MAKALAH
KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Metode Penelitian Pendidikan
Dosen
Pengampu : AHMAD TARIFIN, MA
Disusun
Oleh :
IMAM SYAFI’I (2021 111 071)
Kelas:
F
JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2013
PEMBAHASAN
1.
KERANGKA TEORI
A.
Definisi Kerangka Teori
Kerangka teoritis adalah dukungan dasar teoritis sebagai
dasar pemikiran dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi peneliti. Kerangka
teoritis adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang
hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, subvariabel, atau pokok masalah
yang ada dalam penelitiannya.
Theory is a set of interelated construct or concept,
definition, and proposition that presents a systematic view of phenomena by
specifying relations among variables
with the purpose of explanation and predicting the phenomena. (Kerlinger,
2000:11). Teori adalah satu set konstruk, konsep, definisi, dan proposisi yang
saling berhubungan, yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik mengenai
suatu fenomena dengan menspesifikkan hubungan antarvariabel dengan tujuan untuk
menjelaskan dan memprediksi fenomena;
A theory is generalization or series of
generalization by which we attempt to explain some phenomena in a systematic
manner (Wiersma, 1986:17). Teori adalah generalisasi atau seri generalisasi
di mana kita mencoba menjelaskan suatu fenomena dengan cara yang sistematis. A
theory is a systematic explanation for the observed facts and laws that relate
to a particular aspect of life (Babbie, 1989:46).
Untuk memahami arti teori ada beberapa pengertian teori menurut para ahli: Kerlinger (2000:11)
mengungkapkan bahwa teori adalah seperangkap keterkaitan konstrak atau konsep,
definisi, dan proposisi yang mencerminkan pandngan sistematik mengenai fenomena
melalui penentuan hubungan antar variabel secara sepesifik, dengan tujuan
menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena. Sedangkan Neoman (2000:40)
mengungkapakn mengenai teori sosial sebagai suatu sistem keterkaitan antar
abstraksi ide-ide yang meringkas dan mengorganisasikan pengetahuan mengenai
dunia sosial.
Pengertian diatas memberikan gambaran bahwa
teori adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk menguraiakan suatu fenomena
yang saling terkait antara satu dan yang lainya.[1]
B.
Tingkatan Teori
Menurut Neuman
mengemukakan tentang teori berdasarkan tingkatannya yaitu:
1. Teori tingkat Mikro Level
Dalam tingkat ini memberi penjelasan hanya terbatas
pada peristiwa yang berskala kecil, baik dari sisi waktu, ruang, maupun jumlah
orang. Seperti dalam sosiologi dikenal dengan teori “Face Work” Erving Goffman
yang mengkaji kegiatan ritual dua orang yang saling berhadapan atau bertatap
muka.
2. Teori Meso Level
Teori ini menghubungkan tingkat mikro dan makro,
misalnya teori organisasi, gerakan sosial, atau komunitas teori Collin tentang
kontrol organisasi.
3. Teori Makro Level
Teori ini menjelaskan objek yang lebih luas seperti
lembaga sosial, sistem budaya,dan masyarakat secara keseluruhan. Misalnya,
teori makro Lenski tentang stratafikasi sosial.[2]
C.
Peran Teori dalam Penelitian
Teori
dalam penelitian memiliki beberapa peranan antara lain:
1.
Memberi kerangka pemikiran bagi
penelitian;
2.
Membantu peneliti dalam menyusun
hipotesis penelitian;
3.
Memberikan landasan yang kuat
dalam menjelaskan dan memaknai data dan fakta;
4.
Mendudukkan permasalahan
penelitian secara logis dan runtut;
5.
Membantu dalam membangun ide-ide yang
diperoleh dari hasil penelitian;
6.
Memberi acuan dan menunjukkan
jalan dalam membangun kerangka pemikiran;
7.
Memberikan dasar-dasar konseptual
dalam merumuskan definisi operasional;
8.
Membantu mendudukkan secara tepat
dan rasional dalam menyintesis dan mengintegrasikan gagasannya.
Semua penelitian
bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam
sebuah penelitian teori yang digunakan harus sudah jelas karena fungsi teori
dalam sebuah penelitian menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:
1. Teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam
ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti;
2. Untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen
penelitian;
3. Memprediksi dan membantu menemukan fakta tentang
sesuatu hal yang hendak diteliti.[3]
D.
Prosedur Penyusunan Teori
1.
Melakukan kajian pustaka;
2.
Melakukan sintesis atau modifikasi
antara teori yang satu dengan teori yang lain;
3.
Menyusun sendiri kerangka
pemikiran secara logis, runtut, dan rasional;
4.
Merumuskan hipotesis;
5.
Melakukan penelitian untuk menguji
hipotesis;
6.
Merumuskan teori baru.
Agar penjelasan tentang
kerangka teoritis (berpikir) ini lebih mengenai sasaran, berikut ini akan
dikemukakan contoh penelitian.
Contoh:
Kualitas Pengelolaan Kelas Ditinjau
dari Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Mengajar Guru Sekolah Dasar
Untuk dapat menyusun
kerangka teoritis bagi penelitian dengan judul di atas, peneliti terlebih
dahulu harus menentukan pengertian-pengertian yang terkandung dalam judul tersebut
antara lain:
1.
Kualitas pengelolaan kelas;
2.
Latar belakang pendidikan guru;
3.
Pengalaman mengajar guru;
4.
Pengaruh latar belakang pendidikan
guru terhadap kualitas pengelolaan kelas;
5.
Pengaruh pengalaman mengajar guru
terhadap kualitas pengelolaan kelas.
E.
Proses Penyusunan Kerangka
Teoritis
2.
Tinjauan Pustaka
A.
Definisi Tinjauan Pustaka
1.
Tinjauan pustaka sering juga
disebut kajian atau telaah pustaka (literature review).
2.
Tinjauan pustaka adalah kegiatan
mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan.
3.
Tinjauan pustaka adalah pandangan
kritis terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan yang signifikan
dengan penelitian yang sedang (akan) kita lakukan.
Tinjauan
pustaka berisi uraian tentang penelitian-penelitian sebelumnya, tentang
permasalahan yang sama atau yang serupa. Setiap penelitian dan hasilnya
haruslah ditempatkan dalam konteks body of knowladgenya untuk itu
peneliti perlu menjelaskan pada orang lain dimana letak penelitian. Dalam
tinjauan pustaka peneliti perlu meninjau secara kritis data yang sudah
ditemukan sebelumnya, analisis-analisis yang sudah dilakukan sebelumnya,
faktor-faktor yang belum diperhatikan oleh penelitian-penelitian sebelumnya,
kekuatan dan kelemahan logika yang ada dalam penelitian-penelitian sebelumnya,
dan persetujuan dan ketidak setujuan diantara penelitian-penelitian sebelumnya.[4]
Suatu penelitian didasarkan pada penelitian atau
kajian sebelumnya hasil penelitian/kajian sebelumnya dijadikan landasan dalam
menentukan topik, permasalahan, arah, tujuan penelitian/kajian Tinjauan pustaka
penting untuk menentukan kedudukan hasil penelitian terhadap penelitian sebelumnya
untuk menentukan bobot penelitian agar penulis/peneliti tidak terjebak pada
pandangan sempit isi studi kepustakaan dapat berbentuk kajian teoritis yang
pembahasannya difokuskan pada informasi sekitar permasalahan yang hendak dipecahkan
melalui penelitian.[5]
Anggapan beberapa
orang bahwa tinjauan pustaka merupakan ringkasan adalah tidak benar. Walaupun
kita harus meringkas penelitian yang relevan, adalah sangat penting bahwa kita
juga melakukan evaluasi terhadap karya tersebut, memperlihatkan hubungannya
dengan karya-karya lain, dan memperlihatkan bagaiamana karya tersebut terkait
dengan penelitian kita. Hal ini dilakukan dalam rangka agar penelitiannya dapat
diketahui sejauh mana hasil, pembahasan, dan temuan penelitian terdahulu sehingga
penelitian yang hendak dilakukannya dapat dibedakan dari penelitian terdahulu. Itulah
sebabnya, sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti hendaknya banyak
membaca dan mengkaji literatur yang mendukung penelitiannya.
B.
Keterkaitan Antarbagian dalam
Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teoritis
C.
Tujuan Tinjauan Pustaka
Leedy (1997, hal. 71) menerangkan bahwa suatu
tinjauan pustaka mempunyai kegunaan untuk:
(1)
mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan)
kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian
tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode penelitiannya;
(2)
membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam
penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita
hadapi;
(3)
mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang
mungkin belum kita ketahui sebelumnya;
(4)
mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita
hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya
-karya tulisnya yang lain—yang mungkin terkait);
(5)
memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah
perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini
berada;
(6)
menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang
mungkin belum kita kenal sebelumya;
(7)
membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya); dan
(8)
mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada
pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka
telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut.
Dalam penjelasan yang hampir serupa, Castetter
dan Heisler (1984, hal. 38-43) menerangkan bahwa tinjauan pustaka mempunyai
enam kegunaan, yaitu:
(1)
mengkaji sejarah permasalahan;
(2)
membantu pemilihan prosedur penelitian;
(3)
mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan;
(4)
mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu;
(5)
menghindari duplikasi penelitian; dan
(6) menunjang
perumusan permasalahan.[6]
Studi kepustakaan
dilakukan oleh setiap penelitian dengan tujuan yang utama yaitu mencari dasar
pijakan atau fondasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka
berfikir, dan menentukan dugaan sementara atau yang sering duisebut sebagai
hipotesis penelitian sehingga para peneliti dapat mengerti, melokasikan,
mengorganisasikan, dan kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya.[7]
Tujuan penyusunan
tinjauan pustaka yaitu:
1.
Memperlihatkan mengapa
literatur itu perlu dilakukan;
2.
Memperlihatkan
bagaimana sampai pada keputusan memilih metodologi atau teori tertentu yang
digunakan;
3.
Menambah informasi
terhadap penelitian yang telah ada;
4.
Meringkas karya yang
dibaca;
5.
Memutuskan gagasan atau
informasi yang penting bagi penelitian itu;
6.
Mengabaikan gagasan
mana yang kurang penting.
DAFTAR
PUSTAKA
[3] Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.(
Bandung: Alfabeta. 2010). Hlm. 57.
[4] Bagong Suyatno dan Supinah, Metodologi penelitian
sosial, cet.6, (Jakarta: kencana, 2011), hlm. 295.
[6] http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/10/pengertian-tinjauan-pustaka.html , di ases
tanggal 5 april 2014.
[7] Sukardi, metodologi Penelitian pendidikan,(jakarta:bumi
Aksara,2003). Hlm. 33-34
ijin copi gann
BalasHapusOk
BalasHapus