A.
Judul:
“PEMBENTUKAN AKHLAK
PESERTA DIDIK MELALUI MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI
PEKERTI DI SMP NEGERI 6 PEKALONGAN”
B. Latar Belakang Masalah
Saat ini kita berada di tengah pusaran
hegemoni media, revolusi iptek tidak hanya mampu menghadirkan sejumlah
kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, melainkan juga mengundang
serentetan permasalahan dan kekhawatiran. Kita memang harus kaya informasi dan
tidak boleh ketinggalan, jika tidak mampu dikatakan tertinggal. Tetapi terlalu
naif rasanya jika mau mengorbankan kepribadian hanya karena untuk mengejar
informasi dan hiburan. Disinilah akhlak harus berbicara, sehingga mampu
menyaring ampas negatif dari teknologi dan menjaring saripati informasi
positif.[1]
Akhlak manusia dapat dibentuk oleh
berbagai pengaruh internal maupun eksternal. Pengaruh internal berada dalam
diri manusia sendiri. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksudkan pengaruh
internal adalah watak, yaitu sifat dasar yang sudah menjadi pembawaan sejak
manusia dilahirkan. Akan tetapi, pengaruh eksternal pun dapat membentuk watak
tertentu. Lingkungan, mata pencaharian, makanan dan minuman, pergaulan sehari-hari
dengan kawan sejawat, istri atau suami, dan sebagainya yang selalu terlibat
dalam kehidupan manusia secara terus-menerus dapat membentuk watak manusia. Ada
pula yang berpendapat bahwa faktor geografis, pendidikan, situasi, dan kondisi
sosial ekonomi, serta kebudayaan masyarakat pun dapat membentuk watak. Jadi,
watak manusia dapat dibentuk oleh dua faktor yang dimaksudkan, baik dari dalam
dirinya maupun yang datang dari luar. Watak semacam karakter pribadi individu
yang sangat kuat dan sukar untuk diubah, kecuali melalui proses edukasi yang
berkesinambungan dan intensif.[2]
Berbicara masalah pembentukan akhlak
sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai
pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah
pembentukan akhlak. Muhammad Athiyah al-Abrasyi dalam buku dasar-dasar pokok
pendidikan Islam yang dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya menyebutkan bahwa
pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan Islam.[3]
Hal ini juga senada dengan yang dikatakan Ahmad D. Marimba yang dikutip oleh
Abuddin Nata dalam buku akhlak tasawuf bahwa tujuan utama pendidikan Islam
adalah identik dengan tujuan hiduop setiap Muslim, yaitu untuk menjadi hamba
Allah, yakni hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan memeluk
agama Islam.[4]
C. Rumusun Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas,
maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana manajemen
pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan
?
2.
Bagaimana manajemen
pembentukan akhlak peserta didik di SMP Negeri 6 Pekalongan ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh
peneliti adalah:
1.
Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kritis manajemen
pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6
Pekalongan.
2.
Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kritis
manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6
Pekalongan.
E. Tinjauan Pustaka
Adapun penelitian yang memiliki
relevansi dengan penelitian yang penulis lakukan antara lain:
1.
Penelitian yang dilakukan
oleh M. Amirul Mukminin, tahun 2006 yang mengambil judul “Internalisasi
Nilai-Nilai Akhlak Islam Terhadap Tingkah Laku Siswa Kelas III MAN Kendal” menjelaskan
bahwa, dalam mewujudkan Akhlak mulia siswa diperlukan adanya pengembangan
upaya-upaya dalam tahapan proses internalisasi nilai-nilai akhlak, strategi,
pendekatan dan metode, serta pengembangan aspek-aspek yang memiliki peran
penting dalam tahapan proses internalisasi nilai-nilai akhlak Islam.[5]
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Rilin Widia Safitri dalam Tesisnya
yang berjudul “Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlak (studi Diskriptif di MAN
2 Surakarta Tahun pelajaran 2014/2015)” pada tahun 2015 mendapatkan data
bahawa, manajemen Pembelajaran dan
prestasi belajar aqidah akhlak memiliki korelasi yang sangat kuat, Guru
dituntut untuk mengelola pembelajaran sebaik mungkin, guru harus kreatif dalam
pembelajaran dalam kelas kepada siswa. mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penilaian, pengawasan.[6]
3.
Penelitian yang dilakukan oleh Salistia Muniroh pada tahun 2013 yang
berjudul “Peran mata pelajaran akidah akhlak dalam membentuk karakter anak
kelas III di SDI Terpadu Salsabila al-Muthi’in Yogyakarta” mendapatkan data
bahwa anak-anak sudah mampu membedakan akhlak yang terpuji dan tercela dengan
meneladani nilai-nilai pendidikan akhlak di sekolah. Sehingga dalam praktiknya
anak-anak yang sudah mendapatkan mata pelajaran akidah akhlak dikelas dengan
baik maka akan mendapatkan model pembiasaan prilaku sesuai dengan akhlak mulia.[7]
F. Kerangka Teori
Kata akhlak secara etimologis, berasal
dari bahasa Arab, yaitu kata “khalaqa” yang dijamakkan menjadi “akhlaq”
yakni secara linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku,
atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan. Sedangkan secara
terminologis, dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan pranata perilaku manusia
dalam segala aspek kehidupan.[8]
Sedangkan menurut Imam al-Ghazali yang
dikutip oleh Mahjuddin dalam bukunya yang berjudul akhlak tasawuf II,
mengatakan bahwa:
“Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan;
tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut
melahirkan suatu tindakan terpuji menurut ketentuan rasio dan norma agama,
dinamakan akhlak baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan buruk maka
dinamakan akhlak buruk.”[9]
Dengan demikian secara terminologis
pembentukan akhlak adalah tindakan yang berhubungan dengan tiga unsur penting,
yaitu sebagai berikut:
1.
Kognitif, yaitu pengetahuan
dasar manusia melalui potensi intelektualitasnya;
2.
Afektif yaitu pengembangan
potensi akal manusia melalui upaya menganalisis berbagai kejadian sebagai
bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan;
3.
Psikomotorik, yaitu
pelaksanaan pemahaman rasional ke dalam bentuk perbuatan yang kongkret.
Konseop akhlak dalam al-Qur’an, salah
satunya dapat diambil dari pemahaman terhadap surat al-alaq ayat 1-5,
yang secara tekstual menyatakan perbutan allah dalam menciptakan manusia
sekaligus membebaskan manusia dari kebodohan. (‘allamal insāna mālam ya’lam).[10]
G. Metode Penelitian
1.
Jenis dan Pendekatan
Penelitian
a.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian
lapangan (field research), yang merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat
tertentu, baik di lembaga dan organisasi kemasyarakatan maupun lembaga
pemerintah, dengan cara mendatangi rumah tangga, perusahaan-perusahaan, dan
tempat-tempat lainnya.[11]
Dalam hal ini berupaya untuk
mendeskripsikan dan menganalisis kritis manajemen (meliputi persiapan,
pengorganisasian dan pelaksanaan serta evaluasi) pembelajaran PAI dan Budi
Pekerti yang dijadikan sebagai konsep dalam pembentukan akhlak peserta didik di SMP 6 Pekalongan.
b.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif berkesinambungan (continuity
description) yaitu, kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara
terus menerus atas suatu objek penelitian.[12] Dengan
pendekatan tersebut penulis akan memperoleh gambaran mengenai tentang bagaimana
manajemen pembelajaran PAI dan budi pekerti Pekalongan dan bagaimana
pembentukan akhlak peserta didik di SMP Negeri 6 Pekalongan.
2.
Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang
dipakai dalam mengumpulkan data, data yang terkumpul digunakan sebagai bahan
analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain:
a.
Metode Interview
atau Wawancara
Metode wawancara merupakan proses
mendapatkan data dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti
dengan narasumber dengan pedoman wawancara interview guide.[13] Metode
interview ini untuk mendapatkan informasi narasumber terkait pelaksanaan
manajemen pembelajaran PAI dan Budi Pekerti sebagai pembentukan akhlak di SMP
Negeri 6 Pekalongan.
b.
Metode Observasi
Observasi adalah suatu proses mengamati
dan mendengar dalam kerangka memahami, mencari bukti fenomena.[14] Pengamatan yang
digunakan dalam pengumpulan data ini menggunakan teknik partisipan dan non partisipan.
Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung letak geografis, kondisi
lingkungan, keadaan peserta didik, guru dan karyawan, dalam proses manajemen
pembelajaran PAI dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan.
c.
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu, mencari data
mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger dan sebagainya.[15] Adapun
penggunaan metode ini untuk mendapatkan data-data tentang keadaan sekolah
secara umum, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses
pembelajaran Aqidah Akhlak, maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem pengelolaan sekolah
dan upaya SMP Negeri 6 Pekalongan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
3.
Teknik Analisis Data
Analisis data sendiri adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data.[16]
Dalam siklus tersebut peneliti mulai
bergerak dengan komponen analisis data dari pengumpulan data yang didapatkan
dari SMP Negeri 6 Pekalongan selama proses pembelajaran PAI dan budi pekerti
berlangsung. Reduksi data dilakukan dengan mengklarifikasi data yang sejenis
dan melakukan kodifikasi data yang sama. Sedangkan deskripsi penyajian data
dilakukan sesuai dengan pokok permasalahan manajemen pembelajaran PAI dan budi
pekerti. Secara visual proses analisis data dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar: 1.1
Skema Proses Analisis Data
Skema no. 1.1 tentang proses analisis
data dapat dijelaskan bahwa pengumpulan data merupakan tahap awal kemudian
dilanjutkan dengan analisa data. Pada tahap analisa data ini ada tiga langkah
yang harus dilalui yaitu reduksi data, sajian data dan kemudian dilakukan
verifikasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
kritis deskriptif. Gagasan penelitian analitis kritis deskriptif ini adalah
mendeskripsikan, membahas dan mengkritik gagasan primer yang selanjutnya
dikonfrontasikan dengan gagasan primer yang lain dalam upaya studi
perbandingan, hubungan dan pengembangan model.
H. Pembahasan
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di
SMP Negeri
6 Pekalongan Materi pelajaran pada umumnya merupakan gabungan antara jenis
materi yang berbentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap. Materi
pelajaran PAI dan budi
pekerti
di
SMP Negeri
6 Pekalongan
menggunakan
buku
paket dari
pusat.[17]
Sebelum proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan
budi
pekerti dimulai
seorang guru terlebih dahulu melakukan
perencanaan
dengan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
yang mencakup: KI
dan KD, tujuan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, media, metode dan evaluasinya. Setiap pembelajaran memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Selain
itu, guru juga menggunakan strategi
dan pendekatan
pembelajaran dalam
proses pembelajaran PAI dan
budi pekerti, dimana guru menggunakan pendekatan scientific agar peserta didik
mampu berpikir secara ilmiah.[18]
Selain
menggunakan strategi
dan pendekatan dalam proses
pembelajaran, guru juga menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti, seperti: metode diskusi, praktek langsung, sosiodrama, tanya jawab, penugasan, dan lain
sebagainya. Sedangkan cara atau metode yang digunakan untuk membentuk
karakter peserta didik melalui pembelajaran
pendidikan agama Islam
dan budi pekerti adalah
pembiasaan memberikan penghormatan, pembiasaan
membaca do’a sebelum pelajaran,
pemberian nasehat, Keteladanan,
Pemberian reward
dan punishment,
dan Pengarahan. Selain beberapa cara diatas ada beberapa cara yang dilakukan oleh
guru dan sekolah untuk membentuk karakter peserta didik di luar proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti, seperti: kegiatan mencium tangan guru, tadarrus
pagi, BTQ
pagi, shalat berjama’ah, Kegiatan
PHBI,
Ekstrakurikuler PAI,
Infaq sosial siswa,
Kuliah ahad pagi, Kegiatan
Character Building, dan mengikuti kegiatan perlombaan.[19]
Sedangkan bentuk
evaluasi yang dilakukan oleh
guru
untuk mengukur tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran ini yaitu: menggunakan tes tertulis, tes lisan, unjuk kerja,
dan tugas
portofolio.
Selain itu,
peserta didik dalam setiap pertemuannya diberi tugas untuk mengerjakan latihan - latihan yang ada di LKS, kemudian untuk
mengevaluasi materi pertemuan sebelumnya guru kadang mengadakan pre
test dan post
test
pada akhir
pembelajaran terkait materi
yang telah diajar.[20]
I.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian
di
SMP Negeri
6
Pekalongan dan
analisis yang telah peneliti uraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembentukan karakter peserta didik melalui penbelajaran pendidikan agama
Islam dan budi pekerti di SMP Negeri
6 Pekalongan, adalah sebagai
berikut:
a.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan menggunakan pendekatan scientific, dan di
dalamnya menggunakan metode
pembelajaran diskusi, praktek langsung,
sosiodrama, tanya
jawab dan
penugasan.
Dengan
metode ini, guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti dapat mengeksplore materi yang akan disampaikan
kepada peserta didik.
b.
Metode pembentukan karakter
peserta
didik melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, yaitu
guru
pendidikan agama
Islam dan budi pekerti
menerapkan pembiasaan memberi
penghormatan, pembiasaan,
pembacaan do’a
sebelum
memulai pelajaran,
pembiasaan memberikan nasehat-nasehat kepada peserta didik,
memberikan contoh
atau
teladan kepada
peserta didik, pemberian reward dan punishment kepada
peserta
didik, serta memberikan pengarahan kepada peserta didik.
Selain beberapa metode tersebut, ada beberapa cara
atau metode yang dilakukan untuk membentuk karakter peserta didik di luar proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti,
yaitu kegiatan mencium tangan
guru,
kegiatan
tadarrus
pagi,
BTQ pagi,
shalat berjama’ah,
kegiatan
PHBI, ekstrakurikuler PAI, Infaq
sosial siswa, kuliah ahad pagi,
kegiatan
character building, dan mengikuti
kegiatan perlombaan. Dengan
pembiasaan-pembiasaan tersebut peserta didik
diharapkan mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari
dan
mampu
membentuk
pribadi yang baik
sesuai dengan nilai-nilai
karakter.
c.
Efektivitas pembentukan karakter peserta didik melalui
pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, khususnya dapat dikatakan efektif. Hal ini dapat dilihat dari
hasil penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap karakter peserta didik baik
di dalamn pembelajaran maupun
di luar pembelajaran yang
menunjukkan kriteria nilai baik.
J.
Daftar Pustaka
Ahmad Saebani, Beni. dan
Hamid, Abdul. 2012. Ilmu Akhlak. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Al-Ghazali. Tt. Ihya’
Ulumi al-Din Bayrut: Daar al-Fikr.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosdur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, Nur. 2013. Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Mahmud. 2011. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mujaddin. 2010. Akhlak Tasawuf II. Jakarta: Kalam
Mulia.
Mukminin, M. Amirul. 2006.
“Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Islam Terhadap Tingkah Laku Siswa Kelas III
MAN Kendal”, Tesis Prodi Studi Islam.
Semarang: UIN Walisongo.
Nata, Abuddin. 2012. Akhlak
Taswuf. Jakarta: Rajawali Pers.
Nazir, Metode Penelitian Pendidikan, (Malang: UIN Malang Press, 2005), hlm. 56
Nur Hayati,
Guru Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi,
Pekalongan,
18 Mei 2018.
Observasi Pada Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Sabtu, 18 Mei 2018.
Muniroh, Salistia. 2013. “Peran mata pelajaran
akidah akhlak dalam membentuk karakter anak kelas III di SDIT Salsabila
al-Muthi’in Yogyakarta”, Tesis Prodi Studi Islam. Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga.
Suprayogo,
Imam dan Tabrani. 2001. “Metodologi Penelitian dalam Penelitian Sosial
Agama”. Remaja Rosdakarya.
[1]
Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), hlm.
27-28.
[2]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2012), hlm. 233.
[3]
Abuddin Nata, Akhlak Taswuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 155.
[4]
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, ibid, hlm. 155.
[5] M.
Amirul Mukminin, “Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Islam Terhadap Tingkah Laku
Siswa Kelas III MAN Kendal”, Tesis Prodi
Studi Islam, (Semarang: UIN Walisongo, 2006), hlm. xi.
[6]
Rilin Widia Safitri, Manajemen Pembelajaran
Aqidah Akhlak (studi Diskriptif di MAN 2 Surakarta Tahun pelajaran 2014/2015), Tesis Prodi Studi Islam, (Surakarta: UM Surakarta,
2015), hlm. ix.
[7] Salistia Muniroh, “Peran mata pelajaran akidah akhlak dalam
membentuk karakter anak kelas III di SDIT Salsabila al-Muthi’in Yogyakarta”,
Tesis Prodi Studi Islam, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013), hlm. x.
[8]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, op. cit., hlm. 14.
[9]
Al-Ghazali, Ihya’ Ulumi al-Din, (Bayrut: Daar al-Fikr, tt), hlm. 52.
Dalam Mujaddin, Akhlak Tasawuf II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), hlm. 2.
[10]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, op. cit., hlm. 16.
[11] Mahmud,
Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 31.
[12] Nazir, Metode
Penelitian Pendidikan, (Malang: UIN Malang Press, 2005), hlm. 56.
[13] Nazir, Metode
Penelitian Pendidikan , (Malang: UIN
Malang Press 2005), hlm. 234.
[14] Suprayogo, Imam dan Tabrani, “Metodologi
Penelitian dalam Penelitian Sosial Agama”. (Remaja Rosdakarya, 2001), hlm:167.
[15] Suharsimi
Arikunto, Prosdur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2001 ), Cet. 11, hlm. 114.
[16] Lexy J.
Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004 ),cet. 20, hlm. 280.
[17] Nur Hayati, Guru Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6
Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 18 Mei 2018.
[18] Nur Hayati, Guru Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6
Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 18 Mei 2018.
[19] Observasi Pada Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Sabtu, 18 Mei 2018.
[20] Observasi Pada Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Sabtu, 18 Mei 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar