INTEGRASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
“BERIMAN KEPADA HARI AKHIR”
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Teknologi
Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs.
Moh. Muslih, M.Pd,Ph.D
Disusun Oleh:
Imam Syafi’i 2021
111 071
Kelas A
PRODI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) PEKALONGAN
2013
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata
Pelajaran :
Pendidikan Agama Islam
Pokok
Bahasan : Aqidah
Sub
Pokok Bahasan : Iman
Kepada Hari Akhir
Kelas
/ Semester :
XII / I
Satuan
Pendidikan : Sekolah
Menengah Atas (SMA)
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit (1
X Pertemuan)
A.
Standar
Kompetensi :Memahami
Keimanan Kepada Hari Akhir
Dasarnya :Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan
dapat dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari
Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) mata pelajaran.
Sebelum
menuliskan Standar Kompetensi. Penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi
mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1.
Melakukan
suatu tugas atau pelajaran berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.
2.
Mengorganisasikan
tindakan agar pekerjaan dalam mata pelajaran tertentu dapat dilaksanakan.
3.
Melakukan
reaksi yang tepat bila terjadi penyimpangan dari rancangan semula.
Melaksanakan
tugas dan pekerjaan berkaitan dengan mata pelajaran dalam situasi dan kondisi
yang berbeda.[1]
B. Kompetensi Dasar :Melaksanakan
Perilaku Keimanan terhadap Hari Akhir
Dasarnya :Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus
dimiliki peserta didik dalam rangka mengusai SK mata pelajaran tertentu.
Kompetensi Dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum
menentukan atau memilih Kompetensi Dasar.
Penyusun terlebih dahulu mengkaji Standaar Kompetensi dan
kompetensi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Urutan
berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/ atau tingkat kesulitan
kompetensi dasar.
2.
Keterkaitan
antar Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
3.
Keterkaitan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antar mata pelajaran.[2]
C.
Indikator
Kompetensi :
1.
Siswa
dapat mengetahui pengertian Hari Akhir
2.
Siswa
dapat menyebutkan tanda-tanda Hari Akhir
3.
Siswa
dapat menyebutkan tahapan kejadian Hari Akhir
4.
Siswa
dapat menunjukkan perilaku keimanan kepada Hari Akhir
5.
Siswa
dapat menerapkan perilaku keimanan terhadap Hari Akhir dalam kehidupan
Dasarnya :
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan merupakan
sub-kompetensi dasar. Indikator dirumuskan sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan, potensi daerah dan peserta didik dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi, sebagai acuan penilaian.
Dengan demikan indikator pencapaian kompetensi mengarah pada indikator
penilaian.[3]
D. Karakter Siswa yang diharapkan
1.
Dapat dipercaya ( Trustworthines )
2.
Rasa hormat dan perhatian ( Respect
)
3.
Tekun ( Dilegent )
4.
Tanggung jawab ( Responsibility )
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian
Hari Kiamat
2. Tanda-Tanda
Hari Kiamat
3. Tahapan
Kejadian Hari Kiamat
4. Hari
Kiamat Sebagai Hari Pembalasan yang Hakiki
F. Metode Pembelajaran
1. Metode
Ceramah
Metode
ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan
atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Metode ini lebih banyak
menuntut keaktifan guru daripada anak didik.
Adapun
kelebihan dari metode ceramah ini adalah sebagai berikut :
·
Guru mudah
menguasai kelas.
·
Mudah
mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
·
Dapat diikuti
oleh jumlah siswa yang besar.
·
Mudah
mempersiapkan dan melaksanakannya.
·
Guru mudah
menerangkan pelajaran dengan baik.
Namun
di sisi lain metode ceramah ini terdapat kelemahan, diantaranya :
· Mudah
menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
· Yang
visual menjadi rugi sedangkan yang auditif besar menerimanya.
·
Bisa selalu
digunakan dan jika terlalu lama akan membosankan.
·
Guru
menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya ini sukar sekali.
·
Menyebabkan
siswa menjadi pasif.[4]
2.
Metode Tanya
Jawab
Metode
tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk
pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Penggunaan metode tanya jawab
bermaksud memotivasi anak didik untuk bertanya selama proses belajar mengajar,
atau guru mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawabnya.
Metode
tanya jawab memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
1)
Kelebihan metode
tanya jawab
·
Pertanyaan dapat
menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun keadaan kelas sedang ribut.
·
Merangsang siswa
untuk melatih dan mengembangkan daya pikir dan daya ingat.
·
Mengembagkan
keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
2)
Kekurangan
metode tanya jawab
·
Siswa merasa
takut apabila suasana kelas tegang.
·
Tidak mudah
membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
·
Waktu sering
banyak terbuang apalagi.
·
jika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan
sampai dua atau tiga orang.
·
Dalam jumlah
siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada
setiap siswa.[5]
3.
Metode Refleksi
Diri
Refleksi sebagai satu proses merenung,
menganalisis dan mencari alasan dan seterusnya melakukan tindakan untuk
memperbaiki diri. Metode ini digunakan sebagai bahan
intropeksi bagi siswa. Sehingga siswa mampu menemukan hikmah dan sebab-sebab
dari suatu peristiwa yang telah terjadi.
4.
Metode Diskusi
Adalah
cara penyajian pelajaran dimana siswa dihadapkan pada suatu masalah baik berupa
pernyataan ataupun pertanyaan yang bersifat problematis untuk dipecahkan
bersama.
Kelebihan
dari metode diskusi diantaranya :
·
Mengembagkan
sikap menghargai pendapat orang lain.
·
Memperluas
wawasan.
·
Membina untuk
terbiasa bermusyawarah untuk mufakat dalam memevahkan suatu masalah.
Kelemahan metode diskusi diantaranya :
·
Pembicaraan
terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
·
Peserta mendapat
informasi yang terbatas.
·
Dikuasai oleh
orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.[6]
5.
Metode Tugas dan
Resitasi
Adalah
metode penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar.
G. Media pembelajaran
1.
Buku Paket
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam Untuk SMA
Kelas XII. Jakarta: Erlangga. Buku ini kami pilih karena didalamnya tidak
hanya materi saja yang disajikan, tetapi juga dilengkapi gambar yang sesuai
dengan tema yang dibahas, dilengkapi pula dengan kamus istilah, kotak renungan,
dan juga kisah zaman dahulu. Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami dan
sistematis.
2.
LKS
TN. Pendidikan Agama Islam Kelas XII Semester 1.
Surakarta: Grahadi. Lks ini berisi rangkuman materi dan latihan-latihan soal
sebagai pendukung dari buku paket. Selain itu LKS juga dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi bagi siswa.
3.
Power Point
Di mana didalamnya berisi materi pembelajaran yang
akan disampaikan saat pembelajaran berlangsung. Dengan power point pendidik
akan lebih sitematis dalam menyampaikan materi sehingga akan lebih mudah
dipahami oleh peserta didik.
4.
Video Pembelajaran
Berisi salah satu tanda-tanda hari akhir (Bencana
Tsunami Aceh). Video pembelajaran ini terdapat pada blog. Pemutaran video ini
juga sebagai salah satu contoh yang real terhadap materi tanda-tanda hari
akhir.
5. Blog
Blog ini berisi rangkuman materi-materi
pembelajaran, video pembelajaran, artikel pendidikan, dan tugas pendukung.
Penggunaan blog ini dimaksudkan agar siswa dapat mengenal teknologi dan
memanfaatkan teknologi yang ada untuk hal-hal yang positif. Selain itu sebagai
bentuk materi dan nilai-nilai tambahan dari tanggapan yang disampaikan lewat
blog tersebut. Sehingga kmampuan siswa akan terlihat lebih jelas dalam
pengklasisfikasiannya yang dilakukan oleh pendidik.
H. Kegiatan Pembelajaran
1.
Kegiatan
Pendahuluan (15 menit)
a. Guru
Melakukan 3S <senyum, salam, sapa> (2 menit)
· Senyum tulus yang terpancar dari wajah kita saat berbicara dengan
orang lain pasti akan membuat lawan bicara kita nyaman. Hati kita ikut bahagia
saat senyum menghiasi wajah kita. Bagaimanapun rupa kita, lawan bicara kita
akan ikut tersenyum melihat kita tersenyum. Senyum adalah ibadah yang paling
mudah dan murah. Maka tersenyumlah kepada siapapun yang kita temui.
· Salam yang diucapkan dengan ketulusan mampu mencairkan suasana
kaku. Bila ada seseorang yang mengucap salam dengan suara lembut dan
bersahabat, hati kita pun terasa sejuk mendengarnya. Di dalam salam ada nuansa
tersendiri. Persaudaraan berawal dari salam.
· Sapa-an ramah yang kita ucapkan kepada orang lain akan membuat
suasana menjadi akrab dan hangat. Biasakanlah menyapa, mulailah pada seseorang
yang berada di dekat kita. Dengan satu sapa saja kita bisa menyapa getaran
kemuliaan yang hadir bersamaan dengan sapaan kita.
b. Guru
Mengajak Siswa Berdoa (2 menit)
Guru
mengajak siswanya untuk berdoa dengan cara bertawassul. Tawassul adalah salah
satu cara berdo’a dan salah satu pintu menghadap Allah SWT. Pokok yang dituju
hakikatnya adalah Allah SWT. Sesuatu yang dijadikan tawassul tidak lain
adalah perantara untuk mendekatkan kepada Allah.
Selain
itu dalam hadits nabi juga banyak disebutkan anjuran untuk berdo’a terlebih
dahulu sebelum melaksanakan sesuatu terlebih lagi saat hendak belajar atau
mencari ilmu. Do’a paling minimal yang haraus diucapkan adalah membaca
basmallah. Karena tanpa basmallah kegiatan tersebut akan hilang barokahnya.
c. Guru
mengabsen siswa (5 menit)
Dengan
kegiatan mengabsen, guru lebih mengenal siswanya satu persatu dan ketika ada
siswanya yang tidak hadir, guru bisa langsung menanyakan keadaan siswa tersebut
kepada temannya. Sehingga terciptalah nilai solidaritas di antara mereka.
Selain itu juga sebagai rasa simpatik seorang pendidik terhadap peserta
didiknya hal ini ada di dalam kitab adabul ‘alim wal muta’allim yang mana
sebagai seorang pendidik harus bersikap lemah lembut dan perhatian terhadap
murid-muridnya.
d. Guru
memotivasi siswa (2 menit)
Dalam
hal ini, sang guru memotivasi siswa dengan menjelaskan manfaat mempelajari
tentang iman kepada hari akhir. Motivasi berfungsi sebagai alat untuk membangun
semangat jiwa yang ada dalam diri siswa sehingga pada saat pembelajarannya
nanti bisa dilaksanakan dengan penuh semangat dan tekun.
e. Guru
memberikan Apersepsi (4 menit)
Apersepsi
adalah suatu penafsiran buah pikiran yaitu menyatupadukan dan mengasimilasi
sesuatu pengamatan dan pengalaman yang telah dimiliki.
Dalam
kegiatan ini, guru menanyakan sekilas tentang tema pembahasan. Misalnya: “Ayo
siapa yang tahu tentang pengertian hari kiamat? ” kemudian, guru menanyakan
persiapan siswa mengikuti pelajaran.
2.
Kegiatan Inti
(65 menit)
a. Eksplorasi
(10 menit)
Eksplorasi
adalah kegiatan
untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru.
Dalam kegiatan ini, guru menayangkan power point yang berisi rangkuman materi
pelajaran dan menjelaskannya dengan metode ceramah dengan suara yang lantang
dan jelas serta menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami oleh para
siswanya.
b. Elaborasi
(40 menit)
Elaborasi
adalah penggarapan secara tekun dan cermat. Dalam kegiatan ini,
ü Guru
mengadakan tanya jawab dengan siswa untuk mengukur tingkat pemahaman siswa
mengenai materi pelajaran tersebut.(8 menit). Proses tanya jawab ini termasuk
dalam tes formatif yang mana untuk memantau (memonitor) kemampuan belajar siswa
demi memberikan umpan balik baik kepada siswa maupun guru.
ü Guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok.(2 menit)
ü Selanjutnya
guru menayangkan video tentang salah satu tanda-tanda hari akhir sebagai bagian
dari refleksi diri dalam pembelajaran ini.(8 menit)
ü Dengan
metode diskusi, guru menyuruh masing-masing kelompok untuk menganalisis hikmah
yang dapat diambil dari penayangan video tersebut (Bencana Tsunami Aceh) dan
cara menyikapinya.(7 menit)
ü Guru
menyuruh masing-masing perwakilan kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya.(15
menit)
c. Konfirmasi
(15 menit)
Konfirmasi
adalah pembenaran, penegasan dan pengesahan yang dilakukan oleh seorang guru,
meliputi:
v Guru
menyatukan perbedaan pendapat dari hasil diskusi siswa dan menyimpulkan hasl
diskusi. (5 menit)
v Guru
bersama siswa bertanya jawab akan sesuatu hal yang belum diketahui siswa. (5
menit)
v Guru
menegaskan kembali bahwa Hari Kiamat atau Hari Akhir adalah hari pembalasan
yang hakiki.(5 menit)
3.
Kegiatan Penutup
(10 menit)
ü Guru
membuat rangkuman atau kesimpulan dari hasil pembelajaran. (4 menit)
ü Guru
melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan memberikan
sedikit soal seperti: jelaskan pengertian hari akhir?, sebutkan tanda-tanda
hari akhir?, sebutkan tahap-tahap hari akhir?. Soal-soal ini termasuk dalam tes
sumatif yang mana dijadikan sebagai alat ukur guru untuk mengetahui seberapa
besar materi pelajaran yang dapat diserap oleh siswa setelah melakukan
pembelajaran tersebut. sehingga guru mampu melihat kberhasilan dan tidakanya
konsep atau metode yang diterapkan dalam pembelajaran tersebut. kemudian guru memberikan
tugas mengerjakan LKS di rumah dan tugas pendukung yang ada di blog. Untuk 3
soal terkhir dan soal yang ada di LKS dapat dijadikan sebagai nilai pokok,
sedangkan yang ada di blog dapat dijadikan sebagai nilai tambahan(siswa yang
aktif dan kreatif). (4 menit)
ü Guru
menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama dan memberi salam
penutup.(2 menit) sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dalam pembukaan
pembelajaran diawali dengan do’a, maka di akhir pembelajaran-pun hendaknya
ditutup dengan bacaan do’a pula. Karena do’a merupakan senjatanya seorang mukmin
dan do’a adalah inti ibadah.
I.
Penilaian
Dalam melakukan
penilaian terhadap siswanya, guru menggunakan 2 macam penilaian yaitu penilaian
tes dan non tes.
Ø Penilaian
Tes
Dalam hal ini siswa
diberi tugas, baik tugas wajib maupun tugas pendukung. Tugas wajib dengan
mengerjakan soal post test setelah usai dari pembelajaran yang dikumpulkan
langsung pada pertemuan itu dan mengerjakan soal-soal yang ada di LKS yang mana
harus dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Dan tugas pendukung dengan
memberi komentar mengenai artikel pendidikan yang ada di blog.
Ø Penilaian
Non Tes
Melalui observasi dan penilaian
sikap. Observasi di sini guru mengamati keaktifan siswa dalam berdiskusi dan
bertanya jawab. Sedangkan untuk penilaian sikap yang dinilai yaitu :
Tes Sikap :
NO
|
Sikap
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
1
|
Dapat dipercaya
|
|
|
|
|
|
2
|
Bertanggung jawab
|
|
|
|
|
|
3
|
Rasa hormat dan perhatian
|
|
|
|
|
|
4
|
Berhati-hati dalam berpikir, bersikap,
dan tekun dalam belajar
|
|
|
|
|
|
5
|
Amar ma’ruf nahi munkar
|
|
|
|
|
|
Skor
penilaian :
A : Sangat Baik B : Baik C : Cukup
D : Kurang E : Sangat Kurang
J.
Rasionalisasi
Desain pembelajaran yang kami
buat lebih menarik karena dalam penyampaian materi yang digunakan sangat rileks
tapi ada kepastian di dalamnya yaitu dengan menggunakan metode refleksi diri
dan diskusi kelompok. Sehingga siswa mampu menganalisis materi yang ada melalui
pemutaran video pembelajaran, kemudian didiskusikan secara berkelompok yang
dapat menyelesaikan masalah yang muncul dalam memahami materi tersebut dengan
sendirinya.
Kemudian desain pembelajaran ini
juga dapat mendorong siswa agar menjadi tekun dalam belajar karena dalam
memahami materi tidak hanya dengan menggunakan buku paket, LKS dan power point
saja namun juga menggunakan blog yang mana dalam blog itu terdapat artikel dan
soal-soal serta materi dan video pembelajaran yang mana dapat dijadikan siswa
untuk mengulang materi dimanapun mereka berada dengan menggunakan bantuan alat
teknologi. Hal ini juga mendorong siswa agar bisa mampelajari sumber belajar
yang berkaitan dengan teknologi.
Selain itu desain pembelajaran
ini juga lebih efektif karena di dalamnya juga menggunakan metode diskusi yang
mana dalam hal ini siswa dituntut agar aktif dan kreatif serta kritis dalam
memahami materi yang disampaikan. Dan tidak hanya dengan diskusi saja namun
juga didikung dengan metode ceramah yang mana guru sebagai pusat perhatian
siswa dalam menyampaikan materi pembelajaran. Desain pembelajaran ini juga
lebih efisien dan sistematis karena dalam penyampain materinya menggunakan
power point yang sudah diringkas sedimikian rupa agar memudahkan siswa dalam memahami
materi tersebut dan kondisi ruang kelas juga akan lebih kondusif karena selalu
dalam pengawasan guru dengan menjadikan siswa sebagai subjek pembelajaran
sekaligus objek pembelajaran, sedangkan guru tidak hanya sebagai penyampai
materi namun juga berperan sebagai fasilitator dan motivator para siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar