BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan akhlak dalam
Al-Qur’ân, salah satunya dapat diambil dari pemahaman terhadap surat al-Alaq
ayat 1-5, yang secara tekstual menyatakan perbuatan Allah SWT. dalam
menciptakan manusia sekaligus membebaskan manusia dari kebodohan.[1]
Akhlak menjadi sesuatu
yang sangat penting dan berharga bagi kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara, sudah tentu etika yang baik dan mulia (akhlaqul karimah).
Mengingat dengan etika akan membentuk watak bangsa yang berkarakter dan
memiliki jati diri. Pada masa Presiden Soekarno ketika itu, dalam setiap
kesempatan senantiasa mengingatkan tentang arti pentingnya “nation and
character building (pembangunan bangsa dan karakter)”, karena dengan
memiliki karakter, suatu bangsa akan dihargai dan diperhitungkan oleh bangsa
manapun di dunia ini.[2]
Akhlak yang juga merupakan
fondasi yang kokoh bagi terciptanya hubungan baik antara hamba dengan Allah
SWT, antara hamba dengan sesama, dan antara hamba dengan lingkungan serta
antara jiwa hamba dan raganya sendiri. Akhlak yang mulia tidak lahir
berdasarkan keturunan atau terjadi secara tiba-tiba. Akan tetapi, membutuhkan
proses panjang, yakni melalui pendidikan akhlak.
Dengan demikian,
pendidikan akhlakul karimah merupakan suatu tindakan yang berhubungan
dengan tiga unsur yang sangat penting, yaitu sebagai berikut:[3]
1.
Kognitif, yang mana
pengetahuan dasar manusia melalui potensi intelektualitasnya.
2.
Afektif, yang mana
pengembangan potensi akal manusia melalui upaya menganalisis berbagai kejadian
sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan.
3.
Psikomotorik, yaitu
pelaksanaan pemahaman rasional ke dalam bentuk perbuatan yang kongret.
Ibn Maskawaih telah mengisyaratkan
bahwa tujuan pendidikan adalah terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia, yang
disebutnya isabah al-khuluq as-syarif, yakni pribadi yang mulia secara
substansial dan essensial, bukan kemuliaan yang terporal dan aksidental,
seperti pribadi yang materialistis dan otokratis.[4]
Kemudian pendidikan
akhlak yang dibangun secara terus-menerus akan lebih kuat mewujudkan tujuan
kehidupan sosial meskipun dalam kenyataannya, kehidupan tidak berjalan mulus,
selalu ada perilaku menyimpang, yaitu suatu perilaku yang diekspresikan oleh
individu atau kelompok yang secara sadar atau tidak disadari, tidak
menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku. Dengan cara mengawasi dan
memperhatikan tingkah laku putra-putri dan anak didik yang menjadi tanggung
jawab kita semua melalui penanaman tingkah laku yang baik secara lahir di lubuk
hati mereka dan menjauhkan mereka dari tingkah laku yang tercela agar mereka
menjadi orang yang terdidik dan beradab, yang berguna bagi nusa dan bangsa.[5]
Kepala madrasah MTs
Nurul Islam menuturkan bahwa permasalahan pelajar dari hari ke hari mengalami
peningkatan. Akhlak pelajar juga semakin menghawatirkan. Contohnya bolos
sekolah padahal dari rumah pamit untuk berangkat sekolah tapi tidak sampai di
sekolah, berani pada guru di sekolah, berkelahi antar teman, pengrusakan sarana
prasarana sekolah dan pacaran. Banyak pula pelajar laki-laki dan perempuan
berpegangan tangan padahal bukan muhrim, gaya berpakaian ala barat yang ketat
serta memperlihatkan bentuk tubuh. Hal ini tidak sesuai dengan ajaran agama,
terlebih hal berakhlak dalam kehidupan sehari-hari.[6]
Kemudian pada awal observasi penelitian, peneliti menemukan
beberapa permasalahan yang berkenaan dengan akhlak antara lain: masih banyak
pelajar yang bercanda dan bersenda gurau saat melaksanakan ibadah baik dalam
melaksanakan shalat maupun berdo’a, tidak disiplin waktu dalam belajar, masih
ada pelajar yang tidak rapi dalam berpakaian, masih ada pelajar yang tidak bisa
menghormati teman sejawatnya, masih ada pelajar yang membuang sampah tidak pada
tempatnya, masih banyak pelajar yang tidak ikut serta dalam perawatan tanaman
bunga yang ada di lingkungan madrasah melainkan memetik bunga seenaknya sendiri.[7]
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah satu guru mapel Ta’lim
(Akhlak dalam belajar) di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan mengatakan
bahwa:
“banyak
dari pelajar MTs Nurul Islam Krapyak yang belum dapat memahami dan
mengaplikasikan isi kandungan akhlak pelajar yang ada.”[8]
Dari data di atas penulis akan meneliti tentang implementasi
pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, yang mana tesis ini
sebagai kajian ilmiah di bidang pendidikan agama Islam yang lebih menekankan
dalam hal tujuan, materi, metode, proses dan evaluasi pendidikan akhlak pelajar
di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan pokok yang akan
dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana implementasi (tujuan,
materi, metode, proses dan evaluasi) pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam
Krapyak Pekalongan ?
2.
Faktor-faktor apa saja yang
mendukung dan menghambat proses implementasi pendidikan akhlak di MTs Nurul
Islam Krapyak Pekalongan ?
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari beberapa permasalahan di
atas, yaitu :
1.
Untuk mendeskripsikan dan
menganalisis kritis tujuan, materi, metode, proses dan evaluasi pendidikan
akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak
Pekalongan.
2.
Untuk mendeskripsikan dan menganalisis
kritis faktor yang mendukung dan menghambat proses implementasi pendidikan
akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak
Pekalongan.
Selain itu, hasil
penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan agama Islam yang berkenaan dengan
pendidikan akhlak dan sekaligus penambah hasanah perpustakaan perguruan tinggi.
Sedangkan Kegunaan
penelitian ini adalah :
1.
Secara Teoritis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan, informasi dan
cakrawala ilmu yang berkenaan dengan kependidikan sebagai referensi yang berupa
bacaan ilmiah dan khususnya dalam hal pengajaran dan mengimplementasikan
pendidikan akhlak .
2.
Secara Praktis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat membantu dalam memberikan informasi dan sumbangan pemikiran
bagi penulis, para pemerhati pendidikan, baik kalangan pengajar maupun
masyarakat dalam mendidik dan membina akhlak pelajar.
Lebih khususnya bagi
guru aqidah akhlak dan ta’lim agar bisa menjadi bahan evaluasi untuk
penerapan pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
Sedangkan bagi madrasah, diharapkan bisa menjadi tolak ukur dalam upaya
meningkatkan pendidikan akhlak pelajar di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
D.
Kajian Pustaka
Adapun penelitian
yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan penulis lakukan di
antaranya sebagai berikut:
1.
Penelitian yang dilakukan
oleh Rohimin (2052113010) tahun 2015 dalam tesisnya yang berjudul: “Implementasi
Pendidikan Akhlak di SMA Negeri 1 Comal Kabupaten Pemalang”. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik
pengumpulan datanya yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan
teknik analisis datanya menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk pendidikan akhlak di SMA Negeri 1 Comal
Kabupaten Pemalang terbagi menjadi dua yaitu terintegrasi dalam mata pelajaran
PAI dan PKn serta dalam pembiasaan keteladanan para guru. Adapun materi
pendidikan akhlaknya dengan membiasakan akhlak terpuji dan menghindari perilaku
tercela serta membiasakan 3S (Senyum, Salam, dan Sapa). Sedangkan metode yang
dipakai yaitu metode ceramah, tanya jawab, praktik, pembiasaan dan keteladanan.
Kemudian evaluasinya dengan unjuk kerja dan tes tertulis serta peningkatan
kedisiplinan melalui bimbingan konseling dan periksaan barang bawaan siswa.[9]
2.
Penelitian yang dilakukan
oleh Musono (2052113008) tahun 2015 dalam tesisnya yang berjudul: “Pendidikan
Akhlak Peserta Didik di MTs Muhammadiyah Batang”. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research).
Teknik pengumpulan datanya yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif dengan teknik
berfikir induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan akhlak di
MTs Muhammadiyah Batang secara garis besar mencakup tiga sasaran yaitu akhlak
terhadap Allah SWT, akhlak terhadap manusia dan akhlak terhadap
lingkungan. Dalam pembentukan akhlak perlu adanya pendidikan Islam yang
mengarahkan akhlak tersebut.[10]
3.
Penelitian yang dilakukan
oleh Eri Hendri Kusumo dalam tesisnya yang berjudul: “Implementasi
Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Baru”.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dikategorikan penelitian
lapangan (field research). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan potensi siswa, sebagai
bekal berupa ketrampilan. Adapun nilai-nilai karakternya yaitu karakter
disiplin, bertanggung jawab, dan bekerja sama. Nilai-nilai pada setiap kegiatan
ekstrakurikuler secara psikologis sebagai hasil keterpaduan yaitu: olah hati,
karakter yang dikembangkan berupa peduli lingkungan dan sosial, hidup sehat,
disiplin, bertanggung jawab dan berjiwa Qur’ani.[11]
4.
Syarifah dalam tesisnya yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pembentukan Akhlak Dalam Kalangan Pelajar Sekolah
Menegah
Umum (SMU) di
Kota Medan”. Penelitian
ini merupakan penelitian lapangan dengan
pendekatan penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak kalangan pelajar di Kota
Medan ialah pemberian pendidikan agama yang cukup, peran ibu
bapak, peranan media massa, dan mengisi waktu luang dengan perkara-perkara yang berfaidah.[12]
5. Penelitian yang dilakukan oleh Naili Qurrotul Aina dengan judul;
“Implementasi Pendidikan Akhlak Anak Di Kalangan Keluarga Karyawan Perempuan
PT. MFI Pekalongan Di Desa Sidorejo Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang”,
penelitian ini membahas tentang pendidikan akhlak dalam keluarga karyawan PT
MFI Pekalongan dengan menggunakan metode pendekataan kepustakaan (library
research) dan teknik pengumpulan datanya dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi, teknik analisisnya dengan teknik analisis deskriptif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pendidikan akhlak yang dilakukan oleh
keluarga karyawan PT. MFI Pekalongan terhadap anak dalam kehidupan
sehari-harinya dengan tujuan selamat di dunia dan akhirat. Materi pendidikan
yang diajarkan adalah membiasakan anak untuk sholat, puasa, berperilaku yang
baik, jujur, suka tolong menolong, dan patuh kepada orang tua dan membuang sampah
pada tempatnya.[13]
6. Penelitian yang dilakukan oleh Uun Fatkhunaji dengan judul tesis;
“Implementasi Pendidikan Akhlak untuk Anak dalam Keluarga Guru PNS Di Desa
Pegandon Karangdadap Pekalongan”, penelitian ini membahas tentang
pendidikan akhlak anak dalam keluarga guru PNS di desa Pegandon Karangdadap
Pekalongan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode wawancara dalam
pengambilan datanya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya potret keberagaman
guru PNS di Desa Pegandon di karangdadap pekalongan pada kategori cukup baik
dan adanya peran orang tua dalam proses mengimplementasikan pendidikan akhlak
di Desa Pegandong Karangdadap Pekalongan.[14]
7. Penelitian yang dilakukan oleh Iliyaturrochimah dengan judul
tesis; “Implementasi Metode Keteladanan dalam Pendidikan Akhlak Siswa MI
Islamiyah Pretek Pecalungan Batang”, yang mengkaji tentang implementasi
metode keteladanan dalam pendidikan akhlak siswa MI Islamiyah dengan pendekatan
kualitatif yang memakai wawancara, observasi dan dokumentasi dalam pengambilan
datanya. Hasil penelitian ini yaitu adanya penggunaan metode keteladanan yang
dimulai dari dewan guru sebagai figur yang baik sehingga siswa menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan MI Islamiyah Pretek Pecalungan.[15]
Untuk
memudahkan dalam memahami persamaan dan perbedaan penelitian yang relevan
dengan penelitian penulis, maka dibuatlah tabel sebagai berikut:
Tabel
1.1
Persamaan
dan Perbedaan (Orisinalitas Penelitian)
No
|
Peneliti (Judul)
|
Persamaan
|
Perbedaan
|
1
|
Rohimin
(Implementasi Pendidikan Akhlak di SMA Negeri 1 Comal Kabupaten Pemalang)
|
Tema
tentang implementasi pendidikan akhlak pelajar, merupakan penelitian
kualitatif. Metode yang digunakan yaitu dokumentasi, wawancara dan observasi.
|
Analisis
data peneliti yaitu teknik deskriptif analisis kritis, sedangkan Rohimin
memakai teknik analisis deskriptif kualitatif. Objek penelitian yang peneliti
lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga sedangkan Rohimin di SMA N 1
Comal. Fokus kajian peneliti yaitu implementasi (tujuan, materi, metode,
proses dan evaluasi) pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Keapyak, sedangkan
Rohimin fokus pada bentuk, materi, metode dan evaluasi pendidikan akhlak di
SMA N 1 Comal.
|
2
|
Musono
(Pendidikan Akhlak Peserta Didik di MTs Muhammadiyah Batang)
|
Tema
penelitian tentang pendidikan akhlak peserta didik di MTs. Jenis penelitian
yaitu penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan
kualitatif dan teknik pengumpulan datanya juga sama.
|
Analisis
data peneliti yaitu teknik deskriptif analisis kritis, sedangkan Musono
memakai teknik analisis data deskriptif dengan teknik berfikir induktif.
Objek penelitian yang peneliti lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga
sedangkan Musono di MTs Muhammadiyah Batang. Fokus kajian peneliti yaitu
implementasi pendidikan akhlak sedangkan Syarifah fokus pada sasaran
pembentukan akhlak di MTs.
|
3
|
Eri
Hendro Kusumo (Implementasi Pendidikan Karakter Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Baru)
|
Tema
penelitian tentang implementasi pendidikan perilaku. Jenis penelitian yaitu
penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif.
|
Objek
penelitian yang peneliti lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga
sedangkan Eri Hendri Kusumo di SMA N 02 Kota Baru. Fokus kajian peneliti
yaitu implementasi pendidikan akhlak sedangkan Eri Hendri Kusumo fokus pada Pendidikan
Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler.
|
4
|
Syarifah (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak
Dalam Kalangan
Pelajar Sekolah Menegah Umum (SMU) di Kota Medan)
|
Tema
penelitian tentang akhlak dalam kalangan pelajar. Jenis penelitian yaitu
penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif.
|
Analisis
data peneliti yaitu teknik deskriptif analisis kritis, sedangkan Syarifah
memakai teknik analisis deskriptif kualitatif. Objek penelitian yang peneliti
lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga sedangkan Syarifah di Sekolah
Menengah Umum (SMU) Kota Medan. Fokus kajian peneliti yaitu implementasi
pendidikan akhlak sedangkan Syarifah fokus pada faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan akhlak pelajar SMU di Kota Medan.
|
5
|
Naili
Qurrotul Aina dengan (Implementasi Pendidikan Akhlak Anak Di Kalangan
Keluarga Karyawan Perempuan PT. MFI Pekalongan Di Desa Sidorejo Kecamatan
Warungasem Kab. Batang)
|
Tema
penelitian tentang pendidikan akhlak. Jenis penelitian yaitu penelitian
lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Fokus kajian
pada implementasi pendidikan akhlak.
|
Analisis
data peneliti yaitu teknik deskriptif analisis kritis, sedangkan Naili teknik
analisisnya dengan teknik analisis deskriptif. Objek penelitian yang peneliti
lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga sedangkan Naili pada Kalangan Keluarga
Karyawan Perempuan PT. MFI Pekalongan di Desa Sidorejo Kec. Warungasem Kab.
Batang.
|
6
|
Uun
Fatkhunaji (Implementasi Pendidikan Akhlak untuk Anak dalam Keluarga Guru
PNS Di Desa Pegandon Karangdadap Pekalongan)
|
Tema
penelitian tentang pendidikan akhlak. Jenis penelitian yaitu penelitian
lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Fokus kajian
pada implementasi pendidikan akhlak.
|
Teknik
pengumpulan data peneliti yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi
sedangkan Uun dengan wawancara saja. Objek penelitian yang peneliti lakukan
di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga sedangkan Uun yaitu anak dalam keluarga
guru PNS di Desa Pegandon Karangdadap Pekalongan.
|
7
|
Iliyaturrochimah
(Implementasi Metode Keteladanan dalam Pendidikan Akhlak Siswa MI
Islamiyah Pretek Pecalungan Batang)
|
Tema
penelitian tentang pendidikan akhlak. Jenis penelitian yaitu penelitian
lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data yaitu dokumentasi, interview dan observasi
|
Objek
penelitian yang peneliti lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga
sedangkan Iliyatur di Siswa MI Islamiyah Pretek Pecalungan Batang. Fokus
kajian peneliti yaitu implementasi pendidikan akhlak sedangkan Iliyatur fokus
pada implementasi metode keteladanan dalam pendidikan akhlak siswa MI
Islamiyah Pretek.
|
Sedangkan tesis yang penulis susun lebih
pada implementasi pendidikan akhlak di
MTs Nurul Islam yang meliputi; perencanaan (tujuan, materi, metode), pelaksanaan
(peran guru, teknik dan media), dan evaluasi dalam pendidikan akhlak di MTs
Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
E.
Kerangka Teoritik
1.
Kajian Teori
Sebagaimana pengertian
akhlak yang telah dinukil oleh Muchson dan Samsuri, bahwa Al-Ghazali
mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral, sebagai perangai
(watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber
timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu
dipikirkan dan direncanakan sebelumnya.[16]
Selain itu menurut Ibn
Miskawaih yang dikenal sebagai pakar bidang akhlak mengatakan bahwa akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[17]
Sedangkan teori
pendidikan akhlak menurut Al-Khatib Al-Baghdadi; bahwa akhlak sebagai sesuatu
yang sangat penting. Bahkan akhlak dijadikannya sebagai inti dan sekaligus
identitas kehidupan.[18]
Kemudian
aspek-aspek pendidikan menurut Ibn Taimiyah adalah; pertama, dilihat
dari ruang lingkup belajar, tujuan pendidikan yang harus dirumuskan dalam tiga
mantra capaian, yaitu kognitif (penguasaan ilmu), afektif (penguasaan akhlak),
dan mantra psikomotorik (penguasaan ketrampilan). Kedua, dilihat dari
segi pola mengajar.[19]
Agama Islam mempunyai tiga cabang yang saling berkaitan, yaitu
akidah, syariat, dan akhlak. Akhlak hendaknya menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya.
Akhlak hendak menjadikan orang berakhlak baik, bertindak tanduk yang baik terhadap manusia, terhadap sesama makhluk, dan terhadap Tuhan.
Harkat manusia ditentukan oleh akhlaknya. Akhlak
yang sudah membentuk menjadi kepribadian akan memberikan jati diri yang agung. Jati diri tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi perlu adanya langkah-langkah
untuk mengukirnya. Mengukir jati diri di waktu kecil seperti mengukir batu, butuh ketekunan tetapi hasilnya kukuh hingga
akhir hayat.[20]
Dalam berakhlak,
manusia memiliki penggerak utama bagi kesadarannya, yaitu kesadaran yang
membangkitkan seluruh potensial kreativitas manusia. Pembentukan akhlak manusia
dalam kesadarannya ditopang oleh potensi akal atau rasio yang menggerakkan
eleksitas perbuatan baik atau buruk.[21]
Hal ini dikarenakan, kedudukan
akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu
maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung
kepada bagaimana akhlak masyarakatnya. Apabila akhlaknya baik, maka
sejahteralah lahir dan bathinnya, apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir
dan bathinnya.
Kejayaan seseorang
terletak pada akhlaknya yang baik, akhlak yang baik selalu membuat seseorang
menjadi aman, tenang dan tidak adanya perbuatan yang tercela. Seseorang yang
berakhlak mulia selalu melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Dia melakukan
kewajiban terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak dirinya, terhadap Tuhan
yang menjadi hak Tuhannya, terhadap makhluk lain, dan terhadap sesama manusia.[22]
2.
Kerangka Berpikir
Menghadapi semua
permasalahan tersebut peran orang tua dan guru sangatlah penting di samping
kesadaran dari para pelajar itu sendiri. Sebagai orang tua, memberikan
perhatian dan kasih sayang adalah suatu keharusan, karena anak tidak sekedar
butuh materi tetapi juga perlindungan dan kasih sayang orang tua sebagai
penggerak semangat dikala putus asa. Sedangkan guru adalah pendidik dan
pembimbing bagi anak didiknya untuk memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik,
karena yang dibutuhkan pelajar tidak hanya butuh pelajaran dari gurunya tetapi
juga keteladanan yang baik dari gurunya. Selain itu, menurunnya moral bangsa yang
disebabkan minimnya figur panutan. Juga
disebabkan kelemahan generasi muda
seperti kami ini yang tak banyak menguasai bahasa Arab. Sehingga tidak mampu
membaca teks klasik yang sebenarnya terdapat banyak poin akhlak dalam
kehidupan.
Oleh sebab itu,
pendidikan akhlak diperoleh dengan meneladani sifat Rasulullah karena beliau
adalah uswatun khasanah. Perbaikan akhlak melalui beberapa tahap, yaitu takhalli
(pengosongan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli (pengisian diri
dengan sifat-sifat terpuji), dan tajalli (mendekatkan diri pada Allah).
Sehingga dalam hal ini, diperlukan seorang guru atau mursyid untuk
membimbing murid dalam menapak jalan spiritual.[23]
Sebagai alternatif
yang bersifat preventiv, pendidikan diharapakan dapat mengembangkan kualitas
generasi muda bangsa ini dalam berbagai aspek, serta dapat memperkecil dan
mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.
Sebagaimana
yang dinukil oleh Sutarjo Adi Susilo dalam bukunya yang berjudul; Pembelajaran
Nilai-Karakter (Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran
Afektif), disebutkan bahwa skema hubungan nilai-nilai pendidikan akhlak/
nilai/ sikap, tingkah laku dan kepribadian seseorang menurut Yvon Ambroise:
Nilai menjadi acuan dalam menentukan
sikap, dan sikap menjadi acuan dalam bertingkah laku.[24]
Melalui pendidikan akhlak
yang diinternalisasikan di berbagai tingkat dan jenjang pendidikan, diharapkan
krisis karakter bangsa ini bisa segera diatasi. Lebih dari itu, pendidikan akhlak
sendiri merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Menurut pasal 1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003, disebutkan
bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU
Sisdiknas tahun 2003 ini, dimaksudkan agar pendidikan tidak hanya membentuk
insan Indonesia yang cerdas namun juga, berkepribadian atau berkarakter,
sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan
karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.[25]
Untuk memudahkan dalam memahami
kerangka berpikir dari penelitian ini, penulis membuat bagan gambar sebagai
berikut:
Dalam bagan gambar
tersebut seorang guru pada langkah awalnya yaitu melakukan perencanaan dengan
membuat prota, promes, silabus, RPP yang didalamnya berisi materi, metode,
media, dan komponen-komponen lain yang ada di konsep RPP tersebut. kemudian RPP
itu dijadikan sebagai landasan dalam menyampaikan nilai-nilai pendidikan
akhlak sesuai dengan kondisi sehingga
dapat meresap kepada pola sikap/kepribadian akhlak pelajar yang diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi kebiasaan akhlak yang baik, sungguhpun
demikian seorang guru masih tetap melakukan evaluasi terhadap hasil
implementasi atau aplikasi yang telah dilakukan oleh pelajar baik akhlak yang
baik maupun akhlak yang buruk.
F.
Metode Penelitian
Metode penelitian
adalah jalan atau cara yang ditempuh untuk melukukan kegiatan penelitian yang
mencakup:
1.
Desain Penelitian
a.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini
yaitu penelitian lapangan (field research), yang merupakan kegiatan
penelitian yang dilakukan di
lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga dan organisasi kemasyarakatan
maupun lembaga pemerintah, dengan cara mendatangi rumah tangga,
perusahaan-perusahaan, dan tempat-tempat lainnya.[26]
Dalam hal ini berupaya
untuk mendeskripsikan dan menganalisis kritis tujuan, materi, metode, proses
dan evaluasi pendidikan akhlak dalam menyelesaikan persoalan akhlak pelajar di
MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
b.
Pendekatan
Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,
yang merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada fenomena atau gejala
yang bersifat alami dan dilakukan di lapangan.[27] Dengan pendekatan tersebut,
penulis akan mendapatkan suatu gambaran mengenai bagaimana tujuan,
materi, metode, proses dan evaluasi pendidikan akhlak di
MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan serta faktor yang mendukung maupun menghambat
implementasi pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
2.
Sumber Data Penelitian
a.
Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau pengambilan data langsung pada
sumber objek sebagai sumber informasi atau yang merupakan sumber data
yang diperoleh dari sumber utama.[28] Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah guru mata pelajaran
aqidah akhlak dan mapel Ta’lim (Tanbīhul Muta’allim) serta peserta didik di MTs Nurul Islam Krapyak
Pekalongan.
b.
Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah
sumber data yang diperoleh dari sumber pendukung.[29]
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.[30]
Adapun sumber data
sekunder dalam penelitian ini antara lain; kepala madrasah, wakasek kurikulum,
wakasek pengembangan dan sapras, wakasek kesiswaan, guru PKn, guru BK, kepala
TU dan Stafnya di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
3.
Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan
data adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data, data yang terkumpul
digunakan sebagai bahan analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain:
a.
Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan datanya menggunakan cara dokumentasi. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang
tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, tetapi melalui dokumen.[31]
Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data dari dokumen-dokumen seperti buku-buku yang ada di perpustakaan. Selain itu,
teknik ini juga digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan gambaran
umum MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan seperti tentang sejarah berdirinya,
profil, struktur organisasi, data pendidik Ta’lim, data pelajar, sarana
prasarana dan foto-foto kegiatan pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak
Pekalongan.
b.
Metode Observasi
Observasi merupakan
teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang
diselidiki.[32]
Metode ini dilakukan dengan mengamati peran guru dalam kegiatan pendidikan
akhlak dan aktivitas akhlak peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar
kelas yaitu lingkungan madrasah MTs Nurul Islam sehingga mengahsilkan data yang
valid.
c.
Metode Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-jawaban
responden.[33]
Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data di antaranya; tujuan, materi,
metode, proses, dan evaluasi pendidikan akhlak, serta faktor yang mendukung dan
menghambat implementasi pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, yang
mana metode ini pada pelaksanaannya ditujukan kepada guru mata pelajaran aqidah
akhlak dan mapel Ta’lim (Tanbīhul Muta’allim), peserta didik
serta kepala madrasah, wakasek kurikulum, wakasek pengembangan dan sapras,
wakasek kesiswaan, guru PKn, guru BK, kepala TU dan Stafnya di MTs Nurul Islam
Krapyak Pekalongan.
4.
Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan
hasil yang relevan dengan data yang didapatkan, maka diperlukan ketelitian dan
kejelian dalam menganalisis data. Analisis data yaitu mengelompokkan, membuat
suatu urutan manipulasi, serta menyingkat temuan data sehingga mudah untuk
dibaca dan dipahami oleh pembaca dari kalangan manapun.
Dalam hal ini, teknik
analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif analisis kritis, yang menekankan analisisnya
dalam bentuk kata-kata, subyek maupun tertulis pada proses penyimpulan deduktif
dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena
yang di amati. Dari penelitian ini akan diperoleh suatu data deskriptif yang
menggambarkan suatu karakteristik mengenai bidang tertentu.[34]
Dalam hal ini, penulis
menggunakan model Hubberman dan Matthew Miles yang dikutip oleh Anis Fuad dan
Kandung Sapto dengan judul buku; “Panduan Praktis Penelitian Kualitatif”
yang menjelaskan bahwa terdapat tiga hal utama dalam analisis data kualitatif
secara interaktif, yakni reduksi data (proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tulisan lapangan, di mana reduksi data berlangsung
secara terus menerus selama penelitian yang berorientasi kualitatif
berlangsung), penyajian data (sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan yang terus
berkembang menjadi sebuah siklus dan penyajian data bisa dilakukan dalam
sebauah matrik), dan verifikasi (penarikan kesimpulan).[35]
|
Sedangkan dalam
melakukan uji validitas, penulis menggunakan uji validitas triangulasi
sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik sumber kepercayaan suatu
informasi.[36]
Dalam hal ini dapat dicapai dengan jalan antara lain:
a.
Membandingkan data hasil
pengamatan kondisi lapangan di MTs Nurul Islam Krapyak dengan data hasil
wawancara narasumber
b.
Membandingkan apa yang
dikatakan narasumber di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi
c.
Membandingkan hasil
wawancara narasumber dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
G.
Sistematika
Pembahasan
Sistematika pembahasan
tesis ini terdiri dari lima bab dan dari setiap bab dibagi menjadi sub-sub bab.
Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan sistematika pembahasan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan,
meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika
Pembahasan.
Bab II Pendidikan
akhlak, yang meliputi: definisi pendidikan akhlak, sumber-sumber pendidikan
akhlak, tujuan pendidikan akhlak, urgensi pendidikan akhlak, macam-macam
pendidikan akhlak; dan Langkah-langkah implementasi pendidikan akhlak, yang
meliputi: konsep takhalli (pengosongan diri dari sifat-sifat tercela),
konsep tahalli (pengisian diri dengan sifat-sifat terpuji), dan konsep tajalli
(mendekatkan diri pada Allah); serta konsep pendidikan akhlak tokoh-tokoh
modern; kemudian, hubungan pendidikan akhlak terhadap spiritualisme, sikap,
pengetahuan dan skill pelajar.
Bab III Implementasi pendidikan
akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, sub bab pertama membahas tentang Gambaran
Umum MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan yang
meliputi; sejarah berdirinya, profil, visi dan misi, struktur organisasi,
keadaan pendidik dan peserta didik serta sarana dan prasarana MTs Nurul Islam
Krapyak Pekalongan, sub bab kedua tentang Implementasi pendidikan akhlak di MTs
Nurul Islam yang meliputi; perencanaan (tujuan, materi dan metode), pelaksanaan
(proses) yang meliputi: peran guru pendidikan akhalak, teknik pendidikan akhlak
dan media pendidikan akhlak serta hasil evaluasi selama penerapan pendidikan
akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, sub bab ketiga tentang faktor
yang mendukung dan menghambat implemetasi pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam,
yang meliputi faktor pendukung dan faktor penghambat.
Bab IV Analisis
implementasi pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan yang
meliputi; analisis perencanaan (tujuan, materi dan metode), analisis
pelaksanaan (proses meliputi peran komponen dan media pendidikan akhlak), dan
analisis hasil evaluasi penerapan pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, dan analisis
faktor yang mendukung dan menghambat proses penerapan pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
Bab V Penutup merupakan
bab terakhir yang berisi tentang simpulan dan saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam
Perspektif al-Quran. Jakarta: Amzah.
Adi Susilo,Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter
(Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif). Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Ahmad Saebani, Beni dan Hamid, Abdul. 2010. Ilmu Akhlak.
Bandung: Pustaka Setia.
Ali Abdul Halim Mahmud. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta:
Gema Insani Press.
Alwan Khoiri, dkk. 2005. Akhlak/ Tasawuf. Yogyakarta:
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Azwar, Sarifuddin. 1999. Metode Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid. 2010. Ilmu Akhlak.
Bandung: Pustaka Setia.
Cahya Sabiq Dhul Fahmihaq, Cahya. 2015. Pemikiran
Imam al-Ghazali tentang pendidikan akhlak dan relevansinya dengan pendidikan
akhlak Modern. Tesis. Perpustakaan: STAIN Pekalongan di Era.
Eri
Hendro
Kusumo, Eri. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Baru. Jurnal. Perpustakaan: UIN
Malang.
Fatkhunaji, Uun. 2015. Implementasi
Pendidikan Akhlak untuk Anak dalam Keluarga Guru PNS Di Desa Pegandon
Karangdadap Pekalongan. Tesis. Perpustakaan: STAIN Pekalongan..
Fuad, Anis. dan Sapto, Kandung. 2014. Panduan Praktis
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Husain Al-Habsyi. Tt. Kamus Al-Kautsar, Surabaya:
Assegaf.
Iliyaturrochimah. 2015. Implementasi Metode
Keteladanan dalam Pendidikan Akhlak Siswa MI Islamiyah Pretek Pecalungan Batang.
Tesis. Perpustakaan: STAIN Pekalongan.
Istighfarotur Rahmaniyah. 2010. Pendidikan Etika (Konsep
Jiwa dan Etika Perspektif Ibnu Miskawaih dalam Kontribusinya di bidang
Pendidikan). Malang : Aditya Media.
Khasanah, Uswatun. 2016. Indahnya Hidup dengan Akhlaku
Karimah, artikel dalam majalah SMAHA. Pekalongan: Majalah SMAHA.
Mahmud. 2011. Pemikiran Pendidikan Islam.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Pustaka Setia.
Maisur Sindi al-Thursidi, Ahmad. 1418 H. Tanbīhul
Muta’allim. Semarang: Karya Toha Putra.
Mubarok, Achmad dan Yaqin,
Syamsul.
2011. Buku Seri Akhlak
Mulia Mengukir Jati Diri. Bandung. PT. Imperial Bhakti Utama.
Muchson dan Samsuri, 2013. Dasar-Dasar Pendidikan Moral.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Naili Qurrotul Aina. 2014. Implementasi Pendidikan
Akhlak Anak Di Kalangan Keluarga Karyawan Perempuan PT MFI Pekalongan Di Desa Sidorejo
Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang, Tesis (Perpustakaan: STAIN
Pekalongan.
Nur Hidayat. 2013. Akhlak Tasawuf Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Observasi, di Madrasah Nurul Islam dan Ponpes al-Hadi serta
Madrasah Diniyah al-Mubarok, Pekalongan, pada tanggal 15 Juli 2016.
Observasi, di Mushalla Nurul Islam, di ruang kelas saat
belajar, dan di area lingkungan MTs Nurul Islam, pada tanggal 25 Juli 2016.
Qurrotul Aina, Naili. 2014. Implementasi
Pendidikan Akhlak Anak Di Kalangan Keluarga Karyawan Perempuan PT MFI
Pekalongan Di Desa Sidorejo Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. Tesis. Perpustakaan:
STAIN Pekalongan.
Soejono dan Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian: Suatu
Pemikiran dan Penerapan. Jakarta: PT, Rineka Cipta.
Surachmad, Winarno. 1993. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
LP3ES.
Umam Wibowo, Nailul. 2003. Pendidikan
Tasawuf: Studi Komparatif Pemikiran al-Ghazali dan Nasr. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Suruakarta, Fakultas Agana Islam.
Wawancara pribadi kepada Bapak Safruddin, Guru Kitab Tanbīhul
Muta’allim di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, Pada tanggal 23 Juli
2016, di ruang tamu.
Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter (Strategi
Membangun Karakter Bangsa Berperadaban).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[1]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, (Bandung: Pustaka
Setia, 2010), hlm. 16.
[2]
Istighfarotur Rahmaniyah, Pendidikan Etika (Konsep Jiwa dan Etika Perspektif
Ibnu Miskawaih dalam Kontribusinya di bidang Pendidikan), (Malang : Aditya
Media, 2010), hlm. 2-4.
[3]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, op., cit., hlm. 7.
[4]
Ibn Maskawaih, “Tahzib”, … hlm. 3. Dalam Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak
Mulia, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004). hlm. 282.
[5]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, op., cit., hlm. 152.
[6]
Mislailatun Nikmah, Kepala MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, Wawancara,
(Pekalongan, 23 Juli 2016).
[7]
Kondisi Akhlak Peserta Didik di Mushalla Nurul Islam, di ruang kelas saat
belajar, dan di area liangkungan MTs Nurul Islam, Observasi,
(Pekalongan, 25 Juli 2016).
[8]
Safruddin, Guru Mapel Ta’lim di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, Wawancara,
(Pekalongan, 23 Juli 2016).
[9]
Rohimin, “Implementasi Pendidikan Akhlak di SMA Negeri 1 Comal Kabupaten
Pemalang,” Tesis Magister Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan:
STAIN Pekalongan, 2015), hlm. iv.
[10]
Musono, “Pendidikan Akhlak Peserta Didik di MTs Muhammadiyah Batang,” Tesis
Magister Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2015), hlm.
v.
[11] Eri Hendro Kusumo, “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Baru,” Tesis Magister Pendidikan Agama
Islam, (Malang: UIN Malang, ), hlm. xii.
[12] Syarifah, “Faktor-Faktor
yang mempengaruhi Pembentukan akhlak dalam Kalangan Pelajar Sekolah Menengah
Umum (SMU) di Kota Medan,” Tesis,
(Malaysia: Universiti Utara Malaysia, Kedah Darul
Aman,
2011), hlm. 114.
[13]
Naili Qurrotul Aina, “Implementasi Pendidikan Akhlak Anak Di Kalangan Keluarga
Karyawan Perempuan PT MFI Pekalongan Di Desa Sidorejo Kecamatan Warungasem
Kabupaten Batang,” Tesis Magister Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan:
STAIN Pekalongan, 2014), hlm. ix.
[14]
Uun Fatkhunaji, “Implementasi Pendidikan Akhlak untuk Anak dalam Keluarga Guru
PNS Di Desa Pegandon Karangdadap Pekalongan,” Tesis Magister Pendidikan
Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2015), hlm. x.
[15]
Iliyaturrochimah, “Implementasi Metode Keteladanan dalam Pendidikan Akhlak
Siswa MI Islamiyah Pretek Pecalungan Batang,” Tesis Magister
Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2015), hlm. ix.
[16] Muchson
dan Samsuri, Dasar-Dasar Pendidikan Moral, (Yogyakarta: Penerbit
Ombak, 2013), hlm. 1.
[17]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, op., cit., hlm. 14.
[18]
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011),
hlm. 297.
[19]
Mahmud, ibid, hlm. 298.
[20] Achmad Mubarok dan Syamsul Yaqin, Akhlak
Mulia Mengukir Jati Diri, (Bandung. PT. Imperial Bhakti
Utama,
2011), hlm. iii.
[21]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, op., cit., hlm. 226.
[22] M.
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif al-Quran, (Jakarta:
Amzah, 2007), hlm. 1.
[23]
Cahya Sabiq Dhul Fahmihaq, “Pemikiran Imam al-Ghazali tentang pendidikan akhlak
dan relevansinya dengan pendidikan akhlak di Era Modern,” Tesis Pendidikan
Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2015), hlm. 12.
[24] Sutarjo
Adi Susilo, Pembelajaran Nilai-Karakter (Konstruktivisme dan VCT sebagai
Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif), hlm. 69.
[25] Agus
Wibowo, Pendidikan Karakter (Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban),
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 19.
[26] Mahmud,
Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 31.
[28] Saifuddin
Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 91.
[29] Saifuddin
Azwar, Metode Penelitian, ibid., hlm. 91.
[30] Mahmud,
Metode Penelitian Pendidikan, op., cit., hlm. 146.
[31] Mahmud,
Metode Penelitian Pendidikan, op., cit., hlm. 168.
[32] Mahmud,
Metode Penelitian Pendidikan, loc., cit., hlm. 168.
[33] Mahmud,
Metode Penelitian Pendidikan, op., cit., hlm. 173.
[34]
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, op., cit., hlm. 5.
[35] Anis
Fuad dan Kandung Sapto, Panduan Praktis Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm. 63-64.
[36]
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2004), cet. ke 20, hlm. 331.
Alhamdulillah bisa jadi masukan untuk sekolah y utadz
BalasHapusbisa menambah keilmuan ilmiah tentang akhak siswa siswi ustadz
BalasHapusAaamin
BalasHapus