Nama : Imam Syafi’i
NIM : 2021 111 071
Prodi : PAI (Tarbiyah)
A. Judul
“Pengaruh
Bullying di Kalangan Siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara”
B. Latar Belakang Masalah
Kasus bullying yang terjadi di
dunia pendidikan sudah tidak asing lagi di dalam benak telinga kita, bahkan
perilaku tersebut kerap kali dilakukan oleh semua warga yang ada di sekolah
baik disengaja maupun tidak disengaja, baik dengan alasan yang jelas maupun
tidak jelas, baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan.
Seperti yang telah terjadi pada Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam di bulan
oktober lalu dengan kasus intern sekolah yaitu pengucilan antar siswa yang
menyebabkan peserta didik tersebut menjadi malas untuk belajar bahkan sampai
tidak berangkat ke Madrasah selama berhari-hari. Hal itu disebabkan adanya
masalah yang belum dapat diklarifikasi oleh pihak Madrasah dengan siswa dan
orang tua yang bersangkutan terhadap masalah tersebut.
Kata bullying berasal dari bahasa
Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang suka menyeruduk
kesana kemari. Istilah ini akhirnya diambil untuk menguraikan suatu tindakan
destruktif. Berbeda dengan negara lain seperti Norwegia, Finlandia, dan Denmark
yang menyebut bullying dengan istilah mobbing atau mobbning.
Istilah aslinya berasal dari bahasa Inggris, yaitu mob yang menekankan
bahwa biasanya mob adalah kelompok orang yang anonim dan berjumlah
banyak serta terlibat kekerasan.[1]
Dalam bahasa Indonesia, secara etimologi
kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah.
Istilah bullying dalam bahasa Indonesdia bisa menggunakan kata menyekat
(berasal dari kata sakat) dan pelakunya (bully) disebut penyakat.
Menyakat berarti mengganggu, mengusik, dan merintangi orang lain.[2]
Sedangkan secara terminologi menurut
Tattum bullying adalah “.... the willfull, consious desire to
hurt another and put him/her under stress”. Kemudian Olweus juga mengatakan
hal yang serupa bahwa bullying adalah perilaku negatif yang
mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman/ terluka dan biasanya
terjadi berulang-ulang, repeated during successiveen counters. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya bullying adalah perilaku negatif
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat merugikan orang
lain.
Contoh perilaku bullying antara
lain mengejek, menyebarkan rumor, menghasut, mengucilkan, menakut-nakuti
(intimidasi), mengancam, menindas, memalak, atau menyerang secara fisik
(mendorong, menampar, atau memukul). Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa
perilaku bullying tersebut merupakan hal sepele atau bahkan normal dalam
tahap kehidupan manusia atau dalam kehidupan sehari-hari.[3]
Salah satu fenomena yang menyita
perhatian di dunia pendidikan zaman sekarang adalah kekerasan di sekolah, baik
yang dilakukan oleh guru terhadap siswa lainnya. Maraknya aksi tawuran dan
kekerasan (bullying) yang dilakukan oleh siswa di sekolah yang semakin
banyak menghiasi deretan berita di halaman media cetak maupun elektronik menjadi
bukti telah tercerabutnya nilai-nilai kemanusiaan. Tentunya kasus-kasus
kekerasan tersebut tidak saja mencoreng citra pendidikan yang selama ini
dipercaya oleh banyak kalangan sebagai sebuah tempat di mana proses humanisasi
berlangsung, tetapi juga menimbulkan sejumlah pertanyaan, bahkan gugatan dari
berbagai pihak yang semakin kritis mempertanyakan esensi pendidikan di sekolah
dewasa ini.[4]
Fenomena bullying telah lama
menjadi bagian dari dinamika sekolah. Umumnya orang lebih mengenalnya dengan
istilah-istilah seperti penggencatan, pemalakan, pengucilan, intimidasi, dan
lain-lain. Istilah bullying sendiri memiliki makna lebih luas,
mencakup berbagai bentuk penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti
orang lain sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.
Sementara itu praktik bullying
terjadi pula di tingkat sekolah dasar. Salah satu kasus kematian akibat bullying
adalah kematian Fifi Kusrini, anak usia 13 tahun yang melakukan aksi bunuh diri
pada 15 Juli 2005. Kematian siswi sekolah dasar ini dipicu oleh rasa minder dan
frustasi karena sering diejek sebagai anak tukang bubur oleh teman-teman
sekolahnya.
Setelah peneliti mempelajari mata
kuliah sosiologi pendidikan, maka penulis ingin untuk mengetahui bentuk praktik
bullying, alasan melakukan praktik bullying dan dampak yang
terjadi di kalangan siswa MTs Nurul Islam. Itulah yang melatarbelakangi
penulisan skripsi ini sebagai kajian ilmiah di bidang pendidikan agama Islam
dengan judul : “Pengaruh Bullying di Kalangan Siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor
Pekalongan Utara”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk praktik bullying yang terjadi di
kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara?
2. Mengapa praktik bullying terjadi di kalangan siswa MTs
Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara?
3. Apa dampak bullying yang terjadi di kalangan siswa MTs
Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk
memperoleh jawaban dari beberapa permaslahan di atas, yaitu :
1. Untuk mengetahui bentuk praktik bullying yang terjadi di
kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara.
2. Untuk mengetahui penyebab praktik bullying terjadi di
kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara.
3. Untuk menjelaskan dampak praktik bullying yang terjadi di
kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara
Selain
itu, hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan agama Islam dan
sekaligus sebagai penambah khasanah perpustakaan perguruan tinggi.
E. Penelitian Terdahulu
Adapun pada penelitian terdahulu tidak
ada yang membahas secara khusus tentang bullying yang terjadi di
kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara, akan tetapi yang
ada dalam skripsi hanya membahas respon anak didik terhadap kekerasan dalam
pendidikan. Skripsi terdahulu ini disusun oleh Nur Hidayah dengan nomor induk siswa mahasiswa: 232 207 101
tahun 2010 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN
Pekalongan[5]
Kemudian dalam penilitian yang lain yaitu
membahas pengaruh kekerasan di lingkungan sekolah terhadap perkembangan
kepribadian peserta didik (studi peserta didik kelas VII SMP Negeri 10
Pekalongan). Skripsi terdahulu ini disusun oleh Ria Ristiana dengan nomor induk
mahasiswa: 232 05 112 tahun 2010 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan
Agama Islam STAIN Pekalongan.[6]
F. Fokus Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, peneliti akan fokus mengkaji tentang untuk mengetahui bentuk
praktik bullying, alasan melakukan praktik bullying dan dampak
yang terjadi di kalangan siswa MTs Nurul Islam dengan judul : “Pengaruh
Bullying di Kalangan Siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara”.
[1]
Novan Ardi Wiyani, “Save Our Children From School Bullying”, (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 11-12.
[2]
KBBI-Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI Offline Versi 1.1, Freeware 2010 by
Ebta Setiawan.
[3]
Novan Ardi Wiyani, “Save Our Children From School Bullying”, hlm. 12-13.
[4] Ibid,
hlm. 15-16.
[5]
Nurul Hidayah, “Respon Anak Didik terhadap Kekerasan dalam Pendidikan
(Studi di SMP Negeri 01 Doro)”, Skripsi Sarjana Pendidikan, Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN
Pekalongan, 2010).
[6] Ria
Ristiani, ”Pengaruh Kekerasan di Lingkungan Sekolah terhadap Perkembangan
Kepribadian Peserta didik (Studi Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 10
Pekalongan)”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: Perpustakaan
STAIN Pekalongan, 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar