Rabu, 20 Maret 2019

Pembentukan Akhlak Peserta Didik melalui Manajemen Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti

A.      Judul:
PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK MELALUI MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMP NEGERI 6 PEKALONGAN”
B.       Latar Belakang Masalah
Saat ini kita berada di tengah pusaran hegemoni media, revolusi iptek tidak hanya mampu menghadirkan sejumlah kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, melainkan juga mengundang serentetan permasalahan dan kekhawatiran. Kita memang harus kaya informasi dan tidak boleh ketinggalan, jika tidak mampu dikatakan tertinggal. Tetapi terlalu naif rasanya jika mau mengorbankan kepribadian hanya karena untuk mengejar informasi dan hiburan. Disinilah akhlak harus berbicara, sehingga mampu menyaring ampas negatif dari teknologi dan menjaring saripati informasi positif.[1]
Akhlak manusia dapat dibentuk oleh berbagai pengaruh internal maupun eksternal. Pengaruh internal berada dalam diri manusia sendiri. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksudkan pengaruh internal adalah watak, yaitu sifat dasar yang sudah menjadi pembawaan sejak manusia dilahirkan. Akan tetapi, pengaruh eksternal pun dapat membentuk watak tertentu. Lingkungan, mata pencaharian, makanan dan minuman, pergaulan sehari-hari dengan kawan sejawat, istri atau suami, dan sebagainya yang selalu terlibat dalam kehidupan manusia secara terus-menerus dapat membentuk watak manusia. Ada pula yang berpendapat bahwa faktor geografis, pendidikan, situasi, dan kondisi sosial ekonomi, serta kebudayaan masyarakat pun dapat membentuk watak. Jadi, watak manusia dapat dibentuk oleh dua faktor yang dimaksudkan, baik dari dalam dirinya maupun yang datang dari luar. Watak semacam karakter pribadi individu yang sangat kuat dan sukar untuk diubah, kecuali melalui proses edukasi yang berkesinambungan dan intensif.[2]
Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah pembentukan akhlak. Muhammad Athiyah al-Abrasyi dalam buku dasar-dasar pokok pendidikan Islam yang dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya menyebutkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan Islam.[3] Hal ini juga senada dengan yang dikatakan Ahmad D. Marimba yang dikutip oleh Abuddin Nata dalam buku akhlak tasawuf bahwa tujuan utama pendidikan Islam adalah identik dengan tujuan hiduop setiap Muslim, yaitu untuk menjadi hamba Allah, yakni hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan memeluk agama Islam.[4]
C.      Rumusun Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.         Bagaimana manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan ?
2.         Bagaimana manajemen pembentukan akhlak peserta didik di SMP Negeri 6 Pekalongan ?
D.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti adalah:
1.         Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kritis manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan.
2.         Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kritis manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan.
E.       Tinjauan Pustaka
Adapun penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian yang penulis lakukan antara lain:
1.         Penelitian yang dilakukan oleh M. Amirul Mukminin, tahun 2006 yang mengambil judul “Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Islam Terhadap Tingkah Laku Siswa Kelas III MAN Kendal” menjelaskan bahwa, dalam mewujudkan Akhlak mulia siswa diperlukan adanya pengembangan upaya-upaya dalam tahapan proses internalisasi nilai-nilai akhlak, strategi, pendekatan dan metode, serta pengembangan aspek-aspek yang memiliki peran penting dalam tahapan proses internalisasi nilai-nilai akhlak Islam.[5]
2.         Penelitian yang dilakukan oleh Rilin Widia Safitri dalam Tesisnya yang berjudul “Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlak (studi Diskriptif di MAN 2 Surakarta Tahun pelajaran 2014/2015)” pada tahun 2015 mendapatkan data bahawa, manajemen Pembelajaran dan prestasi belajar aqidah akhlak memiliki korelasi yang sangat kuat, Guru dituntut untuk mengelola pembelajaran sebaik mungkin, guru harus kreatif dalam pembelajaran dalam kelas kepada siswa. mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pengawasan.[6]
3.         Penelitian yang dilakukan oleh Salistia Muniroh pada tahun 2013 yang berjudul “Peran mata pelajaran akidah akhlak dalam membentuk karakter anak kelas III di SDI Terpadu Salsabila al-Muthi’in Yogyakarta” mendapatkan data bahwa anak-anak sudah mampu membedakan akhlak yang terpuji dan tercela dengan meneladani nilai-nilai pendidikan akhlak di sekolah. Sehingga dalam praktiknya anak-anak yang sudah mendapatkan mata pelajaran akidah akhlak dikelas dengan baik maka akan mendapatkan model pembiasaan prilaku sesuai dengan akhlak mulia.[7]
F.       Kerangka Teori
Kata akhlak secara etimologis, berasal dari bahasa Arab, yaitu kata “khalaqa” yang dijamakkan menjadi “akhlaq” yakni secara linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan. Sedangkan secara terminologis, dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan pranata perilaku manusia dalam segala aspek kehidupan.[8]
Sedangkan menurut Imam al-Ghazali yang dikutip oleh Mahjuddin dalam bukunya yang berjudul akhlak tasawuf II, mengatakan bahwa:
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan; tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan terpuji menurut ketentuan rasio dan norma agama, dinamakan akhlak baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan buruk maka dinamakan akhlak buruk.[9]
Dengan demikian secara terminologis pembentukan akhlak adalah tindakan yang berhubungan dengan tiga unsur penting, yaitu sebagai berikut:
1.         Kognitif, yaitu pengetahuan dasar manusia melalui potensi intelektualitasnya;
2.         Afektif yaitu pengembangan potensi akal manusia melalui upaya menganalisis berbagai kejadian sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan;
3.         Psikomotorik, yaitu pelaksanaan pemahaman rasional ke dalam bentuk perbuatan yang kongkret.
Konseop akhlak dalam al-Qur’an, salah satunya dapat diambil dari pemahaman terhadap surat al-alaq ayat 1-5, yang secara tekstual menyatakan perbutan allah dalam menciptakan manusia sekaligus membebaskan manusia dari kebodohan. (‘allamal insāna mālam ya’lam).[10]
G.      Metode Penelitian
1.         Jenis dan Pendekatan Penelitian
a.         Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research), yang merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga dan organisasi kemasyarakatan maupun lembaga pemerintah, dengan cara mendatangi rumah tangga, perusahaan-perusahaan, dan tempat-tempat lainnya.[11]
Dalam hal ini berupaya untuk mendeskripsikan dan menganalisis kritis manajemen (meliputi persiapan, pengorganisasian dan pelaksanaan serta evaluasi) pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang dijadikan sebagai konsep dalam pembentukan  akhlak peserta didik di SMP 6 Pekalongan.
b.        Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif berkesinambungan (continuity description) yaitu, kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian.[12] Dengan pendekatan tersebut penulis akan memperoleh gambaran mengenai tentang bagaimana manajemen pembelajaran PAI dan budi pekerti Pekalongan dan bagaimana pembentukan akhlak peserta didik di SMP Negeri 6 Pekalongan.
2.         Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data, data yang terkumpul digunakan sebagai bahan analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a.         Metode Interview atau Wawancara
Metode wawancara merupakan proses mendapatkan data dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan narasumber dengan pedoman wawancara interview guide.[13] Metode interview ini untuk mendapatkan informasi narasumber terkait pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI dan Budi Pekerti sebagai pembentukan akhlak di SMP Negeri 6 Pekalongan.
b.        Metode Observasi
Observasi adalah suatu proses mengamati dan mendengar dalam kerangka memahami, mencari bukti fenomena.[14] Pengamatan yang digunakan dalam pengumpulan data ini menggunakan teknik partisipan dan non partisipan. Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung letak geografis, kondisi lingkungan, keadaan peserta didik, guru dan karyawan, dalam proses manajemen pembelajaran PAI dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan.
c.         Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu, mencari data mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger dan sebagainya.[15] Adapun penggunaan metode ini untuk mendapatkan data-data tentang keadaan sekolah secara umum, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses pembelajaran Aqidah Akhlak, maupun dokumen-dokumen yang  berkaitan dengan sistem pengelolaan sekolah dan upaya SMP Negeri 6 Pekalongan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
3.         Teknik Analisis Data
Analisis data sendiri adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.[16]
Dalam siklus tersebut peneliti mulai bergerak dengan komponen analisis data dari pengumpulan data yang didapatkan dari SMP Negeri 6 Pekalongan selama proses pembelajaran PAI dan budi pekerti berlangsung. Reduksi data dilakukan dengan mengklarifikasi data yang sejenis dan melakukan kodifikasi data yang sama. Sedangkan deskripsi penyajian data dilakukan sesuai dengan pokok permasalahan manajemen pembelajaran PAI dan budi pekerti. Secara visual proses analisis data dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar: 1.1
Skema Proses Analisis Data


 











Skema no. 1.1 tentang proses analisis data dapat dijelaskan bahwa pengumpulan data merupakan tahap awal kemudian dilanjutkan dengan analisa data. Pada tahap analisa data ini ada tiga langkah yang harus dilalui yaitu reduksi data, sajian data dan kemudian dilakukan verifikasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kritis deskriptif. Gagasan penelitian analitis kritis deskriptif ini adalah mendeskripsikan, membahas dan mengkritik gagasan primer yang selanjutnya dikonfrontasikan dengan gagasan primer yang lain dalam upaya studi perbandingan, hubungan dan pengembangan model.
H.      Pembahasan
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan Materi  pelajaran  pada umumnya merupakan  gabungan  antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap. Materi pelajaran  PAI dan  budi  pekerti  di  SMP  Negeri  6 Pekalongan  menggunakan  buku  paket  dari  pusat.[17]
Sebelum proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan  budi pekerti dimulai seorang guru terlebih dahulu melakukan  perencanaan dengan            membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang mencakup: KI dan KD, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media, metode dan evaluasinya. Setiap pembelajaran memiliki tujuan yang hendak dicapai. Selain  itu,  guru juga menggunakan  strategi  dan  pendekatan pembelajaran  dalam proses  pembelajaran  PAI  dan budi pekerti, dimana guru menggunakan pendekatan scientific agar peserta didik mampu berpikir   secara  ilmiah.[18]
Selain menggunakan strategi dan pendekatan dalam proses pembelajaran, guru juga menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti, seperti: metode diskusi, praktek langsung, sosiodrama, tanya jawab, penugasan, dan lain sebagainya. Sedangkan cara atau metode yang digunakan untuk membentuk karakter peserta didik melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti adalah pembiasaan memberikan penghormatan, pembiasaan membaca do’a sebelum pelajaran, pemberian nasehat, Keteladanan, Pemberian reward dan punishment,  dan Pengarahan. Selain beberapa cara diatas ada beberapa cara yang dilakukan oleh guru dan  sekolah untuk membentuk karakter peserta didik di luar proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti, seperti: kegiatan mencium tangan guru, tadarrus pagi, BTQ pagi, shalat berjamaah, Kegiatan PHBI, Ekstrakurikuler PAI, Infaq sosial siswa, Kuliah ahad pagi, Kegiatan Character Building, dan mengikuti kegiatan perlombaan.[19]
Sedangkan bentuk evaluasi yang dilakukan oleh  guru untuk mengukur   tingkat   keberhasilan   dari   proses   pembelajaran   ini   yaitu: menggunakan  tes  tertulis,  tes  lisan,  unjuk  kerja,  dan  tugas  portofolio. Selain itu,  peserta didik dalam setiap pertemuannya diberi tugas untuk mengerjakan         latihan - latihan yang         ada di LKS, kemudian untuk mengevaluasi materi pertemuan sebelumnya guru kadang mengadakan pre test  dan  post  test  pada  akhir  pembelajaran  terkait  materi  yang  telah diajar.[20]
I.         Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  di  SMP  Negeri  6  Pekalongan  dan analisis  yang telah peneliti uraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter peserta didik melalui penbelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, adalah sebagai berikut:
a.         Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6  Pekalongan menggunakan pendekatan scientific, dan di dalamnya menggunakan metode pembelajaran diskusi, praktek langsung, sosiodrama, tanya jawab dan  penugasan. Dengan metode ini, guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti dapat mengeksplore materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.
b.         Metode pembentukan karakter peserta didik melalui   pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, yaitu guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti  menerapkan pembiasaan memberi penghormatan,            pembiasaan, pembacaan doa sebelum memulai pelajaran, pembiasaan memberikan nasehat-nasehat kepada peserta didik, memberikan  contoh atau teladan kepada peserta didik, pemberian reward dan  punishment kepada peserta didik, serta memberikan pengarahan kepada peserta didik. Selain beberapa  metode tersebut,   ada beberapa   cara atau metode yang dilakukan untuk membentuk karakter peserta didik di luar proses pembelajaran pendidikan agama  Islam dan budi pekerti, yaitu kegiatan mencium tangan guru, kegiatan  tadarrus  pagi,  BTQ  pagi,  shalat  berjama’ah,  kegiatan  PHBI, ekstrakurikuler  PAI, Infaq  sosial siswa, kuliah ahad pagi,  kegiatan character building, dan mengikuti kegiatan perlombaan. Dengan pembiasaan-pembiasaan       tersebut peserta didik diharapkan mampu menerapkannya  dalam  kehidupan  sehari-hari  dan  mampu  membentuk pribadi yang baik sesuai dengan nilai-nilai karakter.
c.         Efektivitas pembentukan karakter peserta didik melalui  pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, khususnya dapat dikatakan efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap karakter peserta didik baik di dalamn pembelajaran   maupun di luar pembelajaran yang menunjukkan kriteria nilai baik.
J.        Daftar Pustaka
Ahmad Saebani, Beni. dan Hamid, Abdul. 2012. Ilmu Akhlak. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Al-Ghazali. Tt. Ihya’ Ulumi al-Din Bayrut: Daar al-Fikr.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosdur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayat, Nur. 2013.  Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Moleong, Lexy J.  2004.  Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mujaddin. 2010.  Akhlak Tasawuf II. Jakarta: Kalam Mulia.

Mukminin, M. Amirul. 2006. “Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Islam Terhadap Tingkah Laku Siswa Kelas III MAN Kendal”, Tesis Prodi Studi Islam. Semarang: UIN Walisongo.

Nata, Abuddin. 2012. Akhlak Taswuf. Jakarta: Rajawali Pers.

Nazir, Metode Penelitian Pendidikan, (Malang: UIN Malang Press, 2005), hlm. 56

Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 18 Mei 2018.

Observasi Pada Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Sabtu, 18 Mei  2018.

Muniroh, Salistia. 2013. “Peran mata pelajaran akidah akhlak dalam membentuk karakter anak kelas III di SDIT Salsabila al-Muthi’in Yogyakarta”, Tesis Prodi Studi Islam. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Suprayogo, Imam dan Tabrani. 2001. “Metodologi Penelitian dalam Penelitian Sosial Agama”. Remaja Rosdakarya.

Widia Safitri, Rilin. 2015. “Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlak (studi Diskriptif di MAN 2 Surakarta Tahun pelajaran 2014/2015)”, Tesis Prodi Studi Islam. Surakarta: UM Surakarta.


[1] Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), hlm. 27-28.
[2] Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), hlm. 233.
[3] Abuddin Nata, Akhlak Taswuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 155.
[4] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, ibid, hlm. 155.
[5] M. Amirul Mukminin, “Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Islam Terhadap Tingkah Laku Siswa Kelas III MAN Kendal”, Tesis Prodi Studi Islam, (Semarang: UIN Walisongo, 2006), hlm. xi.
[6] Rilin Widia Safitri, Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlak (studi Diskriptif di MAN 2 Surakarta Tahun pelajaran 2014/2015), Tesis Prodi Studi Islam, (Surakarta: UM Surakarta, 2015), hlm. ix.
[7] Salistia Muniroh, “Peran mata pelajaran akidah akhlak dalam membentuk karakter anak kelas III di SDIT Salsabila al-Muthi’in Yogyakarta”, Tesis Prodi Studi Islam, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013), hlm. x.
[8] Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, op. cit., hlm. 14.
[9] Al-Ghazali, Ihya’ Ulumi al-Din, (Bayrut: Daar al-Fikr, tt), hlm. 52. Dalam Mujaddin, Akhlak Tasawuf II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), hlm. 2.
[10] Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, op. cit., hlm. 16.
[11] Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 31.
[12] Nazir, Metode Penelitian Pendidikan, (Malang: UIN Malang Press, 2005), hlm. 56.
[13]  Nazir, Metode Penelitian Pendidikan , (Malang: UIN Malang Press 2005), hlm. 234.
[14] Suprayogo, Imam dan Tabrani, “Metodologi Penelitian dalam Penelitian Sosial Agama”. (Remaja Rosdakarya, 2001), hlm:167.
[15]  Suharsimi Arikunto, Prosdur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2001 ), Cet. 11, hlm. 114.
[16]  Lexy J. Moleong,  Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004 ),cet. 20, hlm. 280.
[17] Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 18 Mei 2018.
[18] Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 18 Mei 2018.
[19] Observasi Pada Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Sabtu, 18 Mei  2018.
[20] Observasi Pada Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Sabtu, 18 Mei  2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar