Selasa, 29 Oktober 2013

EVALUASI dan UMPAN BALIK SBM



MAKALAH
Evaluasi dan Umpan Balik dalam Pendidikan

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah              : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu      : Ghufron Dimyati, M.S.I.


Disusun Oleh :

1.      Imam Syafi’i                          2021 111 071
2.      Nur Hayati Isnia                    2021 111 079
3.      Faidhotun Nikmah                2021 111 267

Kelas: F

PRODI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik perlu memahami peserta didiknya, mengetahui sejauh mana peserta didik itu faham akan berbagai pembelajaran yang telah diberikan pada proses awal, karena darisitulah guru dapat menilai untuk melanjutkan ke pelajaran selanjutnya atau tetap pada sub bab tersebut.
Keberhasilan pengajaran yang diberikan oleh pendidik dapat diketahui dengan menggunakan evaluasi melalui mengajukkan pertanyaan-pertanyaan yang sekirannya sesuai dengan yang telah diajarkan. Adanya evaluasi dapat dijadikan sebagai tolak ukur dari pemahaman anak didik, kemudian dari evaluasi pula pendidik dapat memberikan umpan balik terhadap anak didiknya, agar nantinya anak didik dapat memeriksa sejauh mana memahami yang telah diajarkan, dan mencoba memperbaikinya lagi.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari evaluasi dalam pendidikan?
2.      Apa makna dari evaluasi dalam pendidikan?
3.      Apa tujuan dan fungsi dari adanya evaluasi dalam pendidikan?
4.      Apa saja prinsip-prinsip dari evaluasi dalam pendidikan?
5.      Apa pengertian dari umpan balik dalam pendidikan?
6.      Apa fungsi dari umpan balik dalam pendidikan?









PEMBAHASAN

A.      Evaluasi dalam Pendidikan
1.    Pengertian Evaluasi
Menurut bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian. Evaluasi menurut istilah merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu yang menggunakan instrumen dan hasilnya dapat dijadikan pula sebagai tolak ukur memperoleh kesimpulan baik itu dengan cara menilai ataupun mengukur, menilai bersifat kualitatif dan mengukur bersifat kuantitatif.
Evaluasi harus dilakukan dengan bijaksana dan arif sesuai dengan kemajuan belajar yang diperoleh anak didik. [1]

2.    Makna Evaluasi
Evaluasi bermakna bagi berbagai pihak, diantarannya:
1). Makna bagi Siswa
Hasil evaluasi memberikan informasi tentang sejauhmana ia telah menguasai bahan pelajaran. Dengan informasi ini peserta didik dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai, terdapat dua sikap sebelum peserta didik mengambil langkah-langkah tersebut, antara lain :
a.          Hasil evaluasi tidak memuaskan
Apabila ternyata hasil evaluasi ini tidak memuaskan, berarti ia belum bisa dikatakan peserta didik itu mencapai pembelajaran yang telah diajarkan. Dari sinilah ia seharusnya lebih giat lagi untuk belajar sehingga hasilnya sedikit demi sedikit dapat diperbaiki.
b.         Hasil evaluasi memuaskan
Apabila hasil evaluasi memuaskan bagi peserta didik,  ia lebih terdorong untuk tetap mengulangi hasil evaluasinnya dikemudian hari agar tidak sampai terjadi penurunan, atau semakin meningkatkan hasil evaluasinnya agar lebih baik.
2). Makna Bagi Guru
Hasil evaluasi memberikan petunjuk bagi pendidik mengenai beberapa hal, diantarannya :
a.         Keadaan Peserta didik
Hasil dari evaluasi yang diperoleh oleh peserta didik itu adalah hasil yang ingin dicapai oleh tiap peserta didik. Karena dengan hasil tersebut dapat  memberikan informasi kepada pendidik tentang letak kesulitan belajar peserta didiknya, sehingga dapat terdeteksi sedini mungkin.
b.         Materi pengajaran
Hasil evaluasi juga dapat memberikan gambaran bagi pendidik tentang daya serap apa yang telah ia ajarkan kepada peserta didiknya, jika terjadi hal demikian, misalnya : dari sebagian peserta didik yang diajarkan materi tertentu, ternyata pada salah satu sub bab nya mereka mendapat hasil kurang memuaskan berarti yang seperti itu materi pengajarannya perlu dijelaskan secara ulang oleh peserta didiknya, namun jika sebaliknya maka pendidik tidak perlu mengulanginnya lagi dan dapat beranjak ke materi selanjutnya.
c.         Metode mengajarnya
Sudah menjadi tugas pendidik dapat memilah dan memilih metode yang sesuai ketika akan diterapkan pada pembelajarannya.[2]
3). Makna bagi Pembimbing
Upaya bimbingan akan lebih terarah kepada tujuannya, apabila ditunjang oleh informasi yang akurat tentang keadaan peserta didik baik dari segi intelektual ataupun emosinnya, disini lah peran pembimbing.


4). Makna bagi Sekolah
Efektivitas kegiatan belajar mengajar, dapat diketahui melalui kondisi belajar yang diciptakan dan hasilnya pun dengan evaluasi.
5). Makna bagi Orang Tua Peserta didik
Semua Orang Tua ingin melihat sejauh mana tingkat kemajuan yang dicapai anaknya di sekolah, walaupun setelah mereka tahu belum tentu dapat memperbaiki nilai anaknya apabila nilainya tidak seperti apa yang mereka harapkan.[3]

3.      Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah tujuan evaluasi. Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan khusus. Jika tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut tersebut perlu diperinci menjadi tujuan khusus, sehingga dapat menuntun guru dalam menyusun soal atau mengambangkan instrumen evaluasi lainnya.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar, untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Yang merupakan fungsi dari evaluasi dan berupa (1) Penempatan pada tempat yang tepat, (2) Pemberian umpan balik, (3) Diagnosis kesulitan belajar, (4) Penentuan kelulusan.
Dalam hal ini ke empat fungsi itu bisa dilakukan dengan berbagai tes, antara lain:
a.    Tes penempatan
Dilakukan diawal sebelum pembelajaran, agar pihak sekolah dapat mengelompokkan peserta didik sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.


b.    Tes Formatif
Tes ini dilakukan ditengah-tengah pembelajaran, untuk membantu kemajuan peserta didik sejauhmana, apabila dalam sub bab tertentu dirasa peserta didik kurang menguasai, maka ia harus berusaha memperbaikinnya dan  pendidik juga berusaha mengajarkan sub bab itu secara ekstra.
c.    Tes Diagnosis
Hampir sama dengan tes formatif, namun perbedaannya terletak pada, kesukaran yang dimiliki peserta didik itu dapat ditindak lanjuti dengan Soal-soal yang diberikan oleh pendidik dibagian sub bab yang kurang dikuasai peserta didik.
d.   Tes Sumatif
Tes jenis diberikan diakhir tahun ajaran seperti semesteran ataupun hasil raport.
Adapun mengenai Fungsi Evaluasi dalam pembelajaran sebagai berikut :
a.       Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang pandai.
b.      Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh proses pendidikan yang ia jalani.
c.       Evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan untuk mengetahui potensi yang dimiliki peserta didiknya.
d.      Secara administratif, evaluasi juga berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua mereka dan lain-lain.[4]


4.      Prinsip-Prinsip Evaluasi
Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti penting, karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara benar.
Dalam bidang pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut:
a.       Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan.
b.      Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif.
c.       Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik.
d.      Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu.
e.       Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.
Selain dari prinsip diatas, juga terdapat berbagai prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi, yaitu :
a.         Keterpaduan
b.         Keterlibatan Siswa
c.         Koherensi
d.        Pedagogis

B.       Umpan Balik dalam Pendidikan
1.    Pengertian Umpan Balik
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian hasil belajar.[5] Umpan balik hanya dapat berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam kondisi tertentu saja, hanya menyajikan tes dan memberikan serta menyampaikan skor kepada siswa tidak terlalu mempengaruhi penampilan siswa. Baru bermanfaat apabila guru bersama siswa menelaah kembali jawaban-jawaban tes, baik itu benar atau salah.
            Kondisi atau keadaan yang siswa maupun situasi pengajaran juga menentukan keberhasialn usaha pemberian umpan balik terhadap belajar siswa, ketentuannya sebagai berikut:
a.    Umpan balik tidak mempermudah belajar jika :
1)        Siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu (misal: nyontek jawaban yang benar dari temanya tanpa ingin berfikir sendiri).
2)        Bahan yang akan dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa.
b.    Umpan balik membantu dan mempermudah belajar apabila berbagai syarat tercapai:
1)      Mengkonfirmasi jawaban-jawaban benar yang diberikan siswa dan menyampaikan kepadannya seberapa jauh mereka memahami akan jawaban yang diberikan.
2)      Mengidentifikasi jawaban kemudian membahasnya dan memperbaikinya.

2.    Fungsi Umpan Balik
Tiga fungsi utama ketika melakukan umpan balik, antara lain :
a.    Fungsi Informasional
Slameto (1988) mengacu pada Andreson yang dalam studinya menemukan bahwa umpan balik yang ditunda (delayed feedback) lebih efektif dari pada umpan balik yang segera (immadiate feedback). Yang dimaksud dengan delayed feedback adalah umpan balik yang diberikan paling cepat dua hari setelah tes dilaksanakan, sedangkan yang dimaksud dengan immadiate feedback merupakan memberikan infornasi tentang jawaban namun difikirannya itu masih terlintas jawaban awal mereka.

b.    Fungsi motivasional
Dengan adanya umpan balik dapat memotivator siswa untuk belajar, namun adanya umpan balik yang senantiasa diberikan guru itu belum selamannya mengandung hal positif terkadang umpan balik dapat dijadikan sasaran untuk mengancam siswa ataupun melihat keberhasilannya padahal semestinya jangan begitu.
c.    Fungsi komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan upaya komunikasi antar siswa dengan guru, karena dengan adanya umpan balik yang diberikan nantinya dapat mberi dorongan agar mereka yang sudah bisa dikatakan berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran tetap harus belajar dengan giat, dan bagi yang belum juga mengusai bisa juga dengan mencoba berfikir sendiri tanpa membudidayakan menyontek.[6]











PENUTUP
A.    Kesimpulan
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu yang menggunakan instrumen dan hasilnya dapat dijadikan pula sebagai tolak ukur memperoleh kesimpulan baik itu dengan cara menilai ataupun mengukur, menilai bersifat kualitatif dan mengukur bersifat kuantitatif. Evaluasi bermanfaat bagi beberapa pihak diantarannya : Bagi Peserta didik, Guru, Pembimbing, Sekolah bahkan untuk Orang Tua. Dapat dimengerti Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar, untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian. Dan berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok, mengetahui taraf kesiapan peserta didik ketika pembelajaran, membantu guru untuk mengetahui potensi yang dimiliki peserta didiknya, serta memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua. Untuk prinsip-prinsip evaluasi mliputi 4 hal : Keterpaduan, Keterlibatan Siswa, Koherensi, Pedagogis.
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian hasil belajar. Adapun untuk Fungsi Umpan Balik meliputi tiga fungsi utama ketika melakukan umpan balik, antara lain :Fungsi Informasional, Fungsi motivasional, Fungsi komunikasional.
B.     Saran
Kami menyadarai bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum adanya kesempurnaan di dalam pembahasanya, maka dari itulah penulis berharap adanya suatu kritik dan saran yang dapat membangun bagi penulis dalam menyelesaikan makalah yang akan ditulis berikutnya.
Sebelum dan sesudahnya penulis mohon maaf dalam penulisan masih banyak kekurangan dan salah penulisan dalam makalah ini. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pekalongan:STAIN Pekalongan Press.
Silverius, Suke.1991. Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo.
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Widoyoko, Eko Putro. 2011. Evaluasi Profram Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.



[1] Zaenal Mustakim, Strategi Belajar Mengajar,  (Pekalongan : STAIN Pekalongan Press, 2011), hal 178
[2]Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik, (Jakarta : Grasindo, 1991) ,hal. 7-8
[3]Ibid.,hal 8-9
[4]Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 18
[5]Eko Putro Widoyoko, M.Pd, Evaluasi Profram Pembelajaran, ( Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2011), hal, 35
[6]Suke Silverius., op.cit., hal 150-152

Tidak ada komentar:

Posting Komentar