EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
(Studi Aplikatif)
Oleh:
IMAM SYAFI’I (2052115026)
Mahasiswa Pascasarjana Magister
Pendidikan Agama Islam
IAIN Pekalongan
2016
ABSTRAK
Sebagai seorang pendidik, guru
sering dihadapkan untuk mengambil keputusan penting terkait siswa, seperti
menentukan seorang siswa perlu mengulang materi, naik kelas, lulus ataukah
tidak. Itu bukan pekerjaan yang mudah.
Istilah evaluasi yaitu suatu
proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas dari
sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan
keputusan.
Kata kunci: Evaluasi, Pembelajaran, Pendidikan
Agama Islam
Evaluasi merupakan bagian dari proses belajar
mengajar yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
pengajaran. Pada sebagian guru masih ada asumsi yang kurang tepat. Asumsi yang
tidak pada tempatnya misalnya, adalah hal biasa jika kegiatan evaluasi tidak
mempunyai tujuan tertentu, kecuali bahwa evaluasi adalah kegiatran yang
diharuskan oleh peratuaran atau undang-undang.
Aturan yang mengikat tersebut termasuk pasal 58
ayat (1) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, yang menyatakan evaluasi
hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,
kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, uraian berikut mendiskusikan cara evaluasi yang
dilakukan guru untuk menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
Ada empat pertimbangan yang perlu diperhatikan
oleh seorang guru dalam melakukan evaluasi belajar antara lain; menidentifikasi
tujuan, menentukan pengalaman belajar, menentukan standar dan mengembangkan
ketrampilan.[1]
A.
Definisi Evaluasi, Pembelajaran
dan PAI
Evaluasi
mempunyai arti yang berbeda untuk guru yang berbeda. Berikut beberapa arti yang
telah secara luas dapat diterima oleh para guru di lapangan antara lain;
1.
Dikutip oleh H.M Sukardi
dalam bukunya yang berjudul evaluasi pendidikan (prinsip dan operasionalnya)
disebutkan bahwa;
Evaluation is a process which
determines the extent to which objectives have been achieved (Cross, 1973:
5),
yang artinya bahwa evaluasi merupakan proses yang
menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai.[2]
2.
Dikutip oleh S. Eko Putro
Widoyoko dalam bukunya yang berjudul evaluasi program pembelajaran disebutkan
bahwa;
Evaluation is the process of
delineating, obtaining, and providing descriptive and judgmental information
about the worth and merit of some object’s goals, design, implementation, and
impact in order to guide decision making, serve needs for accountability, and
promote understanding of the involved phenomena,
yang artinya evaluasi merupakan suatu proses menyediakan
informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan
jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain,
implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu
pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.[3]
3.
Dalam komite Studi Nasional
tentang Evaluasi dari UCLA (Stark dan Thomas, 1994: 12) menyatakan bahwa;
evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis
dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan serta penyususnan program selanjutnya.[4]
4.
Dikutip oleh S. Eko Putro
Widoyoko dalam bukunya yang berjudul evaluasi program pembelajaran disebutkan
bahwa; Brinkerhoff (1986:ix) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan proses yang
menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai.[5]
5.
Evaluasi adalah proses
pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara
membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.[6]
Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses membandingkan situasi yang ada
dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya
untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.[7]
Sedangkan pembelajaran merupakan salah
satu bentuk program, karena pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang
matang dan dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai orang, baik guru maupun
siswa, memiliki keterkaitan antara kegiatan pembelajaran yang satu dengan
kegiatan pemebelajaran yang lain, yaitu untuk mencapai kompetensi bidang studi
yang pada akhirnya untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan, serta
berlangsung dalam oraganisasi.[8]
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi
merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru
untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari evaluasi
dapat dijadikan umpan balik atau feed back bagi guru dalam memperbaiki
dan menyempurnakan program pendidikan.
B.
Tujuan dan Peranan
Evaluasi Pembelajaran PAI
Dengan
evaluasi, maka dapat diketahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pelajaran, melatih keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat
kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui materi pula tingkat perubahan
perilakunya. Selain itu, evaluasi bertujuan mengetahui siapa diantara peserta
didik yang cerdas dan kurang cerdas dan dilakukan tindakan yang tepat bagi
mereka. Bagi peserta didik yang cerdas dapat diberikan pelajaran tambahan yang
meningkatkan kecerdasannya, dan bagi yang kurang cerdas dapat diberikan
perhatian khusus dalam rangka mengejar kekurangannya.
Lebih dari
itu, sasaran evaluasi tidak hanya bertujuan mengevaluasi peserta didik saja,
melainkan juga bertujuan mengevaluasi pendidik, materi pendidikan, proses
penyampaian materi pelajaran, dan berbagai aspek lainnya yang berkaitan dengan
materi pendidikan. Hal ini perlu dilakukan, karena antara satu komponen
pendidikan dan komponen pendidikan lainnya saling berekaitan.[9]
Ada beberapa
tujuan mengapa evaluasi dilakukan oleh setiap guru. Minimal ada 6 evaluasi
dalam kaitannya dengan belajar mengajar antara lain sebagai berikut;
1.
Menilai ketercapaian (attainment)
tujuan; tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi yang digunakan oleh
seorang guru.
2.
Mengukur macam-macam aspek
belajar yang bervariasi.
3.
Sebagai sarana (means)
untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.
4.
Memotivasi belajar siswa.
5.
Menyediakan informasi untuk
tujuan bimbingan dan konseling.
6.
Menjadikan hasil evaluasi
sebagai dasar perubahan kurikulum.[10]
Adapun peranan pembelajaran PAI antara
lain;
1.
Fungsi Evaluasi Pendidikan
a.
Evaluasi berfungsi selekif
Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi terhadap siswanya, dimana seleksi tersebut mempunyai
beberapa tujuan.
b.
Evaluasi berfungsi
diagnostik
Dengan mengadakan evaluasi, sebenarnya guru mengadakan
diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya
sebab-sebab kelemahan, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.
c.
Evaluasi berfungsi sebagai
penempatan
Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana
seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu evaluasi.
d.
Evaluasi berfungsi sebagai
pengukuran keberhasilan
Evaluasi
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil terapkan.
Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode
pembelajaran, kurikulum, sarana, dan sistem kurikulum.
Sedangkan evaluasi dalam pengembangan
sistem pendidikan dimaksudkan untuk:
a.
Perbaikan sistem
Dalam konteks ini, peranan evaluasi lebih bersifat
konstruktif, karena informasi hasil penilaian dijadikan input bagi
perbaikan-perbaikan yang diperlukan di dalam sistem pendidikan yang sedang
dikembangkan.
b.
Pertanggungjawaban kepada
pemerintah dan masyarakat
Dalam pertanggungjawaban hasil yang telah dicapainya, pihak
pengembang perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari sistem yang sedang
dikembangkannya serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan tersebut. Untuk menghasilkan informasi mengenai kekuatan
dan kelemahan diperlukan kegiatan evaluasi.
c.
Penentuan tindak lanjut
hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan sistem pendidikan dapat
berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan: pertama, apakah sistem baru
tersebut akan atau tidak akan disebarluaskan? Kedua, dalam kondisi yang
bagaimana pula sistem baru tersebut akan disebarluaskan? Untuk menghasilkan
informasi yang diperlukan dalam menjwab pertanyaan yang kedua itulah diperlukan
kegiatan evaluasi.[11]
C.
Prinsip-Prinsip
Evaluasi Pembelajaran PAI
Prinsip tidak
lain adalah pernyataan yang mengandung kebenaran hampir sebagian besar, jika
tidak dikatakan benar untuk semua kasus. Keberadaan prinsip bagi seorang guru
mempunyai arti penting, karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi
petunjuk atau kenyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi
dengan cara yang benar.
Dalam bidang
pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut ini;
1.
Evaluasi harus masih dalam
kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan.
2.
Evaluasi sebaiknya
dilaksanakan secara komprehensif.
3.
Evaluasi diselenggarakan
dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik.
4.
Evaluasi dilaksanakan dalam
proses kontinu.
5.
Evaluasi harus peduli dan
mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.
Sedangkan menurut Slameto (2001: 16),
evaluasi harus mempunyai minimal tujuh prinsip, antara lain sebagi berikut;
terpadu, menganut, cara belajar siswa aktif, kontinuitas, koherensi dengan
tujuan, menyeluruh, membedakan (diskriminasi) dan pedagogis.[12]
Dalam bukunya, Abudin Nada yang
berjudul ilmu pendidikan dijelaskan bahwa prinsip-prinsip evaluasi antara lain;
a.
Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program
pengajaran di samping tujuan instruksional dan materi serta metode pengajaran.
Tujuan instruksional, materi danmetode pengajaran, serta evaluasi merupakan
tiga kesatuan terpdu yang tidak boleh dipisahkan. Karena itu, perencanaan
evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun satuan pengajaran sehingga
dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan instruksional dan materi
pengajaran yang hendak disajikan.
b.
Keterlibatan siswa
Prinsip ini berkaitan erat dengan meode belajar CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif, siswa
mutlak. Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan
belajar mengajar yang djalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi.
c.
Koherensi
Evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang
sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.
d.
Pedagogis
Evaluasi perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan
tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis. Evaluasi dan hasilnya hendaknya
dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya.
e.
Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program
pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (accountability) agar
dapat dipertimbangkan pemanfaatannya.[13]
D.
Sistem Evaluasi
Pembelajaran PAI
1. Langkah Perencanaan
Sukses atau tidaknya suatu program evaluasi pada hakikatnya
turut menentukan olh baik tidaknya perencanaan. Makin sempurna kita melakukan
langkah pokok peencanaan, makin sedikit kesulitan ang akan kita jumpai dalam
pelaksanaan langkah-langkah berikutnya.
2. Langkah Pengumulan Data
Hal yang kita hadapi dalam melakukan langkah ini adalah
menentukan data apa saja yang kia butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang
kita hadapi dengan baik.
3. Langkah Penelitian Data
Data yang telah terkumpul harus disaring terlebih dahulu
sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan atau verifikasi data bertujuan
untuk memisahkan data yang baik dari data kurang baik yang akan dapat
memperjelas atau bahkan merusak gambaran yang akan kita peroleh mengenai hal
yang sedang kita evaluasi.
4.
Langkah Pengolahan Data
Langkah pengolahan ata merupakan suatu keharusan. Fungsi
pengolahan data dalam proses evaluasi adalah untuk memeroleh gambaran yang
selengkap-lengkapnya tentang diri orang yang sedang dievaluasi .
5.
Langkah Penafsiran Data
Dalam prakteknya, langkah pengolahan data dan penafsiran
data tidak dipisah-pisahkan. Kalau kita melakukan suatu pengolahan terhadap
suatu data, dengan sendirinya kita akan memperoleh tafsir makna data yang kita
hadapi.
6.
Langkah Meningkatkan Daya
Serap Peserta Didik
a.
Memperjelas tujua
intruksional
b.
Penilaian awal yang
menentukan kebutuhan peserta didik
c.
Memonitoring kemajuan
peserta didik
7.
Laporan Hasil Penelitian
a.
Laporan kemajuan umum
b.
Laporan kemajuan khusus.[14]
\
E.
Cara Pelaksanaan/
Teknik Evaluasi Pembelajaran PAI
1.
Instrumen Evaluasi
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efesien. Kata “alat”
biasa disebut dengan istilah “instrument”. Dengan demikian, alat evaluasi juga
dikenal dengan instrumen evaluasi.
Untuk memperjelas pengertian “alat” atau “instrument”, terapkan pada
dua cara mengupas kelapa, yang sau menggunakan pisau perag, yang satu lagi
tidak. Tentu saja dengan pisau perang
hasilnya akan lebih baik dan lebih cepat dilakukan dibandingkan dengan
cara yang pertama. Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh
hasil yang lebih baik sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi.
Contoh
pertama :
Jika yang
dievaluasi suatu keterampilan siswa dalam membaca, maka hasil evaluasinya
berupa gambaran tentang tingkat keterampilan siswa dalam membaca.
Contoh
kedua :
Jika yang
dievaluasi seberapa siswa mampu mengingat nama kota atau sungai, hasil
evaluasinya berupa beberapa banyak siswa dapat menyebutkan nama kota dan sungai
yang diingat.
Dengan pengertian tersebut, alat
evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu dengan hasil seperti
kaadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan
cara atau teknik, maka dikenal dengan teknik evaluasi. Seperti disebutkan di
atas, ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes.[15]
2.
Teknik Evaluasi
a.
Teknik non tes
1)
Skala bertingkat (rating
scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka
terhadap suatu hasil pertimbangan.
2)
Kuesioner (questionaire)
Kusioner sering dikenal sebagai angket, yaitu sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).[16]
3)
Daftar cocok (check list)
Yang dimaksud daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang
biasanya singkat-singkat), dimana reponden yang dievaluasi hanya membubuhkan
tanda cocok (centang) ditempat yang telah disediakan.
4)
Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
5)
Pengamatan (observation)
Pengamatan yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
6)
Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang
selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek
evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan,
dan sikap dari objek yang dimulai.
b.
Teknik tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul
infomasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat ukur yang lain, tes ini
bersfat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Ditinjau dari segi keunaan untk
mengukur siswa, ada tiga macam tes, yaitu:
1)
Tes diagnostik
Tes yanhg digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan
pemberian perlakuan yang tepat.
2)
Tes formatif
Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mengikuti suatu program tertentu. Evaluai formatif diberikan pada akhir setiap
program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses.[17]
3)
Tes sumatif
Tes sumaif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian
sekelompok program atau sebuah program
yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formaif dapat disamakan
dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatf dapat disamakan dengan ulangan umum
yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir semester.[18]
F.
Syarat Evaluasi
Pembelajaran PAI
Evaluasi untuk suatu tujuan tertentu penting,
tetapi ada kemungkinan tidak menjadi bermanfaat lagi untuk tujuan lain. Oleh
karena itu, seorang guru harus mengenal beberapa syarat-syarat yang harus
dipatuhi agar mereka dapat merencana dan melakukan evaluasi dengan bijak dan
tepat.
Suatu evaluasi perlu memenuhi beberapa
syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian direfleksikan dalam bentuk
tingkah laku. Evaluasi yang baik, harus mempunyai syarat seperti berikut :
1.
Valid 5.
Membedakan
2.
Andal 6.
Norma
3.
Objektif 7. Fair
4.
Seimbang 8.
Praktis
G.
Karakteristik
Evaluasi Pembelajaran PAI
Kegiatan evaluasi dalam proses belajar
mengajar mempunyai beberapa karakteristik penting, da antaranya sebagai berikut
:
1.
Memiliki implikasi tidak
langsung terhadap siswa yang dievaluasi.
Hal ini terjadi misalnya seorang guru melakukan penilaian
terhadap kemampuan yang tidak tampak dari siswa. Apa yang dilakukan adalah ia
lebih banyak menafsir melalui beberapa aspek penting yang diizinkan seperti
melalui penampilan, keterampilan, atau reaksi mereka terhadap suatu stimulus
yang diberikan secara terencana.
2.
Lebih bersifat tidak
lengkap, Dikarenakan evaluasi tidak dilakukan secara kontinu maka hanya
merupakan sebagian fenomena saja. Atau dengan kata lain, apa yang dievaluasi
hanya sesuai dengan pertanyaan item yang direncanakan oleh seorang guru.
3.
Mempunyai sifat
kebermaknaan relatif. Ini berarti, hasil penilaian tergantung pada tolak ukur
yang digunakan oleh guru. Di samping itu, evaluasi pun tergantung dengan
tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan.[19]
Maka sangat
penting bagi guru agar ketika merencanakan kegiatan evaluasi, sebaiknya perlu
mempertimbangkan lebih dahulu karakteristik evaluasi yang manakah, yang hendak
dibuat untuk para siswa.[20]
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Daryanto. 1999. Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Hamzah B. Uno dan Satria
Koni, 2013. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta:Kencana Prenada media Group.
Putro Widoyoko, Eko. 2011.
Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik dan Calon Pendidik).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sukardi. 2012. Evaluasi
Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya), (Jakarta: Bumi Aksara.
[1]
H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya),
(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 12.
[2]
H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya), . . .
hlm. 1.
[3]
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik
dan Calon Pendidik), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 3.
[4]
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik
dan Calon Pendidik), . . . hlm. 4.
[5]
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik
dan Calon Pendidik), . . . hlm. 5.
[6]
Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assesment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), hlm. 3.
[7]
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana Prenada media
Group, 2010), hlm, 307.
[8]
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik
dan Calon Pendidik), . . . hlm. 9.
[9]
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan.., hlm. 308.
[10] H.M.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya), . . . hlm.
9-10.
[11]
Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 14-18.
[12]
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Pendidik
dan Calon Pendidik), . . . hlm. 4-5.
[13] Ibid.,
hlm. 19-21.
[14] Ibid.,
hlm, 132-167.
[15]Suharsimi
Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2013), hlm. 40.
[16] Ibid.,
hlm. 29-30.
[17] Ibid.,
hlm. 32-39.
[18] Ibid.,
hlm. 42.
[19] Sukardi,
Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2012), hlm. 3-4.
[20] Ibid.,hlm.
4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar