KBK, KTSP, DAN KURIKULUM 2013
(STUDY CIRI, PERSAMAAN, PERBEDAAN)
Oleh:
IMAM SYAFI’I (2052115026) Kelas B
Mahasiswa Pascasarjana Magister
Pendidikan Agama Islam
IAIN Pekalongan
2016
ABSTRAK
Kurikulum dan pembelajaran
merupakan dua sisi dari satu mata uang. artinya, dalam proses pendidikan dua
hal itu tidak dapat dipisahkan. Kurikulum tidak akan berarti tanpa
diimplementasikan dalam proses pembelajaran, sebaliknya pembelajaran tidak akan
efektif tanpa didasarkan pada kurikulum sebagai pedoman. kurikulum adalah suatu
respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun
generasi muda bangsanya.
Secara yuridis, kurikulum
adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan
keputusan yuridis di bidang pendidikan. Pemahaman akan konsep kurikulum, mutlak
diperlukan bagi setiap orang yang berprofesi kependidikan termasuk guru, sebab
kurikulum berfungsi sebagai alat dan pedoman dalam pelaksanaan proses
pendidikan.
Kata Kunci :
Ciri, Persamaan, dan Perbedaan Kurikulum
Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon
pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi
muda bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang
memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam
suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya
untuk memilih kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara
yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar
filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.[1]
Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional
yang terbaru telah disahkan presiden pada 8 juli 2003 (Nomor 20 Tahun 2003).
Dibanding dengan undang-undang tentang sistem pendidikan nasional sebelumnya
(Nomor 2 Tahun 1989), undang-undang tentang sistem pendidikan nasional yang
baru ini sarat dengan tuntutan yang cukup mendasar karena harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan
efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Sedangkan salah satu
upaya yang segera dilakukan untuk memenuhi tuntunan tersebut adalah pembaruan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.[2]
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua sisi dari
satu mata uang. artinya, dalam proses pendidikan dua hal itu tidak dapat
dipisahkan. Kurikulum tidak akan berarti tanpa diimplementasikan dalam proses
pembelajaran, sebaliknya pembelajaran tidak akan efektif tanpa didasarkan pada
kurikulum sebagai pedoman.[3]
Pemahaman akan konsep kurikulum, mutlak diperlukan bagi setiap orang yang
berprofesi kependidikan termasuk guru, sebab kurikulum berfungsi sebagai alat
dan pedoman dalam pelaksanaan proses pendidikan.[4]
A.
Pengertian KBK,
KTSP, dan Kurikulum 2013
a.
Pengertian KBK
Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan
bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan
belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas 2002).
Dari rumusan di atas, tampak jelas
bahwa konsep KBK bertumpu pada konsep seperti yang dikemukakan Hilda Taba,
yaitu kurikulum sebagai suatu rencana. Ini berarti dalam KBK yang lebih
ditekankan adalah kompetensi atau kemampuan apa yang harus dimiliki oleh setiap
siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu, sedangkan masalah
bagaimana cara mencapainya, secara operasional diserahkan kepada guru di lapangan.
Dalam KBK tidak secara khusus dijelaskan apa yang harus dilakukan guru untuk
mencapai kompetensi tertentu.[5]
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yaitu suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan dan penguasaan
kompetensi bagi peserta didik melalui berbagai kegiatan dan pengalaman sesuai
dengan standar nasional pendidikan sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik, orang tua, dan masyarakat, baik untuk melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi, memasuki dunia kerja maupun sosialisasi dengan masyarakat.[6]
b.
Pengertian KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP
Pasal 1, Ayat 15), dijelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).[7]
KTSP yang merupakan penyempurnaan dari
kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Penyusunan KTSP yang dipercayakan
pada setiap tingkat satuan pendidikan hampir senada dengan prinsip implementasi
KBK yang disebut pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip ini
diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi
dan aspirasi mereka.[8]
KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri
dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.[9]
c.
Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum
yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft
skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Dalam konteks ini, kurikulum 2013
berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat
berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui
pengetahuan di bangku sekolah. Dengan kata lain, antara soft skills dan hard
skills dapat tertanam secara seimbang, berdampingan, dan mampu
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya kurikulum 2013,
harapannya peserta didik dapat memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang meningkat dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan yang
telah ditempuhnya sehingga akan dapat berpengaruh dan menentukan kesuksesan
dalam kehidupan selanjutnya.[10]
B.
Ciri-Ciri KBK, KTSP,
dan Kurikulum 2013
1.
Karakteristik KBK
Berdasarkan pengertian di atas, maka
KBK sebagai sebuah kurikulum memiliki tiga karakteristik utama, yaitu; Pertama,
KBK memuat sejumlah kompetensi dasar
yang harus dicapai oleh siswa. Artinya melalui KBK diharapkan siswa
memiliki kemampuan standar minimal yang harus dikuasai. Kedua, implementasi
pembelajaran dalam KBK menekankan kepada proses pengalaman dengan memperhatikan
keberagaman setiap individu. Pembelajaran tidak sekadar diarahkan untuk
menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu dapat menunjang
dan mempengaruhi kemapuan berpikir dan kemampuan bertindak sehari-hari. Ketiga:
Evalausi dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil belajar dan proses
belahar. Kedua sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar
kompetensi dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan
saja, akan tetapi sikap dan keterampilan.
Depdiknas (2002) mengemukakan
karakteristik KBK secara lebih rinci sebagai berikut:[11]
1.
Menekankan kepada
ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. Ini
mengandung pengertian bahwa KBK menekankan kepada ketercapaiankompetensi.
Artinya isi KBK pada intinya adalah sejumlah kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa, kompetensi inilah yang selanjutnya dinamakan standar minimal atau
kemampuan dasar.
2.
Berorientasi pada hasil
belajar (learning outcomes) dan keberagaman. Ini artinya, keberhasilan
pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator
inilah yang selanjutnya dijadikan acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah
tercapai atau belum. Proses pencapaian hasil belajar itu tentu saja sangat
tergantung pada kemampuan siswa. Sebab dinyakini, siswa memiliki kemampuan dan
kecepatan yang berbeda. KBK memberikan peluang yang sama kepada seluruh siswa
untuk dapat mencapai hasil belajar.
3.
Penyampaian dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Artinya, sesuai
dengan keberagaman
Terdapat sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan dalam proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi antara
lain;
1.
Prinsip Pengembangan
a.
Peningkatan keimanan, budi
pekerti luhur, dan penghayatan nilai-nilai budaya.
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk
manusia yang beriman dan bertakwa sejalan dengan filsafat bangsa, maka
peningkatan keimanan dan pembentukan budi pekerti luhur merupakan prinsip
pertama yang harus diperhatikan oleh para pengembang KBK.
b.
Keseimbangan etika, logika,
estetika, dan kinestetika
Pembentukan manusia yang utuh merupakan tujuan utama
pendidikan. Manusia utuh adalah manusia yang seimbang antara kemampuan
intelektual dan sikap moral serta keterampilan.
c.
Penguatan integritas
nasional
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku
dengan latar budaya yang sangat beragam. Pendidikan harus dapat menanamkan
pemahaman dan penghargaan terhadap perkembangan budaya dan peradaban bangsa
yang majemuk, sehingga mampu memberikan sumbangan terhadap peradaban dunia.
d.
Perkembangan pengetahuan
dan teknologi informasi
Pengembangan KBK diarahkan agar anak memiliki kemampuan
berpikir dan belajar dengan cara mengakses, memilih dan menilai pengetahuan
untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh tantangan serta
ketidakpastian melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
e.
Pengembangan kecakapan
hidup
Kecakapan hidup mencakup keterampilan diri (Personal
Skills), keterampilan berpikir rasional (thinking skills),
keterampilan akademik (academic skills), keterampilan vokasional (vocational
skills). Kurikulum mengembangkan kecakapan hidup melalui pembudayaan
membaca, menulis, berhitung, sikap, perilaku adaptif, kreatif, kooperatif dan
kompetitif.
f.
Pilar pendidikan
Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar ke dalam empat,
yaitu; belajar untuk memahami, belajar untuk berbuat kreatif, belajar hidup
dalam kebersamaan, belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang
dilandasi ketiga pilar sebelumnya.
g.
Komprehensif dan
berkesinambungan
Komprehensif mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan
substansi yang disajikan secara berkesinambungan mulai dari taman kanak-kanak
sampai dengan pendidikan menengah.
h.
Belajar sepanjang hayat
Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlanjut sepanjang hayat.
i.
Diversifikasi kurikulum
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
2.
Prinsip Pelaksanaan
a.
Kesamaan memperoleh
kesempatan
Prinsip ini mengandung pengertian, bahwa melalui KBK
penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan
berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat
diutamakan. Seluruh peserta didik dari berbagai kelompok seperti kelompok yang
kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang memerlukan bantuan khusus,
berbakat dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan
kemampuan dan kecepatannya.
b.
Berpusat pada anak
Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerjasama
dan menilai diri sendiri diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan,
pemahaman dan pengetahuannya. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat
peserta didik perlu terus-menerus diupayakan. Penyajiaannya disesuaikan dengan
tahap-tahap perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
c.
Pendekatan menyeluruh dan
kemitraan
Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan
mulai dari taman kanak-kanak samapai dengan kelas XII. Pendekatan yang digunakan
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta
didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. keberhasilan
pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama
dari peserta didik, guru, sekolah dan madrasah, orang tua, perguruan tinggi,
dunia usaha dan industri dan masyarakat.
d.
Kesatuan dalam kebijakan dan
keberagaman dalam pelaksanaan
Standar kompetensi disusun pusat dan cara pelaksanaannya
disesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah dan
madrasah. Standar kompetensi dapat dijadikan acuan penyusunan kurikulum
berdiversifikasi berdasarkan pada satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik serta taraf internasional.[12]
2.
Karakteristik KTSP
Dihubungkan dengan konsep dasar dan
desain kurikulum, maka KTSP memiliki semua unsur yang sekaligus merupakan
karakteristik KTSP itu sendiri, yakni:[13]
1.
Dilihat dari desainnya KTSP
adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat
dari pertama, struktur program KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik. Setiap mata pelajaran yang harus
dipelajari itu selain sesuai dengan nama-nama disiplin ilmu juga ditentukan
jumlah jam pelajaran secara ketat. Kedua, kriteria keberhasilan KTSP
lebih banyak diukur dari kemampuan siswa menguasai materi pelajaran. Hal ini
dapat dilihat dari sistem kelulusan yang ditentukan oleh standar minimal
penguasaan isi pelajaran seperti yang diukur dari hasil Ujian Nasional.
Soal-soal dalam UN itu lebih banyak bahkan seluruhnya menguji kemampuan
kognitif siswa dalam setiap mata pelajaran. Walaupun dianjurkan setiap guru
menggunakan sistem penilaian proses misalnya dengan portofolio, namun pada
akhirnya kelulusan siswa ditentukan oleh sejauh mana siswa menguasai materi
pelajaran.
2.
KTSP adalah kurikulum yang
berorientasi pada pengembangan individu. Hal ini dapat dilihat dari
prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang menekankan pada aktivitas siswa
untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai
pendekatan dan strategi pembelajaran yang disarankan misalnya melalui CTL,
inkuiri, pembelajaran portofolio, dan lain sebagainya. Demikian juga secara
tegas dalam struktur kurikulum terdapat komponen pengembangan diri, yakni
komponen kurilkulum yang menekankan kepada aspek pembangunan minat dan bakat
siswa.
3.
KTSP adalah kurikulum yang
mengakses kepentingan daerah. Hal ini tampak pada salah satu prinsip KTSP,
yakni berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Dengan demikian, maka KTSP adalah kurikulum yang
dikembangkan oleh daerah. Bahkan, dengan program muatan lokalnya, KTSP
didasarkan pada keberagaman kondisi, sosial, budaya yang berbeda masing-masing
daerahnya.
4.
KTSP merupakan kurikulum
teknologis. Hal ini dapat dilihat dari adanya standar kompetensi, kompetensi
dasar yang kemudian dijabarkan pada indikator hasil belajar, yakni sejumlah
perilaku yang terukur sebagai bahan penilaian.
KTSP dikembangakan berdasarkan
prinsip-prinsip berikut ini:[14]
1.
Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
KTSP mimiliki prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangakan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik (student centered). Di samping itu juga
pengembangan KTSP perlu memperhatikan potensi dan kebutuhan lingkungan di mana
siswa tinggal.
2.
Beragam dan terpadu
Pengembangan kurikulum memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang, dan jenis pendidikan,
serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna.
3.
Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis.
4.
Relevan dengan kebutuhan
kehidupan
Pengembangan kurikulum
5.
Menyeluruh dan
berkesinambungan
6.
Belajar sepanjang hayat
7.
Seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah
3.
Karakteristik Kurikulum
2013
Dalam Kurikulum 2013 terdapat
karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda dengan kurikulum yang telah ada
selama ini di Indonesia. Karakteristik kurikulum 2013 sebagai berikut;[15]
a.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran kurikulum 2013 ialah pendekatan scientific dan tematik-integratif.
Pendekatan scientific adalah pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan
diperoleh peserta dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri sehingga
mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan.
melalui pendekatan tersebut, peserta didik mampu menghadapi dan memecahkan
masalah yang dihadapi dengan baik.
b.
Kompetensi Lulusan
Dalam konteks ini kompetensi lulusan
berhubungan dengan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi
ini sebenarnya sudah ada pada kurikulum sebelumnya, hanya saja penyebutannya
berbeda, misalnya sikap disebut dengan afektif, pengetahuan disebut dengan
kognitif, dan keterampilan disebut dengan psikomotorik. Selain itu, titik
tekannya berubah terbalik.
c.
Penilaian
Pada kurikulum 2013 proses penilaian
pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment).
Penilaian otentik adalah penilaian secara utuh, meliputi kesiapan peserta
didik, proses, dan hasil belajar. Keterpaduan penilaian ketiga komponen
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta
didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instruktional
effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
4.
Persamaan dan Perbedaan
KBK, KTSP, Kurikulum 2013
Beberapa keunggulan KBK dibandingkan
kurikulum lain adalah.
1. KBK yang dikedepankan Penguasaan materi Hasil dan
kompetenasi Paradigma pembelajaran versi UNESCO: learning to know,learning
to do, learning to live together, dan learning to be.
2. Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan
siswa dalam proses pembelajaran, silabus menjadi kewenagan guru.
3. Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu,
tetapi jumlah mata pelajaran belum bisa dikurangi.
4. Metode pembelajaran Keterampilan proses dengan melahirkan
metode pembelajaran PAKEM dan CTL.
5. Sistem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kognitif,
penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan
penekanan penilaian berbasis kelas.
6.
KBK memiliki empat
komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian berbasis kelas
(PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum berbasis
sekolah (PKBS).
Kemudian
beberapa kelebihan KTSP antara lain:
1.
Sekolah lebih
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya.
2.
Sekolah lebih
mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan
dikembangkan.
3.
Pengambilan keputusan
lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah sendiri yang paling tahu yang
terbaik bagi sekolah tersebut.
4.
Keterlibatan warga
sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum dapat menciptakan
transparansi dan demokrasi yang sehat.
5.
Sekolah dapat
bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-masing.
6.
Sekolah dapat
melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
7.
Sekolah dapat
merespon aspirasi masyarakatdan lingkungan yang berubah secara cepat serta
mengakomodasikannya dengan KTSP.
Adapun
beberapa persamaan dan perbedaan KBK, KTSP, Kurikulum 2013, dapat disimpulkan
sebagai berikut:[16]
No
|
KBK
|
KTSP
|
Kurikulum
13
|
|
1
|
Standar Kompetensi
Lulusan diturunkan standar isi
|
Standar Kompetensi
Lulusan diturunkan dari kebutuhan
|
||
2
|
Standar Isi
dirumuskan berdasarkan tujuan mata pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata
Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran
|
Standar Isi
diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui kompetensi inti yang bebas
mata pelajaran
|
||
3
|
Pemisahan antara
mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
pengetahuan
|
Semua mata
pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan dan
pengetahuan
|
||
4
|
Kompetensi
diturunkan dari mata pelajaran
|
Mata pelajaran
diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai
|
||
5
|
Mata pelajaran
lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran yang terpisah
|
Semua mata
pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)
|
||
6
|
Tahun 2004-2005,
Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
|
Tahun 2006-2013, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
|
Tahun 2013-2015,
Kurikulum 2013 (K-13)
|
|
Perbedaan pola pikir sebagai berikut:
Susunan struktur kurikulum
berbasis kompetensi SD dan MI:[17]
No
|
Mata Pelajaran
|
Alokasi Waktu
|
||
Kelas I & II
|
Kelas III & IV
|
Kelas V & VI
|
||
1
|
Pendidikan Agama
|
*
|
3
|
3
|
2
|
Kewarganegaraan
|
*
|
2
|
2
|
3
|
Bahasa Indonesia
|
*
|
6
|
6
|
4
|
Matematika
|
*
|
6
|
6
|
5
|
Sains
|
*
|
4
|
4
|
6
|
Pengetahuan Sosial
|
*
|
4
|
4
|
7
|
Kesenian
|
*
|
2
|
2
|
8
|
Keterampilan
|
*
|
2
|
2
|
9
|
Pendidikan Jasmani
|
*
|
2
|
2
|
|
Jumlah
|
27
|
31
|
31
|
Susunan struktur kurikulum
berbasis kompetensi SMP dan MTs:[18]
No
|
Mata Pelajaran
|
Alokasi Waktu
|
||
Kelas VII
|
Kelas VIII
|
Kelas IX
|
||
1
|
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3
|
Bahasa dan Sastra Indonesia
|
5
|
5
|
5
|
4
|
Matematika
|
5
|
5
|
5
|
5
|
Sains
|
5
|
5
|
5
|
6
|
Pengetahuan Sosial
|
5
|
5
|
5
|
7
|
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
8
|
Pendidikan Jasmani
|
2
|
2
|
2
|
9
|
Kesenian
|
2
|
2
|
2
|
10
|
Keterampilan
|
|
|
|
11
|
Teknologi Informasi dan
Komunikasi
|
2
|
2
|
2
|
|
Jumlah
|
34
|
34
|
34
|
Susunan struktur kurikulum 2013:[19]
STRUKTUR KURIKULUM SD (K-13)
No
|
Komponen
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
Kelompok A
|
|||||||
1
|
Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2
|
PPKN
|
5
|
6
|
6
|
4
|
4
|
4
|
3
|
Bahasa Indonesia
|
8
|
8
|
10
|
7
|
7
|
7
|
4
|
Matematika
|
5
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
5
|
IPA
|
*
|
*
|
*
|
3
|
3
|
3
|
6
|
IPS
|
*
|
*
|
*
|
3
|
3
|
3
|
Kelompok B
|
|||||||
7
|
Seni Budaya & Prakarya (termasuk muatan
lokal**)
|
4
|
4
|
4
|
5
|
5
|
5
|
8
|
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan (termasuk muatan lokal).
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
Jumlah
|
30
|
32
|
34
|
36
|
36
|
36
|
Catatan:
* KD IPA dan IPS kelas I s.d. Kelas III diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya
** Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
STRUKTUR KURIKULUM SMP (K-13)
No
|
Komponen
|
VII
|
VIII
|
IX
|
Kelompok A
|
||||
1
|
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
|
3
|
3
|
3
|
2
|
Pendidikan
Pancasila & Kewarganegaraan
|
3
|
3
|
3
|
3
|
Bahasa Indonesia
|
6
|
6
|
6
|
4
|
Matematika
|
5
|
5
|
5
|
5
|
Ilmu Pengetahuan
Alam
|
5
|
5
|
5
|
6
|
Ilmu Pengetahuan
Sosial
|
4
|
4
|
4
|
7
|
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
Kelompok B
|
||||
8
|
Seni Budaya
(termasuk mulok)*
|
3
|
3
|
3
|
9
|
Pend. Jasmani, OR
& Kesehatan
(termasuk mulok)
|
3
|
3
|
3
|
10
|
Prakarya
(termasuk mulok)
|
2
|
2
|
2
|
Jumlah
|
38
|
38
|
38
|
* Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah.
Struktur Kurikulum Peminatan SMA
(K-13)
MATA PELAJARAN
|
Kelas
|
||||
X
|
XI
|
XII
|
|||
Kelompok A dan B (Wajib)
|
24
|
24
|
24
|
||
Peminatan Matematika dan IPA
|
|
|
|
||
I
|
1
|
Matematika
|
3
|
4
|
4
|
2
|
Biologi
|
3
|
4
|
4
|
|
3
|
Fisika
|
3
|
4
|
4
|
|
4
|
Kimia
|
3
|
4
|
4
|
|
Peminatan Sosial
|
|
|
|
||
II
|
1
|
Geografi
|
3
|
4
|
4
|
2
|
Sejarah
|
3
|
4
|
4
|
|
3
|
Sosiologi & Antropologi
|
3
|
4
|
4
|
|
4
|
Ekonomi
|
3
|
4
|
4
|
|
Peminatan Bahasa
|
|
|
|
||
III
|
1
|
Bahasa dan Sastra Indonesia
|
3
|
4
|
4
|
2
|
Bahasa dan Sastra Inggris
|
3
|
4
|
4
|
|
3
|
Bahasa dan Sastra Asing lainnya
|
3
|
4
|
4
|
|
4
|
Antropologi
|
3
|
4
|
4
|
|
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
|
|
|
|
||
|
Pilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat
|
6
|
4
|
4
|
|
Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu
|
60
|
72
|
72
|
||
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per
minggu
|
42
|
44
|
44
|
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum[20]
Elemen
|
Ukuran Tata kelola
|
KTSP 2006
|
Kurikulum 2013
|
Guru
|
Kewenangan
|
Hampir mutlak
|
Terbatas
|
Kompetensi
|
Harus tinggi
|
Sebaiknya tinggi. Bagi yang rendah masih
terbantu dengan adanya buku
|
|
Beban
|
Berat
|
Ringan
|
|
Efektivitas
waktu untuk kegiatan pembelajaran
|
Rendah [banyak waktu untuk persiapan]
|
Tinggi
|
|
Buku
|
Peran penerbit
|
Besar
|
Kecil
|
Variasi materi dan proses
|
Tinggi
|
Rendah
|
|
Variasi harga/beban siswa
|
Tinggi
|
Rendah
|
|
Siswa
|
Hasil pembelajaran
|
Tergantung sepenuhnya pada guru
|
Tidak sepenuhnya tergantung guru, tetapi juga
buku yang disediakan pemerintah
|
Pemantauan
|
Titik Penyimpangan
|
Banyak
|
Sedikit
|
Besar Penyimpangan
|
Tinggi
|
Rendah
|
|
Pengawasan
|
Sulit, hampir tidak mungkin
|
Mudah
|
Proses
|
Peran
|
KTSP 2006
|
Kurikulum 2013
|
Penyusunan Silabus
|
Guru
|
Hampir mutlak [dibatasi hanya oleh SK-KD]
|
Pengembangan dari yang sudah disiapkan
|
Pemerintah
|
Hanya sampai SK-KD
|
Mutlak
|
|
Pemerintah Daerah
|
Supervisi penyusunan
|
Supervisi pelaksanaan
|
|
Penyediaan Buku
|
Penerbit
|
Kuat
|
Lemah
|
Guru
|
Hampir mutlak
|
Kecil, untuk buku pengayaan
|
|
Pemerintah
|
Kecil, untuk kelayakan penggunaan di sekolah
|
Mutlak untuk buku teks, kecil untuk buku
pengayaan
|
|
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
|
Guru
|
Hampir mutlak
|
Kecil, untuk pengembangan dari yang ada pada
buku teks
|
Pemerintah Daerah
|
Supervisi penyusunan dan pemantauan
|
Supervisi pelaksanaan dan pemantauan
|
|
Pelaksanaan Pembelajaran
|
Guru
|
Mutlak
|
Hampir mutlak
|
Pemerintah Daerah
|
Pemantauan kesesuaian dengan rencana [variatif]
|
Pemantauan kesesuaian dengan buku teks
[terkendali]
|
|
Penjaminan Mutu
|
Pemerintah
|
Sulit, karena variasi terlalu besar
|
Mudah, karena mengarah pada pedoman yang sama
|
Secara
garis besar, KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut:
1.
Visi dan misi satuan
pendidikan
Visi
merupakan suatu pandangan atau wawasan yang merupakan representasi dari apa
yang diyakini dan diharapkan dalam suatu organisasi dalam hal ini sekolah pada
masa yang akan datang.
2.
Tujuan pendidikan
satuan pendidikan
Tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan menengah adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3.
Kalender pendidikan
Kalender
pendidikan untuk pengembang kurikulum jam belajar efektif untuk pembentukan
kompetensi peserta didik, dan menyesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik.
4.
Struktur muatan KTSP
Struktur
muatan KTSP terdiri atas: Mata pelajaran, Muatan lokal, Kegiatan pengembangan
diri, Pengaturan beban belajar, Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan, Pendidikan
kecakapan hidup, Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
5.
Silabus
Silabus
merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
6.
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, 2014. Pendekatan
Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.
Dewi Turgarini, Paparan
Mendikbud Sosialisasi Kurikulum 2013 di Bandung 16 Maret 2016.
Fadhillah, M. 2014. Implementasi
Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs & SMA/MA. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP
Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Paparan Mendikbud
Sosialisasi Kurikulum 2013, UNNES Semarang: 4 Mei 2013.
Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran
dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum
dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Zainal Arifin, 2014. Konsep
dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
[1]
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
Gava Media, 2014), hlm. 1.
[2]
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 1.
[3]
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. v.
[4]
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi…,
hlm. 1-2.
[5]
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi…,
hlm. 6.
[6] Zainal
Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 152.
[7]
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010), hlm. 128.
[8]
Masnur Muslich, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman
dan Pengembangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 10.
[9]
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum …, hlm. 184.
[10]
M. Fadhillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs & SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 16.
[11]
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi…,
hlm. 11.
[12]
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi…,
hlm. 23-25.
[13]
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)…, hlm. 130-131.
[14]
Masnur Muslich, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman
dan Pengembangan…, hlm. 11.
[15]
M. Fadhillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs & SMA/MA . . . , hlm. 175-179.
[16]
Dewi Turgarini, Paparan Mendikbud Sosialisasi Kurikulum 2013di Bandung 16 Maret
2016.
[17]
S. Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 162.
[18]
S. Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. . ., hlm.
164.
[19]
Paparan Mendikbud Sosialisasi Kurikulum 2013, UNNES Semarang: 4 Mei 2013.
[20]
Dewi Turgarini, Paparan Mendikbud Sosialisasi Kurikulum 2013di Bandung 16 Maret
2016.