PENDAHULUAN
Dalam
proses belajar mengajar, kehadiran alat / media mempunyai arti yang sangat
penting. Karena dalam kegitan tersebut, ketidak jelasan bahan yang disampaikan,
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media pengajaran yang
digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses belajar
mengajar. Alat / media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran
terutama yang berkaitan dengan indra pendengaran dan penglihatan, bahkan adanya
media/alat tersebut dapat mempercepat proses pembelajaran murid karena dapat
membuat pemahaman murid cepat pula.
Penggunaaan
media pengajaran dalam proses pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi
kualitas pengajaran. Sebagai alat bantu, media memiliki fungsi melicinkan jalan
menuju tercapainya tujuan pengajaran. Media adalah alat, metode, dan teknik
yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa
dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Bukan
pada masa modern saja, penggunaan
media/alat bantu pengajaran jga sudah dikenal sejak jaman Nabi Saw. Nabi Saw
adalah sosok pendidik yaang agung bagi umat manusia. Meskipun pendidik pertama
adalah Allah SWT nabi Muhammad pada dasarnya mempresentasikan dan mengejawantahkan
apa yang diajarkan melalui tindakan, kemudian menerjemahkan tindakanya dalam
kata-kata. Sehingga segala “materi” yang
diajarkan muhammadakan segera diterima para sahabatnya karena ucapanya yang
diawali dengan contoh tindakan konkret.
PEMBAHASAN
MEDIA PENGAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN
ISYARAT DUA TANGAN, MENUNJUK KE TELINGA DAN MATA, MENUNJUK KE
WAJAH
DAN TELAPAK TANGAN
A.
Isyarat
dengan dua tangan
اخرج البخاري
فى الكتاب الغسل عن جبير بن مطعم رضي الله عنه قال : قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم : (أما أنا فأفيض على رأسى
ثلاثا، وأشار بيديه كلتيها
Artinya
:
“Meriwayatkan
Imam Bukhori dalam kitab ( bab mandi ), dari jubair bin muth’im r.a, berkata
Rosulullah SAW bersabda : adapun saya (Rosulullah )meratakanair di atas kepala
saya tiga kali dan memberi isyarat dengan kedua tangan nya”.
1).
Penjelasan
Hadits ini menerangkan bahwa Rosulullah
memberikan contoh teladan baik dalam setiap perilaku, sampai hal-hal sekecil
apapun beliau selalu memperhatikan. Ketika Rosulullah mandi jinabat beliau
mengajarkan kepada sahabatnya. Ketika itu beliau menyiramkan air diatas kepala
sebanyak tiga kali dan hal ini kemudian menjadi pelajaran bagi sahabatnya untuk
dicontoh oleh umatnya.[1]
أما أنافأفيض(adapun aku maka aku menyiram). Abu Nu’aim menyebutkan sebab nya
dalam kitab Al Mustakhraj, dimana
dibagian awal haditsnya disebutkan “Mereka menyebut-nyebut tentang mandi junub
di dekat Rosulullah” maka beliau SAW mengucapkan sabdanya seperti diatas.
Sementara dalam riwayat Imam Muslim melalui riwayat Abu Al Ahwas dari Abu Ishaq
dikatakan “Mereka berdebat tentang Mandi (junub) di dekat Nabi SAW. Sebagian
mereka berkata, “Adapun aku, maka aku menyiram kepalaku dengan cara begini dan
begini.” Kemudian ia menyebutkan hadits diatas, dan bagian inilah yang tidak
dicantumkan dalam hadits tadi.
ثلاث( Tiga Kali). Lafadz
ini memberi keterangan bahwa yang dimaksud dengan lafadz, “begini dan begini”
adalah bahwa perbuatan tersebut dilakukan lebih dari tiga kali. Lalu
diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui jalur periwayatan lain, bahwa yang
bertanya adalah utusan dari Tsaqif.
Susunan hadits diatas mengisyaratkan
bahwa Nabi SAW tidak menyiram (badannya) kecuali tiga kali. Hal ini mengandung
kemungkinan bahwa ketiga siraman itu adalah sebagai pengulangan, dan
dimungkinkan juga bahwa setiap siraman tersebutuntuk bagian badan tertentu.
Akan tetapi, hadits jabir di akhir bab menguatkan kemungkinan pertama.
عن جابر بن عبدالله قال:
كان النبي صلى لله عليه وسلم يفرغ على
رأسه ثلاثا
“Diriwayatkan
dari Jabir bin Abdullah ia berkata. “biasanya Nabi SAWmenyiram kepalanya tiga (kali).”2
2). Nilai Tarbawi
a. Seorang
pendidik hendaknya dalam menyampaikan materi, pendidik menyampaikan dengan
jelas, runtut agar dapat dipahami oleh peserta didik dengan mudah.
b. Seorang
pendidik dapat memanfaatkan media yang ada serta yang mudah dapat dijangkau
oleh peserta didik.
B.
Hadits
tentang menunjuk ke telinga dan mata
وعن سليم بن
جبير مولى أبي هريرة رضي الله عنه قال : سمعت ابا هريرة يقرأ هذه الآية : (ان
الله
يأ مركم أن تؤدا الأمانات إلى
اهلها) إلى قوله تعالى (سميعا بصيرا) قال
رايت رسول الله صلى الله عليه وسلم يضع إبهامه على أذنه والتي تليها على
عينيه. أخرجه ابو دود فى سننه[3]
Artinya :
“Dari Salim bin
Jubair berawal dari Abu Hurairah ra
beliau berkata: saya mendengar Abi
Hurairah membaca ayat ini, “(sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk
menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerima amanat itu ) sampai ayat ini (Maha Mendengar dan Maha
Melihat) saya melihat Rosulullah meletakkan ibu jarinya atas telinga dan jari
telunjuk atas matanya (menunjuk telinga dan mata).”HR.Abu Daud
1)
Penjelasan
Bahwa Allah
memerintahkan kita untuk selalu menyampaikan amanah kepada orang yang berhak
menerima amanah itu, karena amanah merupakan sebuah titipan yang harus
disampaikan. Orang yang menerima amanah tersebut merupakan orang yang mendapat
kepercayaaan dari orang lain sehingga kita harus melaksanakan sesuai dengan apa
yang diamanahkan. Kita harus menyampaikan amanah itu dengan apa adanya tanpa
harus mengurangi atau menambahnya.
Hadits pendukung :
عن أبي هريرة
رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : اية المنافق ثلاث إذا حدث كذب
وإذا وعد اخلف وإذا أوتمن خان
“Dari Abu Hurairah ra,
sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : tanda-tanda orang munafik itu ada tiga,
(1) ketika berbicara selalu bohong, (2) ketika janji selalu mengingkari, (3)
ketika dipercaya selalu khianat.”
2).
Nilai Tarbawi
a. Mendidik
seseorang untuk selalu berperilaku jujur
b. Mendidik
kita agar selalu tolong menolong antar satu dengan yang lain
c. Mendidik
kita agar selalu memiliki rasa tanggung jawab.
C. Hadits
tentang menunjuk ke wajah dan telapak tangan
عن
عاءشة رضي الله عنها ان اسماء بنت ابي بكر دحلت على رسول الله صلى الله عليه وسلم
وعليها ثياب رقاق، فاْعرض عنها رسول الله صلى الله عليه وسلم وقال : يا اسماء ان المرءة
اذا بلغت المحيض لم يصلح لها ان يرى منها الا هذا وهذا واشار الي وجهه وكفيه.
Artinya :
“hadits riwayat Aisyah RA,
bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rosulullah SAW dengan pakaian
yang tipis, lantas Rosululloh SAW berpaling darinya dan berkata :”Hai
Asma,sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil
baligh)maka tak ada yang layak terlihat keculi ini.” (sambil menunjuk ke wajah
dan telapak tangan).
1). Penjelasan
Hadits ini menerangkan dua hal :
a. Kewajiban
menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan
b. Pakaian
yang tipis tidak memenuhi syarat untuk menutup aurat.
Dari
hadits diatas jelaslah batasan aurat bagi wanita, yaitu seluruh
tubuh
kecuali wajah dan dua telapak tangan.
Dari hadits tersebut
pula
kita memahami bahwa menutup aurat adalah wajib. Berarti jika
dilaksanakan
akan menghasilkan pahala dan jika tidak dilaksanakan
maka
akan menuai dosa.
Menutup
aurat bagi wanita, bukn hanya sekedar memakai baju atau pakaian saja, melainkan
harus diperhatikan layak dan tidaknya pakaian tersebut, seperti memakai pakian
yang tipis hingga terlihat bentuk tubuh atau pakaian yang ketat hingga
membentuk lekuk tubuh. Sebab cara berpakaian seperti itu dilarang oleh isalam.
Kewajiban
menutup aurat ini tidak hanya berlaku pada saat shalat saja namun juga pada
semua tempat yang memungkinkan ada laki-laki lain yang bisa melihatnya.
2.
Aspek tarbawi
a.
Kewajiban
seorang wanita yang akil baligh untuk
menutup auratnya. Dan dalam berhijab terdapat beberapa syarat diantaranya :
Pertama
menutupi
seluruh badan kecuali wajah dan dua telapak tangan.
Kedua,
hijab
itu bukan dimaksudkan sebagai hiasan bagi dirinya, sehingga tidak diperbolehkan
memakai kain yang berwarna mencolok, atau kain yang penuh gambar dan hiasan.
Ketiga,
hijab
itu harus lapang dan tidak sempit sehingga tidak menggambarkan postur tubuhnya.
Keempat,
hijab
yang digunakan itu tidak sobek sehingga tidak menampakkan bagian tubuh atau
perhiasan wanita.
b. Perintah
menutup aurat ini, tidak lain untuk menjaga keutamaan, kehormatan, dan menjaga
dirinya dari kejahatan yang timbul akibat dari memperlihatkan aurat tersebut.
c. Orang
yang senantiasa menutup auratnya karena mengharapkan ridho Allah dan
maghfirah-NYA akan mendapat derajat yang sangat mulia di hadapan Allah SWT.
PENUTUP
Dari
penjelasan hadits-haduts diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media
pengajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena media
pengajaran sangat membantu dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.
Media
itu sendiri adalah merypakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
fikiran, perasaan, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa
sehingga proses belajar mengajar terwujud.
Penggunaan
media pengajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi agar peserta didik
dapat memperolehtujuan dari belajar tersebut. Kita bisa memanfaatkan media
sederhana sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rosulullah dalam hadits nya.
DAFTAR PUSTAKA
Al
Asqalani, Ibnu Hajar,2008,Fathul Baari
syarah shahih Al Bukhori,jakarta : PUSTAKA AZZAM
Imam
Nawawi, Terjemahan Sholihin jilid 1, jakarta
: Pustaka Amani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar