Kamis, 03 Oktober 2013

fitrah manusia



PENDAHULUAN
            Manusia adalah makhluk ciptaan Alloh S.W.T. yang paling sempurna di Dunia ini. Manusia diciptakan dengan sebaik-baik penciptaan. Manusia diciptakan tidak lain hanyalah untuk menyembah Alloh S.W.T. Selain itu manusia hidup di Dunia agar dapat menjadi sebagai kholifah di Bumi yang fana’ ini. Dengan adanya manusia di Bumi dimaksudkan agar manusia mampu menata kehidupan yang telah disediakan oleh Alloh di Bumi yang fana’ ini. Sungguhpun demikian, Sang Kholiq tidak membiarkanya begitu saja tanpa memberinya suatu apapun. Sang Kholiq mengaruniakan akal kepada para hambanya yang ada di Bumi agar akal itu digunakan untuk berfikir dan menemukan rahasia-rahasia apa yang telah diperlihatkan Alloh melalui tanda-tanda ke-Esaan-Nya.
            Manusia yang dilahirkan di Bumi ini senantiasa dalam keadaan fitrah, yaitu bersih dan suci dari segala perbuatan maksiat yang dilakukan oleh manusia yang telah lahir lebih awal. Kondisi manusia inipun masih dalam keadaan steril dari berbagai virus dosa yang ada di Muka Bumi yang fana’. Sungguhpun demikian taqdir dari manusia itu sudah ditentukan terlebih dahulu oleh Sang Kholiq sebagai wujud tanda kekuasaan-Nya dan sebagai aktivitas yang pasti akan dijalankan dan pasti akan terlaksanakan sesuai waktunya tanpa ada keraguan di Dalamnya.
            Maka dari situlah pemakalah akan memberikan sedikit uraian makalah tentang “Fitrah Manusia” yang Insya Alloh akan sedikit memberi manfaat apabila kita kaji secara mendalam. Dalam makalah ini terdapat dalil-dalil yang menunjukkah sifat ke-fitrahan manusia dalam perspektif islam yang mana dalam hal ini sesuai dengan kitab suci Al-Qur’an.

















PEMBAHASAN
FITRAH MANUSIA
A.    Surat Al-A’raf ayat 189-190 dan Surat Ali Imran ayat 114-115
1.      QS.Al-A’raf ayat 189-190
uqèd Ï%©!$# Nä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur Ÿ@yèy_ur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry z`ä3ó¡uŠÏ9 $pköŽs9Î) ( $£Jn=sù $yg8¤±tós? ôMn=yJym ¸xôJym $ZÿÏÿyz ôN§yJsù ¾ÏmÎ/ ( !$£Jn=sù Mn=s)øOr& #uqt㨊 ©!$# $yJßg­/u ÷ûÈõs9 $oYtGøŠs?#uä $[sÎ=»|¹ ¨ûsðqä3uZ©9 z`ÏB šúï̍Å3»¤±9$# ÇÊÑÒÈ   !$£Jn=sù $yJßg9s?#uä $[sÎ=»|¹ Ÿxyèy_ ¼çms9 uä!%x.uŽà° !$yJŠÏù $yJßg9s?#uä 4 n?»yètGsù ª!$# $£Jtã tbqä.ÎŽô³ç ÇÊÒÉÈ  
Artinya: (189) “Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah Dia merasa ringan (Beberapa waktu). kemudian tatkala Dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi Kami anak yang saleh, tentulah Kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (190) “tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, Maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan”.
2.      QS.Ali Imran ayat 114-115
يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ (114) وَمَا يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ (115)  
Artinya: (114) “mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang Munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu Termasuk orang-orang yang saleh”. (115) “dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, Maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala) nya; dan Allah Maha mengetahui orang-orang yang bertakwa”.


B.     Mufradat
1.      Mufradat surat Al-A’raf ayat 189-190[1]
Maka setelah
!$£Jn=sù
Menciptakan kamu
Nä3s)n=s{
Anak yang saleh
$[sÎ=»|¹
Dan dia jadikan/ ciptakan
@yèy_ur
Sekutu-sekutu
uä!%x.uŽà°
Agar ia merasa senang
z`ä3ó¡uŠÏ9
Terhadap apa yang (anak)
$yJŠÏù
mencampurinya
$yg8¤±tós?
Dia berikan kepada keduanya
$yJßg9s?#uä
Ia mengandung
Mn=yJym
Maka maha tinggi
n?»yètGsù
Yang ringan
$ZÿÏÿyz
Dari apa yang
$£Jtã
Ia merasa berat
Mn=s)øOr&
Mereka sekutukan
bqä.ÎŽô³ç
Engkau memberi kami
$oYtGøŠs?#uä


2.      Mufradat surat Ali Imran ayat 114-115[2]
Dan apa saja mereka kerjakan
(#qè=yèøÿtƒ$tBur
Mereka beriman
cqãYÏB÷sãƒ
Mereka dihapuskan/ dihilangkan
çnrãxÿò6ム3
Dan mereka menyuruh
crããBù'tƒur
Dengan/terhadap orang-orang yang bertaqwa
úüÉ)­FßJø9$$Î/
Dan mereka bersegera
cqãã̍»|¡çur

C.    Asbabun Nuzul surat Al-A’raf ayat 189-190 dan surat Ali Imran ayat 114-115
1.      Asbabun Nuzul surat Al-A’raf ayat 189-190
Untuk asbabun nuzul surat Al-A’raf ayat 189-190, kami tidak menemukannya di kitab lubabun nuqul fii asbabin nuzul karangan Jalaludin As-Suyuti.



2.      Asbabun Nuzul surat Ali Imran ayat 114-115
Dikemukakan oleh Ibnu Abi Hatim, Ath-Thabarani dan Ibu Mundah di dalam ‘Ash-Shahabah’ yang bersumber dari Ibni Abbas, Ibnu Abbas berkata “Ketika Abdullah bin Salim, Tsa’labah bin Sa’yah, Usaid bin Sa’yah dan As’ad bin Abd serta dari golongan yahudi masuk islam, lalu mereka beriman, membenarkan dan mencintai islam, berkatalah pendeta-pendeta yahudi dan orang-orang kafir di antara mereka: “ Tidaklah beriman kepada Muhammad dan pengikut-pengikutnya kecuali orang-orang jahat di antara kami, sebab andai kata mereka yang paling baik di antara kami, mereka tak akan meninggalkan agama nenek moyangnya, dan pergi ke agama lain. ‘ Maka Allah menurunkan ayat “ LAISUU SAWAA-AN MIN AHLIL KITAABI” sampai akhir ayat, sehubungan dengan kejadian tersebut.
      Di kemukakan oleh Ahmad dan lainnya yang bersumber dari Ibni Mas’ud. Ibnu Mas’ud berkata: “ Pernah Rasulullah Saw. Mengahirkan shalat isya, kemudian beliau keluar menuju masjid, di dapatinya di situ orang-orang sedang menunggu shalat. Lalu bersabdalah beliau Saw. “ Ketahuilah! Sungguh tiada orangpun dari penganut agama lain yang ingat kepada Allah di saat seperti ini (malam) selain kalian”. Mka turunlah ayat ini. “ LAISUU SAWAA-AN MIN AHLIL KITAABI UMMATUN QAAIMATUN”. Sampai “ WALLAAHU’ALIIMUN BIL MUTTAQINA”.[3]
  1. Munasabah surat Al-A’raf ayat 189-190 dan surat Ali Imran ayat 114-115 dengan ayat sebelumnya
1.      Munasabah  surat Al-A’raf ayat 189-190 dengan ayat sebelumnya
Allah mengingatkan manusia tentang asal-usul kejadiannya (ayat 189-193)
Pada ayat-ayat yang telah lalu Allah swt menerangkan tingkah laku dan sikap mental orang musyrik mekah yang menyimpang dari fitrahnya. Mereka ingkar kepada keesaan Allah swt, kepada kenabian dan kepada hari kiamat. Maka pada ayat-ayat ini Allah swt mengungkapkan sejarah penyimpangan manusia dari fitrahnya, yang sebenarnya telah ada jauh sebelum zaman Quraisy di Mekah.[4]


2.      Munasabah surat Ali Imran ayat 114-115 dengan ayat sebelumnya
Pada ayat-ayat yang lalu sudah di jelaskan sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan buruk ahli kitab (yahudi) dan pembalasan yang akan di timpakan kepada mereka, maka pada ayat-ayat ini di jelaskan bahwa tidak semua sifat dan perbuatan ahli kitab ini buruk, tetapi ada juga di antara mereka yang mempunyai sifat-sifat dan perbuatan yang baik.[5]
E.     Tafsir surat Al-A’raf ayat 189-190 dan surat Ali Imran ayat 114-115
1.      Tafsir surat Al-A’raf ayat 189-190
"هُوَ" أَيْ اللَّه "الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْس وَاحِدَة" أَيْ آدَم "وَجَعَلَ" خَلَقَ "مِنْهَا زَوْجهَا" حَوَّاء "لِيَسْكُن إلَيْهَا" وَيَأْلَفهَا "فَلَمَّا تَغَشَّاهَا" جَامَعَهَا "حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا" هُوَ النُّطْفَة "فَمَرَّتْ بِهِ" ذَهَبَتْ وَجَاءَتْ لِخَفَّتِهِ "فَلَمَّا أَثْقَلَتْ" بِكِبَرِ الْوَلَد فِي بَطْنهَا وَأَشْفَقَا أَنْ يَكُون بَهِيمَة "دَعَوْا اللَّه رَبّهمَا لَئِنْ آتَيْتنَا" وَلَدًا "صَالِحًا" سَوِيًّا "لَنَكُونَنَّ مِنْ الشَّاكِرِينَ" لَك عَلَيْه 
"فَلَمَّا آتَاهُمَا" وَلَدًا "صَالِحًا جَعَلَا لَهُ شُرَكَاء" وَفِي قِرَاءَة بِكَسْرِ الشِّين وَالتَّنْوِين أَيْ شَرِيكًا "فِيمَا آتَاهُمَا" بِتَسْمِيَتِهِ عَبْد الْحَارِث وَلَا يَنْبَغِي أَنْ يَكُون عَبْدًا إلَّا لِلَّهِ وَلَيْسَ بِإِشْرَاكٍ فِي الْعُبُودِيَّة لِعِصْمَةِ آدَم وَرَوَى سَمُرَة عَنْ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : (لَمَّا وَلَدَتْ حَوَّاء طَافَ بِهَا إبْلِيس وَكَانَ لَا يَعِيش لَهَا وَلَد فَقَالَ : سَمِّيهِ عَبْد الْحَارِث فَإِنَّهُ يَعِيش فَسَمَّتْهُ فَعَاشَ فَكَانَ ذَلِكَ مِنْ وَحْي الشَّيْطَان وَأَمْره) رَوَاهُ الْحَاكِم وَقَالَ صَحِيح وَالتِّرْمِذِيّ وَقَالَ حَسَن غَرِيب "فَتَعَالَى اللَّه عَمَّا يُشْرِكُونَ" أَيْ أَهْل مَكَّة بِهِ مِنْ الْأَصْنَام وَالْجُمْلَة مُسَبِّبَة عَطْف عَلَى خَلَقَكُمْ وَمَا بَيْنهمَا اعْتِرَاض
Terjemah Tafsir Jalalain :
189. (Dialah) Allahlah (yang menciptakan kamu dari diri yang satu) yaitu Adam (dan Dia menjadikan) Dia menciptakan (daripadanya istrinya) yakni Hawa (agar dia merasa tenang) Adam menjimaknya (istrinya itu mengandung kandungan yang ringan) berupa air mani (dan teruslah dia merasa ringan) masih bisa berjalan ke sana dan kemari mengingat ringannya kandungan (kemudian tatkala dia merasa berat) anak yang ada dalam perutnya makin membesar, kemudian ia merasa khawatir bahwa kandungannya itu nanti berupa hewan (keduanya bermohon kepada Allah Tuhannya seraya berkata, "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami) anak (yang saleh) yang sempurna (tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.") kepada-Mu atas karunia itu.
190. (Tatkala Allah memberi kepada keduanya) seorang anak (yang saleh, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah) dalam suatu qiraat dibaca dengan dikasrahkan syinnya dan tanwin pada huruf akhirnya; yakni sekutu (tentang anak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka berdua) dengan menamakannya Abdul Harits, sedangkan tidak boleh seorang hamba menjadi hamba selain kepada Allah. Yang dimaksud dalam penyekutuan di sini bukanlah dalam masalah ubudiah/ibadah, karena Nabi Adam telah dimaksum dari hal semacam itu. Samurah telah meriwayatkan dari Nabi saw. yang pernah bersabda bahwa ketika Hawa melahirkan seorang anak, iblis bertawaf mengelilingi Siti Hawa; sebelumnya anak Siti Hawa belum pernah ada yang hidup, kemudian iblis berkata kepadanya, "Namakanlah dia anakmu yang baru lahir itu Abdul Harits, maka ia kelak akan hidup." Anak itu ternyata dapat hidup, hal itu terjadi karena ada saran dari setan dan perintah darinya, demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al-Hakim mengatakan bahwa hadis ini sahih; Tirmizi mengatakan bahwa predikat hadis ini hasan gharib (Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan) yakni penduduk Mekah dengan menjadikan berhala-berhala sebagai sesembahan mereka. Jumlah ayat ini merupakan musabbab atau penyebab, dan diathafkan kepada lafal khalaqakum, dan di antara sabab dengan musababnya terhadap jumlah mu`taridhah.[6]

2.      Tafsir surat Ali Imran ayat 114-115
"يُؤْمِنُونَ بِاَللَّهِ وَالْيَوْم الْآخِر وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنْ الْمُنْكَر وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَات وَأُولَئِكَ" الْمَوْصُوفُونَ بِمَا ذَكَرَ اللَّه "مِنْ الصَّالِحِينَ" وَمِنْهُمْ مَنْ لَيْسُوا كَذَلِكَ وَلَيْسُوا مِنْ الصَّالِحِينَ "وَمَا تَفْعَلُوا" بِالتَّاءِ أَيَّتهَا الْأُمَّة وَالْيَاء أَيْ الْأُمَّة الْقَائِمَة "مِنْ خَيْر فَلَنْ يُكْفَرُوهُ" بِالْوَجْهَيْنِ أَيْ تَعْدَمُوا ثَوَابه بَلْ تُجَازَوْنَ عَلَيْه      
Terjemah Tafsir Jalalain :
114. (Mereka beriman kepada Allah dan hari yang akhir, menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar dan berlomba-lomba mengerjakan kebaikan. Mereka itulah) yakni yang dilukiskan tadi (termasuk orang-orang yang saleh). Di antara mereka ada pula yang tidak seperti demikian dan tidak termasuk orang-orang yang saleh.
115. (Apa-apa yang mereka kerjakan) yang dikerjakan oleh umat yang lurus tadi, denganya atau yang kamu kerjakan, wahai umat denganya (berupa kebaikan, maka tidaklah akan tertutup) menurut dua versi tadi artinya tidaklah akan terhalang untuk mendapatkan pahalanya tetapi akan tetap diberi balasannya. (Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang bertakwa).[7]

  1. Aspek Tarbawi
1.      Dari keterangan di atas dalam surat Al-A’rof, ayat 189-190 dapat kita ambil beberapa nilai tarbawi kandungan ayat tersebut, antara lain yaitu :
a.       Bahwa manusia diciptakan dari diri yang satu, yaitu dari jenis yang satu berupa Adam.
b.      Penciptaan Hawa tidak sama dengan penciptaan Adam.
c.       Dalam penciptaan generasi manusia berikutnya berasal dari hubungan suami istri antara Adam dan Hawa.
d.      Ayat diatas menjelaskan proses kandungan secara umum.
e.       Hendaknya kita senantiasa bersyukur dan berdo’a kepada Alloh dalam kondisi bagaimanapun.
f.       Seyogyanya saat sang istri sedang hamil, suami istri memohon kepada Alloh agar dikaruniakan anak yang sholeh atau sholikhah.
g.      Mereka berdua menjadikan anaknya sebagai sekutu kepada Alloh setelah medapat bujukan dari iblis, yang sebenarny mereka telah dikaruniai anak yang sholeh seperti dalam do’anya.
2.      Sedangkan nilai tarbawi dalam surat Ali Imron, ayat 114-115, yaitu :
a.       Menjelaskan ciri-ciri orang sholeh antara lain : mereka beriman kepada Alloh dan hari akhir, menyuruh berbuat yang ma’ruf (baik), melarang berbuat munkar (jahat), dan berlomba-lomba dalam hal kebaikan.
b.      Menjelaskan ciri-ciri orang yang tidak sholeh yang mana mempunyai sifat kebalikannya dari orang sholeh.
c.       Amal perbuatan orang-orang sholeh tidak akan pernah terhalang atau terputus dari pahalanya yang akan mereke terima di hari akhir (hari pembalasan).
d.      Alloh mempuyai sifat Maha mengetahu terhadap hambanya.

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam surat Al-a’rof ayat 189-190 mengandung nilai tarbawi yang cukup banyak yaitu, Manusia diciptakan dari diri yang satu, yaitu dari jenis yang satu berupa Adam. Penciptaan Hawa tidak sama dengan penciptaan Adam. Dalam penciptaan generasi manusia berikutnya berasal dari hubungan suami istri antara Adam dan Hawa. Ayat diatas menjelaskan proses kandungan secara umum. Kita dianjurkan bersyukur dan berdo’a kepada Alloh dalam kondisi apapun. Pada saat sang istri sedang hamil, suami istri seyogyanya memohon kepada Alloh agar dikaruniakan anak yang sholeh atau sholikhah. Mereka berdua menjadikan anaknya sebagai sekutu kepada Alloh setelah medapat bujukan dari iblis, yang sebenarny mereka telah dikaruniai anak yang sholeh seperti dalam do’anya.
Sedangkan dalam surat Ali Imron ayat 114-115 yaitu menjelaskan ciri-ciri orang sholeh antara lain : mereka beriman kepada Alloh dan hari akhir, menyuruh berbuat yang ma’ruf (baik), melarang berbuat munkar (jahat), dan berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Dan amal perbuatan orang-orang sholeh tidak akan pernah terhalang atau terputus dari pahalanya yang akan mereke terima di hari akhir (hari pembalasan). Serta Alloh mempuyai sifat Maha mengetahui terhadap hambanya.
B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurang baik dalam penulisan, penyusunan maupun pembahasannya, untuk itu kami selaku penulis mohon kritik dan sarannya agar pembahsan dalam makalah ini bisa lebih sempurna dan sesuai dengan apa yang diharpkan.
Demikian yang dapat kami uraikan dalam makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis mohon maaf beribu maaf bila ada kesalahan dalam penulisan maupun pembahasan yang diuraikan. Sekian dan Terima kasih.



DAFTAR PUSTAKA

Depag RI, 1993. (Terjemah Al-Qur’an secara lafzhiyah). (Penuntun bagi yang belajar). Jakarta: Al-Hikmah.
As-Suyuti, Jalaludin. 1986. (Lubabun Nuzul fii Asbabin Nuzul). (Riwayat turunnya ayat-ayat Al-Qur’an). Surabaya: Daarul Ihya’.
Depag RI, 2009. Al-Qur’an Bayan. Jakarta: Bayan qur’an.
Hidayat, Dani. (Terjemah Tafsir Jalalain Jalaluddin Asy-Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy), http://myface-online.blogspot.com, Ebook-20100119, rabbany1981@gmail.com.











[1] Depag RI, Terjemah Al-Qur’an secara lafzhiyah (Penuntun bagi yang belajar), (Jakarta: Al-Hikmah, 1993), h.390-392
[2] Depag RI, op.cit, h. 22-23
[3] Jalaludin as-Suyuti, Lubabun Nuzul fii Asbabin Nuzul (Riwayat turunnya ayat-ayat Al-Qur’an), (Surabaya: Daarul Ihya’, 1986),  h. 117
[4] Depag RI, Al-Qur’an Bayan, (Jakarta: Bayan qur’an, 2009),  h. 175
[5] Depag RI, op.cit, h. 64
[6]Dani Hidayat, (Terjemah Tafsir Jalalain Jalaluddin Asy-Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy), http://myface-online.blogspot.com, Ebook-20100119, rabbany1981@gmail.com.
[7] Hidayat, Dani, (Terjemah Tafsir Jalalain Jalaluddin Asy-Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy), http://myface-online.blogspot.com, Ebook-20100119, rabbany1981@gmail.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar