Kamis, 03 Oktober 2013

Argumen dan Landasan Psikologi dlm Pengembangan Kurikulum

ARGUMEN DAN LANDASAN PSIKOLOGIS
DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas:
Mata Kuliah              : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu      : M. Khasani, M. Pd.


Disusun Oleh :
Kelompok 4

1.      Subur Mukti Wibowo           (2021111063)
2.      Imam Syafi’i                          (2021111071)
3.      Nur Hayati Isnia                    (2021111079)

Kelas F

PRODI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013

PENDAHULUAN

Dalam proses pengembangan sebuah kurikulum banyak hal yang perlu diperhatikan, diantaranya landasan dalam pengembangannya. Landasan pengembangan kurikulum diantaranya, landasan fisiologis, landasan psikologis, landasan sosial dan budaya, maupun landasan filosofis pengembangan kurikulum. Dari sekian landasan tadi, kami mencoba mengembangkan dan memaparkan landasan psikologis dalam pengembangan suatu kurikulum.
Kurikulum sebagai suatu program dan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, mempunyai hubungan dengan proses perubahan perilaku peserta didik. Dalam hal ini kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berfungsi sebagai alat untuk mengubah perilaku peserta didik (peserta didik) ke arah yang diharapkan oleh pendidikan. Oleh sebab itu, proses pengembangan kurikulum perlu memperhatikan asumsi–asumsi yang bersumber dalam bidang kajian psikologi.
Landasan psikologis pengembangan kurikulum menuntut kurikulum untuk memperhatikan dan mempertimbangkan aspek peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum sehingga nantinya pada saat pelaksanaan kurikulum apa yang menjadi tujuan kurikulum akan tercapai secara optimal. Sehingga unsur psikologis dalam pengembangan kurikulum mutlak perlu diperhatikan.








PEMBAHASAN

A.    Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sudah pasti berhubungan dengan proses perubahan perilaku peserta didik. Adanya kurikulum diharapkan dapat membentuk tingkah laku baru berupa kemampuan atau kompetensi aktual dan potensial dari setiap peserta didik, serta kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama. Psikologi merupakan salah satu landasan dalam pengembangan kurikulum yang harus dipertimbangkan oleh para pengembang. Hal ini dikarenakan posisi kurikulum dalam proses pendidikan memegang peranan yang sentral. Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar manusia, yaitu antara anak didik dengan pendidik, dan juga antara anak didik dengan manusia-manusia lainnya.
Manusia berbeda dengan makhluk lainnya karena kondisi psikologisnya. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata  ”kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik psikofisik manusia sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksinya dengan lingkungan”. Perilaku-perilaku tersebut merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya, baik yang nampak maupun yang tidak nampak : baik perilaku kognitif, afektif maupun psikomotor. Interaksi yang tercipta didalam situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis dari anak didik dan pendidik. Interaksi pendidikan di rumah berbeda dengan di sekolah. Interaksi antara anak dengan guru pada tingkat sekolah dasar berbeda dengan pada tingkat sekolah menengah pertama dan atas[1].



B.     Bidang-bidang yang terdapat landasan psikologis dalam pengmbangan kurikulum
Anak didik merupakan individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama guru adalah membantu mengoptimalkan perkembangan peserta didik tersebut.
Apa yang dididikan dan bagaimana cara mendidiknya perlu disesuaikan dengan tingkat dan pola-pola perkembangan anak. Karakteristik perilaku pada berbagai tingkat serta pola-pola perkembangan anak menjadi bagian dari psikologi perkembangan. Sementara itu, model-model atau pendekatan pembelajaran mana yang dapat memberikan yang optimal, dan bagaimana proses pelaksanaannya memerlukan studi yang sistematik dan mendalam. Study yang demikian merupakan bidang pengkajian dari psikologi belajar. Dengan demikian, paling tidak ada dua bidang psikologi yang harus mendapat perhatian para pengembang kurikulum, yakni :
1.    Psikologi Perkembangan dalam Pengembangan Kurikulum
Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan sel telur dengan spermatosoid sampai dengan masa dewasa. Individu manusia adalah sesuatu yang sangat kompleks tetapi unik, yakni memiliki banyak aspek seperti aspek jasmani, intelektual, sosial, emosional, moral dan sebagainya, tetapi keseluruhannya membentuk satu kesatuan.  Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan di samping persamaannya

2.    Psikologi Belajar dalam Pengembangan Kurikulum
Perkembangan kurikulum tidak terlepas dari teori belajar, karena pada dasarnya kurikulum disusun untuk membelajarkan siswa. Banyak teori yang membahas tentang belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Namun demikian, setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat manusia.[2]
Dalam psikologi belajar ada beberapa aliran yang masing-masing mempunyai konsep tersendiri tentang belajar tersebut. Beberapa teori tersebut adalah:
a.    Psikologi daya
Bahwa dalam diri induvidu terdapat berbagai daya yang dapat berfungsi dengan baik seperti : mengingat, berfikir. Adapun timbal balik yang harus diberikan oleh kurikulum adalah dari sekian materi yang diberikan setidaknya dapat melatih berbagai daya diatas.
b.    Teori Mental State
Belajar berarti menanamkan bahan pelajaran sebanyak-banyaknya memiliki etika dan nilai-nilai yang baik, pada teori mental state mata pelajaran yang disusun dari sejumlah mata pelajaran yang mengandung pengetahuan yang luas, dan mata pelajaran nya terpisah-pisah, kemudian nantinnya berorientasi pada mental siswa sehingga menghasilkan mental yang Intelektual.
c.    Psikologi Behaviorisme
Aliran psikologi ini berangkat dari manusia tidak dapat diamati namun kelakuannyalah yang dapat diamati.
d.   Teori Koneksionisme
Teori ini dikembangkan leh Thorn dike melalui S-R Bond Theory, dengan hukum-hukum belajar sebagai berikut :
1.      Hukum latihan
2.      Hukum pengaruh
3.      Hukum kesiapan
e.    Psikologi Gestalt[3]

C.    Implikasi Pengembangan Kurikulum
Dari 2 bidang psikologi yang telah dikemukakan terdapat  Implikasi terhadap pengembangan kurikulum,
1.      Implikasi Psikologi Perkembangan terhadap pengembangan kurikulum menurut Rudi Susilana yaitu:
a.       Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhannya.
b.      Kurikulum di samping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. Bagi anak yang berbakat dibidang akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan selanjutnya
c.       Kurikulum memuat tujuan–tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai atau sikap, dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan bathin.

2.      Implikasi lain dari pengetahuan terhadap pelaksanaan pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:
a.    Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat pada perubahan tingkah laku peserta didik.
b.    Bahan atau materi yag diberikan harus sesuai dengan kebutuhan.
c.    Strategi belajar mengajar yang digunakan harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
d.   Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat.
e.    Evaluasi pembelajaran.[4]



PENUTUP
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan dari perubahan tingkah laku. Adanya kurikulum diharapkan dapat membentuk tingkah laku baru berupa kemampuan atau kompetensi dari setiap peserta didik, karena Psikologi merupakan salah satu landasan dalam pengembangan kurikulum yang harus dipertimbangkan oleh para pengembang.
Bidang-bidang yang terdapat landasan psikologis  dalam pengembangan kurikulum terbagi menjadi 2 : psikologi perkembangan dan psikolohi belajar dalam pengembangan kurikulum.
Didalam pengembangan kurikulum, implikasi yang diberikan oleh kedua bidang yang terdapat pada landasan psikologis itu diantarannya :
1.    Implikasi Psikologi Perkembangan terhadap pengembangan kurikulum menurut Rudi Susilana yaitu:
a.       Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhannya.
b.      Kurikulum di samping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik.
c.       Kurikulum memuat tujuan–tujuan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan bathin.
2.    Implikasi lain dari pengetahuan terhadap pelaksanaan pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Tujuan pembelajaran yang dirumuskan
b.      Bahan atau materi yag diberikan harus sesuai dengan kebutuhan.
c.       Strategi belajar mengajar yang digunakan harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
d.      Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat.
e.       Evaluasi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina.2010. Kurikulum dan Pembelajaran: teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum KTSP. Jakarta: Kencana
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Http://bayusatrya007.blogspot.com/2013/06/landasan-psikologi-pengembangan.html





[1] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), hlm, 45.
[2] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum KTSP, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm, 54.
[3] Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm107-108.
[4] http://bayusatrya007.blogspot.com/2013/06/landasan-psikologi-pengembangan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar