalam bukunya yang berjudul evaluasi program pembelajaran disebutkan bahwa;
Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing descriptive and judgmental information about the worth and merit of some object’s goals, design, implementation, and impact in order to guide decision making, serve needs for accountability, and promote understanding of the involved phenomena,

yang artinya evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.[3]
3.         Dalam komite Studi Nasional tentang Evaluasi dari UCLA (Stark dan Thomas, 1994: 12) menyatakan bahwa; evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyususnan program selanjutnya.[4]
4.         Dikutip oleh S. Eko Putro Widoyoko dalam bukunya yang berjudul evaluasi program pembelajaran disebutkan bahwa; Brinkerhoff (1986:ix) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai.[5]
5.         Evaluasi adalah proses pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.[6]
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.[7]
Sedangkan pembelajaran merupakan salah satu bentuk program, karena pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang matang dan dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai orang, baik guru maupun siswa, memiliki keterkaitan antara kegiatan pembelajaran yang satu dengan kegiatan pemebelajaran yang lain, yaitu untuk mencapai kompetensi bidang studi yang pada akhirnya untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan, serta berlangsung dalam oraganisasi.[8]
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan umpan balik atau feed back bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program pendidikan.
B.       Tujuan dan Peranan Evaluasi Pembelajaran PAI
Dengan evaluasi, maka dapat diketahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui materi pula tingkat perubahan perilakunya. Selain itu, evaluasi bertujuan mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan kurang cerdas dan dilakukan tindakan yang tepat bagi mereka. Bagi peserta didik yang cerdas dapat diberikan pelajaran tambahan yang meningkatkan kecerdasannya, dan bagi yang kurang cerdas dapat diberikan perhatian khusus dalam rangka mengejar kekurangannya.
Lebih dari itu, sasaran evaluasi tidak hanya bertujuan mengevaluasi peserta didik saja, melainkan juga bertujuan mengevaluasi pendidik, materi pendidikan, proses penyampaian materi pelajaran, dan berbagai aspek lainnya yang berkaitan dengan materi pendidikan. Hal ini perlu dilakukan, karena antara satu komponen pendidikan dan komponen pendidikan lainnya saling berekaitan.[9]
Ada beberapa tujuan mengapa evaluasi dilakukan oleh setiap guru. Minimal ada 6 evaluasi dalam kaitannya dengan belajar mengajar antara lain sebagai berikut;
1.         Menilai ketercapaian (attainment) tujuan; tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi yang digunakan oleh seorang guru.
2.         Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi.
3.         Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.
4.         Memotivasi belajar siswa.
5.         Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling.
6.         Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.[10]
Adapun peranan pembelajaran PAI antara lain;
1.         Fungsi Evaluasi Pendidikan
a.    Evaluasi berfungsi selekif
Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya, dimana seleksi tersebut mempunyai beberapa tujuan.
b.    Evaluasi berfungsi diagnostik
Dengan mengadakan evaluasi, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.
c.    Evaluasi berfungsi sebagai penempatan
Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu evaluasi.
d.   Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan
Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil terapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode pembelajaran, kurikulum, sarana, dan sistem kurikulum.
Sedangkan evaluasi dalam pengembangan sistem pendidikan dimaksudkan untuk:
a.    Perbaikan sistem
Dalam konteks ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil penilaian dijadikan input bagi perbaikan-perbaikan yang diperlukan di dalam sistem pendidikan yang sedang dikembangkan.
b.    Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
Dalam pertanggungjawaban hasil yang telah dicapainya, pihak pengembang perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari sistem yang sedang dikembangkannya serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. Untuk menghasilkan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan diperlukan kegiatan evaluasi.
c.    Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan sistem pendidikan dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan: pertama, apakah sistem baru tersebut akan atau tidak akan disebarluaskan? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana pula sistem baru tersebut akan disebarluaskan? Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjwab pertanyaan yang kedua itulah diperlukan kegiatan evaluasi.[11]
C.       Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran PAI
Prinsip tidak lain adalah pernyataan yang mengandung kebenaran hampir sebagian besar, jika tidak dikatakan benar untuk semua kasus. Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti penting, karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi petunjuk atau kenyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara yang benar.
Dalam bidang pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut ini;
1.         Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan.
2.         Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif.
3.         Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik.
4.         Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu.
5.         Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.
Sedangkan menurut Slameto (2001: 16), evaluasi harus mempunyai minimal tujuh prinsip, antara lain sebagi berikut; terpadu, menganut, cara belajar siswa aktif, kontinuitas, koherensi dengan tujuan, menyeluruh, membedakan (diskriminasi) dan pedagogis.[12]
Dalam bukunya, Abudin Nada yang berjudul ilmu pendidikan dijelaskan bahwa prinsip-prinsip evaluasi antara lain;
a.    Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran di samping tujuan instruksional dan materi serta metode pengajaran. Tujuan instruksional, materi danmetode pengajaran, serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpdu yang tidak boleh dipisahkan. Karena itu, perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun satuan pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan instruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.
b.    Keterlibatan siswa
Prinsip ini berkaitan erat dengan meode belajar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif, siswa mutlak. Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajar yang djalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi.
c.    Koherensi
Evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.
d.   Pedagogis
Evaluasi perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis. Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya.
e.    Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (accountability) agar dapat dipertimbangkan pemanfaatannya.[13]
D.       Sistem Evaluasi Pembelajaran PAI
1.    Langkah Perencanaan
Sukses atau tidaknya suatu program evaluasi pada hakikatnya turut menentukan olh baik tidaknya perencanaan. Makin sempurna kita melakukan langkah pokok peencanaan, makin sedikit kesulitan ang akan kita jumpai dalam pelaksanaan langkah-langkah berikutnya.
2.    Langkah Pengumulan Data
Hal yang kita hadapi dalam melakukan langkah ini adalah menentukan data apa saja yang kia butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita hadapi dengan baik.
3.    Langkah Penelitian Data
Data yang telah terkumpul harus disaring terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan atau verifikasi data bertujuan untuk memisahkan data yang baik dari data kurang baik yang akan dapat memperjelas atau bahkan merusak gambaran yang akan kita peroleh mengenai hal yang sedang kita evaluasi.
4.         Langkah Pengolahan Data
Langkah pengolahan ata merupakan suatu keharusan. Fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi adalah untuk memeroleh gambaran yang selengkap-lengkapnya tentang diri orang yang sedang dievaluasi .
5.         Langkah Penafsiran Data
Dalam prakteknya, langkah pengolahan data dan penafsiran data tidak dipisah-pisahkan. Kalau kita melakukan suatu pengolahan terhadap suatu data, dengan sendirinya kita akan memperoleh tafsir makna data yang kita hadapi.
6.         Langkah Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik
a.       Memperjelas tujua intruksional
b.      Penilaian awal yang menentukan kebutuhan peserta didik
c.       Memonitoring kemajuan peserta didik
7.         Laporan Hasil Penelitian
a.       Laporan kemajuan umum
b.      Laporan kemajuan khusus.[14]

\
E.       Cara Pelaksanaan/ Teknik Evaluasi Pembelajaran PAI
1.    Instrumen Evaluasi
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan  secara lebih efektif dan efesien. Kata “alat” biasa disebut dengan istilah “instrument”. Dengan demikian, alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi.
Untuk memperjelas pengertian “alat” atau “instrument”, terapkan pada dua cara mengupas kelapa, yang sau menggunakan pisau perag, yang satu lagi tidak. Tentu saja dengan pisau perang  hasilnya akan lebih baik dan lebih cepat dilakukan dibandingkan dengan cara yang pertama. Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi.
Contoh pertama :
Jika yang dievaluasi suatu keterampilan siswa dalam membaca, maka hasil evaluasinya berupa gambaran tentang tingkat keterampilan siswa dalam membaca.
Contoh kedua :
Jika yang dievaluasi seberapa siswa mampu mengingat nama kota atau sungai, hasil evaluasinya berupa beberapa banyak siswa dapat menyebutkan nama kota dan sungai yang diingat.
Dengan pengertian tersebut, alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu dengan hasil seperti kaadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau teknik, maka dikenal dengan teknik evaluasi. Seperti disebutkan di atas, ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes.[15]
2.    Teknik Evaluasi
a.    Teknik non tes
1)   Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.
2)   Kuesioner (questionaire)
Kusioner sering dikenal sebagai angket, yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).[16]
3)   Daftar cocok (check list)
Yang dimaksud daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana reponden yang dievaluasi hanya membubuhkan tanda cocok (centang) ditempat yang telah disediakan.
4)   Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
5)   Pengamatan (observation)
Pengamatan yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
6)   Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dimulai.
b.    Teknik tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul infomasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat ukur yang lain, tes ini bersfat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Ditinjau dari segi keunaan untk mengukur siswa, ada tiga macam tes, yaitu:
1)   Tes diagnostik
Tes yanhg digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
2)   Tes formatif
Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Evaluai formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses.[17]
3)   Tes sumatif
Tes sumaif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok  program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formaif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatf dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir semester.[18]
F.        Syarat Evaluasi Pembelajaran PAI
Evaluasi untuk suatu tujuan tertentu penting, tetapi ada kemungkinan tidak menjadi bermanfaat lagi untuk tujuan lain. Oleh karena itu, seorang guru harus mengenal beberapa syarat-syarat yang harus dipatuhi agar mereka dapat merencana dan melakukan evaluasi dengan bijak dan tepat.
Suatu evaluasi perlu memenuhi beberapa syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian direfleksikan dalam bentuk tingkah laku. Evaluasi yang baik, harus mempunyai syarat seperti berikut :
1.    Valid                                               5. Membedakan
2.    Andal                                              6. Norma
3.    Objektif                                          7. Fair
4.    Seimbang                                        8. Praktis

G.      Karakteristik Evaluasi Pembelajaran PAI
Kegiatan evaluasi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa karakteristik penting, da antaranya sebagai berikut :
1.    Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi.
Hal ini terjadi misalnya seorang guru melakukan penilaian terhadap kemampuan yang tidak tampak dari siswa. Apa yang dilakukan adalah ia lebih banyak menafsir melalui beberapa aspek penting yang diizinkan seperti melalui penampilan, keterampilan, atau reaksi mereka terhadap suatu stimulus yang diberikan secara terencana.
2.    Lebih bersifat tidak lengkap, Dikarenakan evaluasi tidak dilakukan secara kontinu maka hanya merupakan sebagian fenomena saja. Atau dengan kata lain, apa yang dievaluasi hanya sesuai dengan pertanyaan item yang direncanakan oleh seorang guru.
3.    Mempunyai sifat kebermaknaan relatif. Ini berarti, hasil penilaian tergantung pada tolak ukur yang digunakan oleh guru. Di samping itu, evaluasi pun tergantung dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan.[19]
Maka sangat penting bagi guru agar ketika merencanakan kegiatan evaluasi, sebaiknya perlu mempertimbangkan lebih dahulu karakteristik evaluasi yang manakah, yang hendak dibuat untuk para siswa.[20]

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Hamzah B. Uno dan Satria Koni, 2013. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Kencana Prenada media Group.

Putro Widoyoko, Eko. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik dan Calon Pendidik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukardi. 2012. Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya), (Jakarta: Bumi Aksara.


[1] H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 12.
[2] H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya), . . . hlm. 1.
[3] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik dan Calon Pendidik), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 3.
[4] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik dan Calon Pendidik), . . . hlm. 4.
[5] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik dan Calon Pendidik), . . . hlm. 5.
[6] Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assesment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 3.
[7] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana Prenada media Group, 2010), hlm, 307.
[8] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik dan Calon Pendidik), . . . hlm. 9.
[9] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan.., hlm. 308.
[10] H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya), . . . hlm. 9-10.
[11] Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 14-18.
[12] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik dan Calon Pendidik), . . . hlm. 4-5.
[13] Ibid., hlm. 19-21.
[14] Ibid., hlm, 132-167.
[15]Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013), hlm. 40.
[16] Ibid., hlm. 29-30.
[17] Ibid., hlm. 32-39.
[18] Ibid., hlm. 42.
[19] Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012), hlm. 3-4.
[20] Ibid.,hlm. 4.