RUMUSAN MASALAH
1.
PENGERTIAN RUMUSAN MASALAH
Masalah berasal dari
bahasa Arab yang bentuk jamaknya adalah masa’il
atau problems dalam bahasa Inggris.
Pada mulanya, dan dalam bentuk yang paling sederhana, masalah merupakan jarak
antara yang diharapkan atau yang dikehendaki dengan yang diperoleh atau yang
dirasakan. Masalah penelitian ditempatkan setelah latar belakang masalah, dan
diungkapkan dalam bentuk kalimat-kalimat deskriptif.[1]
Rumusan masalah
penelitian memang hanya pertanyaan. Tetapi, ia menempati posisi kunci dalam
sebuah penelitian. Kalau ia tidak ada, maka penelitian tidak ada pula. Meskipun
menempati posisi kedua dalam matriks penelitian, ia memberikan arah pada
penelitian. Sekalipun merumuskan
masalah merupakan langkah kedua dalam penelitian, rumusan masalah akan menentukan nasib
penelitian. Sebagai penentu nasib penelitian, rumusan masalah menunjuk pada apa
yang kelak akan dihasilkan oleh penelitian.
Rumusan masalah
penelitian sendiri sebenarnya tidak selalu harus satu. Jumlahnya bisa lebih
dari satu. Penentuan jumlah ini
ditentukan sendiri oleh peneliti. Hanya saja, semakin banyak rumusan masalah
penelitian, maka semakin banyak waktu yang harus dihabiskan untuk meneliti.
Itulah sebabnya penelitian yang memiliki rumusan masalah yang banyak lebih dihargai
daripada penelitian yang memiliki satu rumusan masalah. Ini tentu saja wajar
mengingat dari jumlah rumusan masalah bisa merefleksikan tingkat penghayatan
peneliti terhadap tema penelitiannya.
Kendati begitu, tidak
ada peraturan secara tertulis yang menyebutkan bahwa skripsi cukup memili satu
rumusan masalah, tesis harus memiliki dua rumusan masalah, disertasi dan
penelitian, paling tidak memiliki tiga rumusan masalah. Tidak berarti jumlah
rumusan masalah yang banyak tentunya tidak selalu memiliki keuntungan bagi
peneliti. Artinya, jumlah rumusan masalah penelitian lebih dari satu baru bisa
memiliki keuntungan bila ia memenuhi syarat-syarat.[2]
- SYARAT-SYARAT PERUMUSAN MASALAH:
1. Penelitian harus
sesuai dengan minat peneliti
Apabila
permasalahan atau judulnya tidak sesuai dengan minat, maka peneliti tidak akan
bergairah untuk melaksanakannya.
2. Penelitian dapat
dilaksanakan.
3.
Tersedia factor pendukung, yaitu tersedianya data
sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab, dan ada izin dari berwewenang.
4.
Hasil penelitian bermanfaat
Bagian ini
adalah yang terpenting, karena untuk apa penelitian dilakukan jika tidak
menghasilkan sesuatu yang tidak bermanfaat. Dan kita meneliti sesuatu juga
karena ingin menyumbangkan hasilnya untuk kemajuan ilmu pengetahuan, meningkatkan
efektifitas kerja atau mengembangkan sesatu.[3]
- SUMBER MASALAH PENELITIAN
Beberapa sumber masalah penelitian dijadikan sebagai
bahan untuk memperoleh ide atau pertimbangan penentuan masalah penelitian.
Beberapa sumber masalah tersebut, seperti yang diungkapkan Mc. Millan dan
Schumacher, 2001; Sukarsi, 2003; diantaranya adalah :
a.
Bacaan
Bacaan yang dapat dijadikan sumber masalah, misalnya
berupa buku. Buku yang memuat generalisasi dari teori-teori bahasa dapat
dijadikan acuan dalam menetapan masalah. Teori yang berupa prinsip-prinsip umum
dapat diaplikasikan dalam masalah yang lebih spesifik. Teori ini menjadi sumber
masalah yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian melalui penelitian
secara empiris.
b.
Pertemuan ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan
ilmiah misalnya diskusi, seminar, loka karya, dan konferensi. Dari pertemuan
ilmiah tersebut dapat muncul berbagai ide penelitian dan permasalahan, yang
memerlukan pemecahan melalui penelitian.
c.
Laporan hasil penelitian
Banyak institusi yang memiliki lembaga penelitian
atau perpustakan sebagai sumber informasi dari penelitian-penelitian yang telah
dilakukan oleh institusi tersebut. Disamping itu jurnal-jurnal penelitian
merupakan laporan hasil-hasil yang mutahir, yang dapat pula dijadikan sumber
masalah penelitian. Melalui internet, informasi mengenai materi penelitian
dalam jurnal dapat dengan mudah didapat. Biasanya, dalam sebuah laporan
penelitian atau jurnal dapat rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang
sekait dengan penelitian itu.
d.
Pernyataan pemegang kekuasaan
Orang yang mempunyai otoritas ilmu, yaitu yang
memiliki kepakaran, komitmen, dan kekonsistenan atas sesuatu ilmu. Orang yang
memeliki otoritas ini menjadi figur atau panutan orang-orang yang memiliki ilmu
dibawahnya. Sesuatu yang diugkapkan oleh pemegang otoritas ini dapat dijadikan
sumber masalah penelitian. Pemeganng otoritas ini dapat bersifat formal dan
nonformal. Pernyataan para pemegang otoritas ini dapat dijadikan permasalahan
dan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
e.
Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan seseorang secara tidak
direncanakan atau secara sepintas dapat melahirkan permasalahan yang sangat
kaya. Melalui pengamatan, seseorang dapat mengenal kondisi aktual dilapangan
yang dapat dijadikan permaslahan penelitian yang pemecahannya berguna untuk
diimplementasikan sesuai dengan keadaaan terkini.
f.
Pengalaman indiviual atau kelompok
Pengalaman seseorang atau sekelompok orang yang
didapt sepanjang waktu tertentu dapat memunculkan permasalahan yang dapat
diidentifikasi sebagai permasalahan penelitian. Seseorang akan mengenali suatu
permasalahan dari aktifitas rutin dan intensif. Di tempat-tempat bekerja,
seseorang dapat melihat secara langsung, mengalami langsung berbagai peristiwa.
Pengalaman ini tidak selamanya berdampak positif, tetapi ada kalanyaberdampak
tidak seperti yang diharapkan. Ini dapat dijadikan sebagai permasalahan
penelitian berdasarkan data aktual.[4]
4.
CARA MERUMUSKAN MASALAH
- Rumusan masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan yang utuh. Artinya, kalimat itu memiliki kata tanya, subyek, predikat, obyek, dan keterangan. Kata Tanya yang dipakai tentu saja kata tanya yang menggambarkan problematika yang cukup besar, seperti bagaimana dan mengapa. Tetapi, tidak berati pertanyaan apa tidak boleh dipakai untuk merumuskan masalah.[5]
- Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat
- Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
- Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesa.
- Rumusan masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian[6]
CONTOH RUMUSAN MASALAH
Putusan
pengadilan agama bukit tinggi nomor 2056 tahun 1993 dapat di identifikasi
sebagai masalah hukum, yang masuk dalam wilayah penelitian fiqih (hukum islam)
dan pranata sosial; sedangkan penyuluhan agama bagi narapidana di lembaga
pemasyarakatan Sukamiskin dapat diidentifikasi sebagai masalah dakwah, yang
masuk ke dalam wilayah penelitian Dakwah Islamiah.
*berkenaan dengan masalah itu
diajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
(i)
Hukum tertulis mana yang dijadikan dasar dalam putusan
pengadilan itu?
(ii)
Hukum tidak tertulis mana saja yang dijadikan dasar dalam
putusan pengadilan itu?
(iii)
Nilai-nilai hukum
mana yang digali dan ditemukan dalam putusan pengadilan itu ?[7]
DAFTAR PUSTAKA
Abrar,Ana Nadhya.2005.Terampil Menulis Proposal
Penelitian komunikasi. Yogyakarta : Gajahmada University Press.
Bisri, Cik Hasan.1998.Penuntun Penyusunan Rencana
Penelitian Dan Penlisan skripsi. Jakarta : PT.Logos Wacana Ilmu.
Nazir,Muh.1988.Metode Penelitian.Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Syamsuddin.Vismaia S Damaianti.2009.Metode Penelitian
Pendidikan Bahasa. Bandung : Remaja Rosdakarya.
PERUMUSAN MASALAH
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Umum Budi Karyanto, M.Hum
Disusun oleh:
1.
Hardinal Wijiwitopo (2021112014)
2.
Fina Khusna (2021112024)
3.
Gunawan (20211120 )
4.
Rusdah (20211121 )
5.
Maftuhah (2021112117)
6.
Ana Kusrini (20211121 )
7.
Rofiqoh Yuliansah (2021112204)
Kelas : C
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2013
[1]
Cik Hasan Bisri, Penuntn Penyusunan Rencana Penelitian dan
Penulisan Skripsi, cet. Ke-1 (Ciputat: PT Logos Wacana, 1998), hlm. 25-26
[2]
Ana Nadhya Abrar, Terampil menulis proposal penelitian komunikasi, cet.
Ke-1 (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005), hlm. 27-28
[3]
Op.Cit., hlm.27
[4]
Syamsuddin dan Vismaia S.Damaianti, metode penelitian pendidikan bahasa, (bandung
: PT.remaja rosdakarya, 2009 ), hlm. 41-48
[5]
Ana Nadhya Abrar, Terampil Menulis Proposal Penelitian Komunikasi, cet.
Ke-1 (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005), hlm. 28
[6]Moh.Nazir,Metode
Penelitian, cet. Ke-3 (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988) hlm.143-145
[7]
Cik Hasan Bisri, Penuntn Penyusunan Rencana Penelitian dan
Penulisan Skripsi, cet. Ke-1 (Ciputat: PT Logos Wacana, 1998), hlm.26-27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar