Sabtu, 13 Desember 2014

Pengaruh Bullying di Kalangan Siswa MTs Nurul Islam


Nama              : Imam Syafi’i
NIM                : 2021 111 071
Prodi               : PAI (Tarbiyah)

A.  Judul
“Pengaruh Bullying di Kalangan Siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara”
B.  Latar Belakang Masalah
Kasus bullying yang terjadi di dunia pendidikan sudah tidak asing lagi di dalam benak telinga kita, bahkan perilaku tersebut kerap kali dilakukan oleh semua warga yang ada di sekolah baik disengaja maupun tidak disengaja, baik dengan alasan yang jelas maupun tidak jelas, baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan. Seperti yang telah terjadi pada Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam di bulan oktober lalu dengan kasus intern sekolah yaitu pengucilan antar siswa yang menyebabkan peserta didik tersebut menjadi malas untuk belajar bahkan sampai tidak berangkat ke Madrasah selama berhari-hari. Hal itu disebabkan adanya masalah yang belum dapat diklarifikasi oleh pihak Madrasah dengan siswa dan orang tua yang bersangkutan terhadap masalah tersebut.
Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang suka menyeruduk kesana kemari. Istilah ini akhirnya diambil untuk menguraikan suatu tindakan destruktif. Berbeda dengan negara lain seperti Norwegia, Finlandia, dan Denmark yang menyebut bullying dengan istilah mobbing atau mobbning. Istilah aslinya berasal dari bahasa Inggris, yaitu mob yang menekankan bahwa biasanya mob adalah kelompok orang yang anonim dan berjumlah banyak serta terlibat kekerasan.[1]
Dalam bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Istilah bullying dalam bahasa Indonesdia bisa menggunakan kata menyekat (berasal dari kata sakat) dan pelakunya (bully) disebut penyakat. Menyakat berarti mengganggu, mengusik, dan merintangi orang lain.[2]
Sedangkan secara terminologi menurut Tattum bullying adalah “.... the willfull, consious desire to hurt another and put him/her under stress”. Kemudian Olweus juga mengatakan hal yang serupa bahwa bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman/ terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang, repeated during successiveen counters. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya bullying adalah perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat merugikan orang lain.
Contoh perilaku bullying antara lain mengejek, menyebarkan rumor, menghasut, mengucilkan, menakut-nakuti (intimidasi), mengancam, menindas, memalak, atau menyerang secara fisik (mendorong, menampar, atau memukul). Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa perilaku bullying tersebut merupakan hal sepele atau bahkan normal dalam tahap kehidupan manusia atau dalam kehidupan sehari-hari.[3]
Salah satu fenomena yang menyita perhatian di dunia pendidikan zaman sekarang adalah kekerasan di sekolah, baik yang dilakukan oleh guru terhadap siswa lainnya. Maraknya aksi tawuran dan kekerasan (bullying) yang dilakukan oleh siswa di sekolah yang semakin banyak menghiasi deretan berita di halaman media cetak maupun elektronik menjadi bukti telah tercerabutnya nilai-nilai kemanusiaan. Tentunya kasus-kasus kekerasan tersebut tidak saja mencoreng citra pendidikan yang selama ini dipercaya oleh banyak kalangan sebagai sebuah tempat di mana proses humanisasi berlangsung, tetapi juga menimbulkan sejumlah pertanyaan, bahkan gugatan dari berbagai pihak yang semakin kritis mempertanyakan esensi pendidikan di sekolah dewasa ini.[4]
Fenomena bullying telah lama menjadi bagian dari dinamika sekolah. Umumnya orang lebih mengenalnya dengan istilah-istilah seperti penggencatan, pemalakan, pengucilan, intimidasi, dan lain-lain. Istilah bullying sendiri memiliki makna lebih luas, mencakup berbagai bentuk penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti orang lain sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.
Sementara itu praktik bullying terjadi pula di tingkat sekolah dasar. Salah satu kasus kematian akibat bullying adalah kematian Fifi Kusrini, anak usia 13 tahun yang melakukan aksi bunuh diri pada 15 Juli 2005. Kematian siswi sekolah dasar ini dipicu oleh rasa minder dan frustasi karena sering diejek sebagai anak tukang bubur oleh teman-teman sekolahnya.
Setelah peneliti mempelajari mata kuliah sosiologi pendidikan, maka penulis ingin untuk mengetahui bentuk praktik bullying, alasan melakukan praktik bullying dan dampak yang terjadi di kalangan siswa MTs Nurul Islam. Itulah yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini sebagai kajian ilmiah di bidang pendidikan agama Islam dengan judul : “Pengaruh Bullying di Kalangan Siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara”.

C.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana bentuk praktik bullying yang terjadi di kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara?
2.      Mengapa praktik bullying terjadi di kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara?
3.      Apa dampak bullying yang terjadi di kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara?

D.  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk memperoleh jawaban dari beberapa permaslahan di atas, yaitu :
1.      Untuk mengetahui bentuk praktik bullying yang terjadi di kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara.
2.      Untuk mengetahui penyebab praktik bullying terjadi di kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara.
3.      Untuk menjelaskan dampak praktik bullying yang terjadi di kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan agama Islam dan sekaligus sebagai penambah khasanah perpustakaan perguruan tinggi.

E.  Penelitian Terdahulu
Adapun pada penelitian terdahulu tidak ada yang membahas secara khusus tentang bullying yang terjadi di kalangan siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara, akan tetapi yang ada dalam skripsi hanya membahas respon anak didik terhadap kekerasan dalam pendidikan. Skripsi terdahulu ini disusun oleh Nur Hidayah dengan nomor induk siswa mahasiswa: 232 207 101 tahun 2010 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan[5]
Kemudian dalam penilitian yang lain yaitu membahas pengaruh kekerasan di lingkungan sekolah terhadap perkembangan kepribadian peserta didik (studi peserta didik kelas VII SMP Negeri 10 Pekalongan). Skripsi terdahulu ini disusun oleh Ria Ristiana dengan nomor induk mahasiswa: 232 05 112 tahun 2010 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan.[6]

F.   Fokus Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti akan fokus mengkaji tentang untuk mengetahui bentuk praktik bullying, alasan melakukan praktik bullying dan dampak yang terjadi di kalangan siswa MTs Nurul Islam dengan judul : “Pengaruh Bullying di Kalangan Siswa MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara”.


[1] Novan Ardi Wiyani, “Save Our Children From School Bullying”, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 11-12.
[2] KBBI-Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI Offline Versi 1.1, Freeware 2010 by Ebta Setiawan.
[3] Novan Ardi Wiyani, “Save Our Children From School Bullying”, hlm. 12-13.
[4] Ibid, hlm. 15-16.
[5] Nurul Hidayah, “Respon Anak Didik terhadap Kekerasan dalam Pendidikan (Studi di SMP Negeri 01 Doro)”, Skripsi Sarjana Pendidikan, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010).
[6] Ria Ristiani, ”Pengaruh Kekerasan di Lingkungan Sekolah terhadap Perkembangan Kepribadian Peserta didik (Studi Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 10 Pekalongan)”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2005).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar