BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan akhlak dalam
Al-Qur’ân, salah satunya dapat diambil dari pemahaman terhadap surat al-Alaq
ayat 1-5, yang secara tekstual menyatakan perbuatan Allah SWT. dalam
menciptakan manusia sekaligus membebaskan manusia dari kebodohan.[1]
Akhlak menjadi sesuatu
yang sangat penting dan berharga bagi kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara, sudah tentu etika yang baik dan mulia (akhlaqul karimah).
Mengingat dengan etika akan membentuk watak bangsa yang berkarakter dan
memiliki jati diri. Pada masa Presiden Soekarno ketika itu, dalam setiap
kesempatan senantiasa mengingatkan tentang arti pentingnya “nation and
character building (pembangunan bangsa dan karakter)”, karena dengan
memiliki karakter, suatu bangsa akan dihargai dan diperhitungkan oleh bangsa
manapun di dunia ini.[2]
Akhlak yang juga merupakan
fondasi yang kokoh bagi terciptanya hubungan baik antara hamba dengan Allah
SWT, antara hamba dengan sesama, dan antara hamba dengan lingkungan serta
antara jiwa hamba dan raganya sendiri. Akhlak yang mulia tidak lahir
berdasarkan keturunan atau terjadi secara tiba-tiba. Akan tetapi, membutuhkan
proses panjang, yakni melalui pendidikan akhlak.
Dengan demikian,
pendidikan akhlakul karimah merupakan suatu tindakan yang berhubungan
dengan tiga unsur yang sangat penting, yaitu sebagai berikut:
1.
Kognitif, yang mana
pengetahuan dasar manusia melalui potensi intelektualitasnya.
2.
Afektif, yang mana
pengembangan potensi akal manusia melalui upaya menganalisis berbagai kejadian
sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan.
3.
Psikomotorik, yaitu
pelaksanaan pemahaman rasional ke dalam bentuk perbuatan yang kongret.[3]
Ibn Maskawaih telah mengisyaratkan
bahwa tujuan pendidikan adalah terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia, yang
disebutnya isabah al-khuluq as-syarif, yakni pribadi yang mulia secara
substansial dan essensial, bukan kemuliaan yang terporal dan aksidental,
seperti pribadi yang materialistis dan otokratis.[4]
Kemudian pendidikan
akhlak yang dibangun secara terus-menerus akan lebih kuat mewujudkan tujuan
kehidupan sosial meskipun dalam kenyataannya, kehidupan tidak berjalan mulus,
selalu ada perilaku menyimpang, yaitu suatu perilaku yang diekspresikan oleh
individu atau kelompok yang secara sadar atau tidak disadari, tidak
menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku. Dengan cara mengawasi dan
memperhatikan tingkah laku putra-putri dan anak didik yang menjadi tanggung
jawab kita semua melalui penanaman tingkah laku yang baik secara lahir di lubuk
hati mereka dan menjauhkan mereka dari tingkah laku yang tercela agar mereka
menjadi orang yang terdidik dan beradab, yang berguna bagi nusa dan bangsa.[5]
Kepala madrasah MTs
Nurul Islam menuturkan bahwa permasalahan pelajar dari hari ke hari mengalami
peningkatan. Akhlak pelajar juga semakin menghawatirkan. Contohnya bolos
sekolah padahal dari rumah pamit untuk berangkat sekolah tapi tidak sampai di
sekolah, berani pada guru di sekolah, berkelahi antar teman, pengrusakan sarana
prasarana sekolah dan pacaran. Banyak pula pelajar laki-laki dan perempuan
berpegangan tangan padahal bukan muhrim, gaya berpakaian ala barat yang ketat
serta memperlihatkan bentuk tubuh. Hal ini tidak sesuai dengan ajaran agama,
terlebih hal berakhlak dalam kehidupan sehari-hari.[6]
Kemudian pada awal observasi penelitian, peneliti menemukan
beberapa permasalahan yang berkenaan dengan akhlak antara lain: masih banyak
pelajar yang bercanda dan bersenda gurau saat melaksanakan ibadah baik dalam
melaksanakan shalat maupun berdo’a, tidak disiplin waktu dalam belajar, masih
ada pelajar yang tidak rapi dalam berpakaian, masih ada pelajar yang tidak bisa
menghormati teman sejawatnya, masih ada pelajar yang membuang sampah tidak pada
tempatnya, masih banyak pelajar yang tidak ikut serta dalam perawatan tanaman
bunga yang ada di lingkungan madrasah melainkan memetik bunga seenaknya sendiri.[7]
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah satu guru mapel Ta’lim
(akhlak dalam belajar) di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan mengatakan
bahwa:
“banyak
dari pelajar MTs Nurul Islam Krapyak yang belum dapat memahami dan
mengaplikasikan isi kandungan akhlak pelajar yang ada.”[8]
Dari data di atas penulis akan meneliti tentang implementasi
pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, yang mana tesis ini
sebagai kajian ilmiah di bidang pendidikan agama Islam yang lebih menekankan
dalam hal tujuan, materi, metode, peran guru, teknik, media dan evaluasi
pendidikan akhlak pelajar di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan pokok yang akan
dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana implementasi
pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan ?
2.
Faktor-faktor apa saja yang
mendukung dan menghambat proses implementasi pendidikan akhlak di MTs Nurul
Islam Krapyak Pekalongan ?
Dari masalah ini agar
tidak terjadi kerancuan dalam peristilahan, maka diberikan pembatasan masalah,
yaitu:
1.
Perencanaan (Tujuan,
Materi, dan Metode)
a.
Tujuan
Tujuan merupakan suatu
cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. Tanpa adanya
tujuan, sang guru tidak memiliki kepastian dalam menentukan arah, target akhir,
dan prosedur yang akan dilakukan. Semua tujuan baik yang umum maupun yang
khusus itu berhubungan satu dengan yang lainnya.[9]
b.
Materi
Materi merupakan medium
untuk mencapai tujuan pengajaran yang dikonsumsi oleh peserta didik. Bahan ajar
merupakan materi yang terus berkembang secara dinamis seiring dengan kemajuan
dan tuntunan perkembangan masyarakat. Bahan ajar yang diterima anak didik harus
mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang
akan terjadi di masa depan.[10]
c.
Metode
Metode merupakan suatu
cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan
penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.[11]
2.
Pelaksanaan/Proses (Peran
Guru, Teknik, dan Media)
a.
Peran Guru
Guru adalah pendidik yang
memberikan sejumlah ilmu pengetahuan dan menanamkan nilai-nilai dan sikap
kepada anak didik agar anak didik memiliki kepribadian yang baik. Dengan
keilmuan yang dimilikinya, guru membimbing anak didik dalam mengembangkan
potensinya.[12]
b.
Teknik
Teknik pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan
suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas
dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas
yang jumlah siswanya terbatas.[13]
c.
Media
Media merupakan alat
yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada
penerima pesan. Media berfungsi untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan
menunjukkan hal-hal yang tersembunyi.[14]
3.
Evaluasi
Evaluasi adalah suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau
suatu proses untuk menetukan nilai dari sesuatu.[15]
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari beberapa permasalahan di
atas, yaitu :
1.
Untuk mendeskripsikan dan
menganalisis kritis tujuan, materi, metode, proses dan evaluasi pendidikan
akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak
Pekalongan.
2.
Untuk mendeskripsikan dan menganalisis
kritis faktor yang mendukung dan menghambat proses implementasi pendidikan
akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak
Pekalongan.
Selain itu, hasil
penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan agama Islam yang berkenaan dengan
pendidikan akhlak dan sekaligus penambah hasanah perpustakaan perguruan tinggi.
Sedangkan Kegunaan
penelitian ini adalah :
1.
Secara Teoritis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan, informasi dan
cakrawala ilmu yang berkenaan dengan kependidikan sebagai referensi yang berupa
bacaan ilmiah dan khususnya dalam hal pengajaran dan mengimplementasikan
pendidikan akhlak .
2.
Secara Praktis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat membantu dalam memberikan informasi dan sumbangan pemikiran
bagi penulis, para pemerhati pendidikan, baik kalangan pengajar maupun
masyarakat dalam mendidik dan membina akhlak pelajar.
Lebih khususnya bagi
guru aqidah akhlak dan ta’lim agar bisa menjadi bahan evaluasi untuk
penerapan pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
Sedangkan bagi madrasah, diharapkan bisa menjadi tolak ukur dalam upaya
meningkatkan pendidikan akhlak pelajar di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
D.
Kajian Pustaka
Adapun penelitian
yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan penulis lakukan di
antaranya sebagai berikut:
1.
Penelitian yang dilakukan
oleh Rohimin (2052113010) tahun 2015 dalam tesisnya yang berjudul: “Implementasi
Pendidikan Akhlak di SMA Negeri 1 Comal Kabupaten Pemalang”. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik
pengumpulan datanya yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan
teknik analisis datanya menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk pendidikan akhlak di SMA Negeri 1 Comal
Kabupaten Pemalang terbagi menjadi dua yaitu terintegrasi dalam mata pelajaran
PAI dan PKn serta dalam pembiasaan keteladanan para guru. Adapun materi
pendidikan akhlaknya dengan membiasakan akhlak terpuji dan menghindari perilaku
tercela serta membiasakan 3S (Senyum, Salam, dan Sapa). Sedangkan metode yang
dipakai yaitu metode ceramah, tanya jawab, praktik, pembiasaan dan keteladanan.
Kemudian evaluasinya dengan unjuk kerja dan tes tertulis serta peningkatan
kedisiplinan melalui bimbingan konseling dan periksaan barang bawaan siswa.[16]
2.
Penelitian yang dilakukan
oleh Musono (2052113008) tahun 2015 dalam tesisnya yang berjudul: “Pendidikan
Akhlak Peserta Didik di MTs Muhammadiyah Batang”. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research).
Teknik pengumpulan datanya yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif dengan teknik
berfikir induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan akhlak di
MTs Muhammadiyah Batang secara garis besar mencakup tiga sasaran yaitu akhlak
terhadap Allah SWT, akhlak terhadap manusia dan akhlak terhadap
lingkungan. Dalam pembentukan akhlak perlu adanya pendidikan Islam yang
mengarahkan akhlak tersebut.[17]
3.
Penelitian yang dilakukan
oleh Eri Hendri Kusumo dalam tesisnya yang berjudul: “Implementasi
Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Baru”. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif yang dikategorikan penelitian lapangan (field
research). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
sebagai wadah pengembangan potensi siswa, sebagai bekal berupa ketrampilan.
Adapun nilai-nilai karakternya yaitu karakter disiplin, bertanggung jawab, dan
bekerja sama. Nilai-nilai pada setiap kegiatan ekstrakurikuler secara
psikologis sebagai hasil keterpaduan yaitu: olah hati, karakter yang
dikembangkan berupa peduli lingkungan dan sosial, hidup sehat, disiplin,
bertanggung jawab dan berjiwa Qur’ani.[18]
4.
Syarifah dalam tesisnya yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pembentukan Akhlak Dalam Kalangan Pelajar Sekolah
Menegah
Umum (SMU) di
Kota Medan”. Penelitian
ini merupakan penelitian lapangan dengan
pendekatan penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak kalangan pelajar di Kota
Medan ialah pemberian pendidikan agama yang cukup, peran ibu
bapak, peranan media massa, dan mengisi waktu luang dengan perkara-perkara yang berfaidah.[19]
5. Penelitian yang dilakukan oleh Naili Qurrotul Aina dengan judul;
“Implementasi Pendidikan Akhlak Anak Di Kalangan Keluarga Karyawan Perempuan
PT. MFI Pekalongan Di Desa Sidorejo Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang”,
penelitian ini membahas tentang pendidikan akhlak dalam keluarga karyawan PT
MFI Pekalongan dengan menggunakan metode pendekataan kepustakaan (library
research) dan teknik pengumpulan datanya dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi, teknik analisisnya dengan teknik analisis deskriptif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pendidikan akhlak yang dilakukan oleh
keluarga karyawan PT. MFI Pekalongan terhadap anak dalam kehidupan
sehari-harinya dengan tujuan selamat di dunia dan akhirat. Materi pendidikan
yang diajarkan adalah membiasakan anak untuk sholat, puasa, berperilaku yang
baik, jujur, suka tolong menolong, dan patuh kepada orang tua dan membuang sampah
pada tempatnya.[20]
6. Penelitian yang dilakukan oleh Uun Fatkhunaji dengan judul tesis;
“Implementasi Pendidikan Akhlak untuk Anak dalam Keluarga Guru PNS Di Desa
Pegandon Karangdadap Pekalongan”, penelitian ini membahas tentang
pendidikan akhlak anak dalam keluarga guru PNS di desa Pegandon Karangdadap
Pekalongan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode wawancara dalam
pengambilan datanya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya potret keberagaman
guru PNS di Desa Pegandon di karangdadap pekalongan pada kategori cukup baik
dan adanya peran orang tua dalam proses mengimplementasikan pendidikan akhlak
di Desa Pegandong Karangdadap Pekalongan.[21]
7. Penelitian yang dilakukan oleh Iliyaturrochimah dengan judul
tesis; “Implementasi Metode Keteladanan dalam Pendidikan Akhlak Siswa MI
Islamiyah Pretek Pecalungan Batang”, yang mengkaji tentang implementasi
metode keteladanan dalam pendidikan akhlak siswa MI Islamiyah dengan pendekatan
kualitatif yang memakai wawancara, observasi dan dokumentasi dalam pengambilan
datanya. Hasil penelitian ini yaitu adanya penggunaan metode keteladanan yang
dimulai dari dewan guru sebagai figur yang baik sehingga siswa menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan MI Islamiyah Pretek Pecalungan.[22]
8. Dalam jurnal pengajian umum bil.8 oleh Asmawati Suhid dengan
judul; “Pengajaran Adab dan Akhlak Islam dalam membangunkan modal Insan”,
yang mengkaji tentang kepentingan pendidikan Islam dan pemupukan akhlak di
kalangan remaja yang merupakan pemangku peradaban ummah dan seterusnya untuk
memberikan sumbangsih terhadap pembangunan modal insan dalam arti kata yang
sebenarnya serta memberikan solusi dalam permasalahan yang timbul dengan
pendekatan kualitatif yang memakai kajian pustaka dalam pengumpulan datanya.
Hasil penelitian ini bahwa para guru khususnya guru pendidikan Islam yang
merupakan agen moral dan role model kepada para pelajar hendaklah
memberikan nilai akhlak dan memainkan peranan utama sebagai murabbi dan muaddib
selain sebagai mu’allim dan mudarris. Selain itu, sang guru juga harus
memperkuat aqidah atau iman dalam diri para pelajar.[23]
9. Dalam jurnal al-Ta’dib vol. 10 no.1 oleh Agus Budiman dan
Fahma Ismatullah dengan judul; “Penerapan Pendidikan Akhlak di Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu Darut Taqwa Jenangan Ponorogo Tahun Ajaran
2014-2015” yang mengkaji tentang kegiatan-kegiatan dalam penerapan
pendidikan akhlak, metode-metode dalam menerapkan pendidikan akhlak dan faktor
pendukung serta penghambat dalam menerapkan pendidikan akhlak di SMP IT Darut
Taqwa Jenangan Ponorogo dengan pendekatan deskriptif kualitatif yang memakai
wawancara, observasi dan dokumentasi dalam pengambilan datanya. Hasil
penelitian ini bahwa kegiatan-kegiatan yang diterapkan antara lain halaqah,
tarbawiyah, tahsin al-Qur’an, tahfidz, latihan pidato,
kepramukaan, keputrian, kursus matematika, bahasa Inggris, sanggar Tari dan
studi tour. Adapun metode yang diterapkan adalah melalui integrasi kurikuler;
seperti metode ceramah, metode ketrampilan, metode diskusi, metode fungsi dan
terintegrasi dalam ekstra kurikuler; seperti seni, permainan, dan study tour.
Sedangkan faktor yang menjadi pendukung yaitu adanya lingkungan yang baik
seperti masjid, perpustakaan dan lingkungan pesantren serta dorongan yang kuat
dari para guru. Kemudian faktor penghambatnya antara lain; latar belakang siswa
yang berbeda suku, kurangnya sarana dan prasarana, serta kurangnya kepahaman
wali murid dalam pendidikan akhlak.[24]
10. Dalam jurnal Pascasarjana UIN al-Raniry oleh Nisa Khairuni
dengan judul; “Dampak Positif dan Negatif Sosial Media terhadap Pendidikan
Akhlak Anak di SMP Negeri 2 Kelas VIII Banda Aceh”, yang mengkaji tentang
dampak positif dan negatif sosial media terhadap pendidikan akhlak anak dengan
pendekatan kualitatif yang memakai wawancara, observasi dan dokumentasi dalam
pengambilan datanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak positifnya yaitu anak dapat beradaptasi,
bersosialisasi dengan publik dan mengelaola jaringan pertemanan serta membuat anak mudah menyelesaikan tugas-tugasnya, sedangkan dampak
negatifnya dapat membuat kelalaian sehingga
kurang displin dan malas, mudah menyontek, tidak sopan baik dalam
berpakaian maupun berbicara, sering bertengkar seperti kekerasan, peperangan, membuat anak membolos sekolah dan
menghabiskan uang jajan.[25]
Untuk
memudahkan dalam memahami persamaan dan perbedaan penelitian yang relevan
dengan penelitian penulis, maka dibuatlah tabel sebagai berikut:
Tabel
1.1
Persamaan
dan Perbedaan (Orisinalitas Penelitian)
No
|
Peneliti (Judul)
|
Persamaan
|
Perbedaan
|
1
|
Rohimin
(Implementasi Pendidikan Akhlak di SMA Negeri 1 Comal Kabupaten Pemalang)
|
Tema
tentang implementasi pendidikan akhlak pelajar, merupakan penelitian
kualitatif. Metode yang digunakan yaitu dokumentasi, wawancara dan observasi.
|
Analisis
data peneliti yaitu teknik deskriptif analisis kritis, sedangkan Rohimin memakai
teknik analisis deskriptif kualitatif. Objek penelitian yang peneliti lakukan
di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga sedangkan Rohimin di SMA N 1 Comal.
Fokus kajian peneliti yaitu implementasi (tujuan, materi, metode, proses dan
evaluasi) pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Keapyak, sedangkan Rohimin
fokus pada bentuk, materi, metode dan evaluasi pendidikan akhlak di SMA N 1
Comal.
|
2
|
Musono
(Pendidikan Akhlak Peserta Didik di MTs Muhammadiyah Batang)
|
Tema
penelitian tentang pendidikan akhlak peserta didik di MTs. Jenis penelitian
yaitu penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan
kualitatif dan teknik pengumpulan datanya juga sama.
|
Analisis
data peneliti yaitu teknik deskriptif analisis kritis, sedangkan Musono
memakai teknik analisis data deskriptif dengan teknik berfikir induktif.
Objek penelitian yang peneliti lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga
sedangkan Musono di MTs Muhammadiyah Batang. Fokus kajian peneliti yaitu
implementasi pendidikan akhlak sedangkan Syarifah fokus pada sasaran
pembentukan akhlak di MTs.
|
3
|
Eri
Hendro Kusumo (Implementasi Pendidikan Karakter Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Baru)
|
Tema
penelitian tentang implementasi pendidikan perilaku. Jenis penelitian yaitu
penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif.
|
Objek
penelitian yang peneliti lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga
sedangkan Eri Hendri Kusumo di SMA N 02 Kota Baru. Fokus kajian peneliti
yaitu implementasi pendidikan akhlak sedangkan Eri Hendri Kusumo fokus pada Pendidikan
Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler.
|
4
|
Syarifah (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak
Dalam Kalangan
Pelajar Sekolah Menegah Umum (SMU) di Kota Medan)
|
Tema
penelitian tentang akhlak dalam kalangan pelajar. Jenis penelitian yaitu
penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif.
|
Analisis
data peneliti yaitu teknik deskriptif analisis kritis, sedangkan Syarifah
memakai teknik analisis deskriptif kualitatif. Objek penelitian yang peneliti
lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga sedangkan Syarifah di Sekolah
Menengah Umum (SMU) Kota Medan. Fokus kajian peneliti yaitu implementasi
pendidikan akhlak sedangkan Syarifah fokus pada faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan akhlak pelajar SMU di Kota Medan.
|
5
|
Naili
Qurrotul Aina dengan (Implementasi Pendidikan Akhlak Anak Di Kalangan
Keluarga Karyawan Perempuan PT. MFI Pekalongan Di Desa Sidorejo Kecamatan
Warungasem Kab. Batang)
|
Tema
penelitian tentang pendidikan akhlak. Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan
(field research) dengan pendekatan kualitatif. Fokus kajian pada implementasi pendidikan akhlak.
|
Analisis
data peneliti yaitu teknik deskriptif analisis kritis, sedangkan Naili teknik
analisisnya dengan teknik analisis deskriptif. Objek penelitian yang peneliti
lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga sedangkan Naili pada Kalangan Keluarga
Karyawan Perempuan PT. MFI Pekalongan di Desa Sidorejo Kec. Warungasem Kab.
Batang.
|
6
|
Uun
Fatkhunaji (Implementasi Pendidikan Akhlak untuk Anak dalam Keluarga Guru
PNS Di Desa Pegandon Karangdadap Pekalongan)
|
Tema
penelitian tentang pendidikan akhlak. Jenis penelitian yaitu penelitian
lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Fokus kajian
pada implementasi pendidikan akhlak.
|
Teknik
pengumpulan data peneliti yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi
sedangkan Uun dengan wawancara saja. Objek penelitian yang peneliti lakukan
di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalonga sedangkan Uun yaitu anak dalam keluarga
guru PNS di Desa Pegandon Karangdadap Pekalongan.
|
7
|
Iliyaturrochimah
(Implementasi Metode Keteladanan dalam Pendidikan Akhlak Siswa MI
Islamiyah Pretek Pecalungan Batang)
|
Tema
penelitian tentang pendidikan akhlak. Jenis penelitian yaitu penelitian
lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data yaitu dokumentasi, interview dan observasi
|
Objek
penelitian yang peneliti lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan
sedangkan Iliyatur di Siswa MI Islamiyah Pretek Pecalungan Batang. Fokus
kajian peneliti yaitu implementasi pendidikan akhlak sedangkan Iliyatur fokus
pada implementasi metode keteladanan dalam pendidikan akhlak siswa MI
Islamiyah Pretek.
|
8
|
Asmawati
Suhid (Pengajaran Adab dan Akhlak Islam dalam membangunkan modal Insan)
|
Tema
penelitian tentang pendidikan akhlak. Jenis penelitian kualitatif.
|
Objek
penelitian yang peneliti lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
Jenis
penelitian peneliti yaitu kualitatif lapangan, sedangkan Asmawati Suhid
adalah kualitatif pustaka.
|
9
|
Agus
Budiman dan Fahma Ismatullah (Penerapan Pendidikan Akhlak di Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu Darut Taqwa Jenangan Ponorogo Tahun Ajaran
2014-2015)
|
Tema
penelitian tentang penerapan pendidikan akhlak. Jenis penelitian yaitu
penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.
|
Objek
penelitian yang peneliti lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
Sedangkan Agus Budiman dan Fahma Ismatullah di Sekolah Menengah Pertama Islam
Terpadu Darut Taqwa Jenangan Ponorogo Tahun Ajaran 2014-2015.
Fokus
kajian peneliti yaitu implementasi pendidikan akhlak meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi, sedangkan Agus Budiman dan Fahma Ismatullah tentang
kegiatan dalam penerapan pendidikan akhlak, metode-metode dalam menerapkan
pendidikan akhlak dan faktor pendukung serta penghambat dalam menerapkan
pendidikan akhlak di SMP IT Darut Taqwa Jenangan Ponorogo.
|
10
|
Nisa
Khairuni (Dampak Positif dan Negatif Sosial Media terhadap Pendidikan
Akhlak Anak di SMP Negeri 2 Kelas VIII Banda Aceh)
|
Tema
penelitian tentang pendidikan akhlak.
Jenis
penelitian yaitu penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan
dokumentasi.
|
Objek
penelitian yang peneliti lakukan di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
Sedangkan Nisa Khairuni di SMP Negeri 2 Kelas VIII Banda Aceh.
Fokus
kajian peneliti yaitu implementasi pendidikan akhlak meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi, sedangkan Nisa Khairuni tentang dampak positif dan
negatif sosial media terhadap pendidikan akhlak anak SMP Negeri 2 Banda Aceh.
|
Sedangkan tesis yang penulis susun lebih
pada implementasi pendidikan akhlak di
MTs Nurul Islam yang meliputi; perencanaan (tujuan, materi, metode),
pelaksanaan (peran guru, teknik dan media), dan evaluasi dalam pendidikan
akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
E.
Kerangka Teoritik
1.
Kajian Teori
Menurut terminologi, akhlak sama dengan budi
pekerti yang terdiri dari kata “budi” dan “pekerti”. Budi adalah yang ada pada
manusia, yang berhubungan dengan
kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio yang disebut karakter. Pekerti
adalah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati yang
disebut dengan behaviour. Jadi, budi pekerti merupakan perpaduan dari
hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia.[26]
Abuddin Nata salah seorang pakar pendidikan
Islam, menjelaskan bahwa akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendalam
dan tanpa pemikiran, namun perbuatan itu telah mendarah daging dan melekat
dalam jiwa, sehingga saat
melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran.[27]
Sementara Imam al-Ghazali mengemukakan definisi
akhlak sebagai berikut:[28]
الخلق
عبارة عن هيئة فى النفس را سخة عنها تصدر الافعال بسهولة ويسر من غير حاجة إلى
فكر ورويّة عقلا وسرعا.
Artinya: “Bahwa akhlak adalah suatu sifat
yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan
mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (terlebih dahulu)”.
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa
hakikat akhlak menurut al-Ghazali mencakup dua syarat. Pertama, perbuatan
itu harus konstan, yaitu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama,
sehingga dapat menjadi kebiasaan. Kedua, perbuatan itu harus tumbuh dengan
mudah tanpa pertimbangan dan pemikiran, yakni bukan karena adanya tekanan,
paksaan dari orang lain atau bahkan pengaruh-pengaruh dan bujukan yang indah
dan sebagainya. Lebih lanjut, Imam Ghazali menjelaskan bahwa akhlak bukanlah
pengetahuan (Ma’rifah) tentang baik dan jahat, maupun kodrat (Qudrah)
untuk baik dan buruk, bukan pula pengamalan (fi’il) yang baik dan jelek,
melainkan suatu keadaan jiwa yang mantap.[29]
Selain itu menurut Ibn
Miskawaih yang dikenal sebagai pakar bidang akhlak mengatakan bahwa akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[30]
Adapun menurut Elizabeth B. Hurlock, akhlak adalah “Behaviour which
may be called “true morality” not only conforms to social standarts but
also is carried out voluntarily, it comes with the transition from external to
internal authority and consist of conduct regulated from within.”[31]
Artinya: “Tingkah laku boleh dikatakan sebagai moralitas
yang sebenarnya itu bukan hanya sesuai dengan standar masyarakat, tetapi juga
dilaksanakan dengan suka rela, tingkah laku it terjadi melalui transisi dari
kekuatan yang ada di luar (diri) dan ke dalam (diri) dan ada ketetapan hati
dalam melakukan (bertindak) yang diatur dalam diri”.
Sedangkan teori pendidikan akhlak
menurut Al-Khatib Al-Baghdadi; bahwa akhlak sebagai sesuatu yang sangat
penting. Bahkan akhlak dijadikannya sebagai inti dan sekaligus identitas
kehidupan.[32]
Kemudian
aspek-aspek pendidikan menurut Ibn Taimiyah adalah; pertama, dilihat
dari ruang lingkup belajar, tujuan pendidikan yang harus dirumuskan dalam tiga
mantra capaian, yaitu kognitif (penguasaan ilmu), afektif (penguasaan akhlak),
dan mantra psikomotorik (penguasaan ketrampilan). Kedua, dilihat dari
segi pola mengajar.[33]
Agama Islam mempunyai tiga cabang yang saling berkaitan, yaitu
akidah, syariat, dan akhlak. Akhlak hendaknya menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya.
Akhlak hendak menjadikan orang berakhlak baik, bertindak tanduk yang baik terhadap manusia, terhadap sesama makhluk, dan terhadap Tuhan.
Harkat manusia ditentukan oleh akhlaknya. Akhlak
yang sudah membentuk menjadi kepribadian akan memberikan jati diri yang agung. Jati diri tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi perlu adanya langkah-langkah
untuk mengukirnya.[34] Dalam
berakhlak, manusia memiliki penggerak utama bagi kesadarannya, yaitu kesadaran
yang membangkitkan seluruh potensial kreativitas manusia. Pembentukan akhlak
manusia dalam kesadarannya ditopang oleh potensi akal atau rasio yang
menggerakkan eleksitas perbuatan baik atau buruk.[35]
Hal ini dikarenakan, kedudukan
akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu
maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung
kepada bagaimana akhlak masyarakatnya. Apabila akhlaknya baik, maka
sejahteralah lahir dan bathinnya, begitu juga sebaliknya. Kejayaan seseorang
terletak pada akhlaknya yang baik.Seseorang yang berakhlak mulia selalu
melaksanakan kewajibannya. Dia melakukan kewajiban terhadap dirinya sendiri
yang menjadi hak dirinya, terhadap Tuhan yang menjadi hak Tuhannya, terhadap
makhluk lain, dan terhadap sesama manusia.[36]
2.
Kerangka Berpikir
Menghadapi semua
permasalahan tersebut peran orang tua dan guru sangatlah penting di samping
kesadaran dari para pelajar itu sendiri. Sebagai orang tua, memberikan perhatian
dan kasih sayang adalah suatu keharusan, karena anak tidak sekedar butuh materi
tetapi juga perlindungan dan kasih sayang orang tua sebagai penggerak semangat
dikala putus asa. Sedangkan guru adalah pendidik dan pembimbing bagi anak
didiknya untuk memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik, karena yang
dibutuhkan pelajar tidak hanya butuh pelajaran dari gurunya tetapi juga
keteladanan yang baik dari gurunya. Selain itu juga disebabkan kelemahan generasi muda seperti kami ini yang
tak banyak menguasai bahasa Arab. Sehingga tidak mampu membaca teks klasik yang
sebenarnya terdapat banyak poin akhlak dalam kehidupan. Oleh sebab itu,
pendidikan akhlak diperoleh dengan meneladani sifat Rasulullah karena beliau
adalah uswatun khasanah. Perbaikan akhlak melalui beberapa tahap, yaitu takhalli
(pengosongan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli (pengisian diri
dengan sifat-sifat terpuji), dan tajalli (mendekatkan diri pada Allah).
Sehingga dalam hal ini, diperlukan seorang guru untuk membimbing murid dalam
menapak jalan spiritual.[37]
Sebagaimana
yang dinukil oleh Sutarjo Adi Susilo dalam bukunya yang berjudul; Pembelajaran
Nilai-Karakter, disebutkan bahwa skema hubungan nilai-nilai pendidikan
akhlak/ nilai/ sikap, tingkah laku dan kepribadian seseorang menurut Yvon
Ambroise:
Nilai
menjadi acuan dalam menentukan sikap, dan sikap menjadi acuan dalam bertingkah
laku.[38]
Melalui pendidikan akhlak
yang diinternalisasikan di berbagai tingkat dan jenjang pendidikan, diharapkan
krisis karakter bangsa ini bisa segera diatasi. Lebih dari itu, pendidikan akhlak
sendiri merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Menurut pasal 1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003, disebutkan
bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.[39]
Untuk memudahkan
dalam memahami kerangka berpikir dari penelitian ini, penulis membuat bagan
gambar sebagai berikut:
Dalam bagan gambar
tersebut seorang guru pada langkah awalnya yaitu melakukan perencanaan dengan
membuat prota, promes, silabus, RPP yang didalamnya berisi materi, metode,
media, dan komponen-komponen lain yang ada di konsep RPP tersebut. kemudian RPP
itu dijadikan landasan dalam menyampaikan nilai-nilai pendidikan akhlak sesuai dengan kondisi sehingga dapat meresap
kepada pola sikap/kepribadian akhlak pelajar yang diaplikasikan dari
keteladanan guru sehari-hari dan menjadikan kebiasaan akhlak yang baik,
sungguhpun demikian seorang guru masih tetap melakukan evaluasi terhadap hasil
implementasi.
F.
Metode Penelitian
Metode penelitian
adalah jalan atau cara yang ditempuh untuk melukukan kegiatan penelitian yang
mencakup:
1.
Desain Penelitian
a.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini
yaitu penelitian lapangan (field research), yang merupakan kegiatan
penelitian yang dilakukan di
lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga dan organisasi kemasyarakatan
maupun lembaga pemerintah, dengan cara mendatangi rumah tangga,
perusahaan-perusahaan, dan tempat-tempat lainnya.[40]
Dalam hal ini berupaya
untuk mendeskripsikan dan menganalisis kritis tujuan, materi, metode, proses
dan evaluasi pendidikan akhlak dalam menyelesaikan persoalan akhlak pelajar di
MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
b.
Pendekatan
Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,
yang merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada fenomena atau gejala
yang bersifat alami dan dilakukan di lapangan.[41] Dengan pendekatan tersebut,
penulis akan mendapatkan suatu gambaran mengenai bagaimana tujuan,
materi, metode, proses dan evaluasi pendidikan akhlak di
MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan serta faktor yang mendukung maupun menghambat
implementasinya.
2.
Sumber Data
Penelitian
a.
Sumber Data Primer
Adapun sumber data
primer dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran aqidah akhlak dan mapel Ta’lim
(Tanbīhul Muta’allim) serta peserta
didik di MTs Nurul Islam Krapyak.
b.
Sumber Data Sekunder
Adapun sumber data
sekunder dalam penelitian ini antara lain; kepala madrasah, wakasek kurikulum,
wakasek pengembangan dan sapras, wakasek kesiswaan, guru PKn, guru BK, kepala
TU dan Stafnya di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
3.
Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan
data adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data, data yang terkumpul
digunakan sebagai bahan analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain:
a.
Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data dari
dokumen-dokumen
seperti buku-buku yang ada di perpustakaan. Selain itu, teknik ini juga
digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan gambaran umum MTs Nurul
Islam Krapyak Pekalongan seperti tentang sejarah berdirinya, profil, struktur
organisasi, data pendidik Ta’lim, data pelajar, sarana prasarana dan
foto-foto kegiatan pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
b.
Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan
mengamati peran guru dalam kegiatan pendidikan akhlak dan aktivitas akhlak
peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas yaitu lingkungan
madrasah MTs Nurul Islam sehingga mengahsilkan data yang valid.
c.
Metode Wawancara
Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data di antaranya; tujuan,
materi, metode, proses, dan evaluasi pendidikan akhlak, serta faktor yang
mendukung dan menghambat implementasi pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, yang
mana metode ini pada pelaksanaannya ditujukan kepada guru mata pelajaran aqidah
akhlak dan mapel Ta’lim (Tanbīhul Muta’allim), peserta didik
serta kepala madrasah, wakasek kurikulum, wakasek pengembangan dan sapras,
wakasek kesiswaan, guru PKn, guru BK, kepala TU dan Stafnya di MTs Nurul Islam
Krapyak Pekalongan.
4.
Teknik Analisis Data
Dalam hal ini, teknik
analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif analisis kritis, yang menekankan analisisnya
dalam bentuk kata-kata, subyek maupun tertulis pada proses penyimpulan deduktif
dan induktif serta hubungan antara fenomena yang di amati. Dari penelitian ini
akan diperoleh suatu data deskriptif yang menggambarkan suatu karakteristik
mengenai bidang tertentu.[42]
|
5.
Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif
kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, realible dan
objektif.[44] Untuk mendapatkan
keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yang
dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data. Triangulasi sumber
data berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, yaitu dilakukan
dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, atau
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.[45]
Triangulasi ini dilakukan
peneliti untuk membuktikan apakah benar hasil pengamatan yang diperoleh tentang
implementasi pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan dan apakah informasi yang
diberikan informan memang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Dalam hal penelitian
ini dapat dicapai dengan jalan antara lain:
a.
Membandingkan data hasil
pengamatan kondisi lapangan di MTs Nurul Islam Krapyak dengan data hasil
wawancara narasumber
b.
Membandingkan apa yang
dikatakan narasumber di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi
c.
Membandingkan hasil
wawancara narasumber dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
G.
Sistematika
Pembahasan
Sistematika pembahasan
tesis ini terdiri dari lima bab dan dari setiap bab dibagi menjadi sub-sub bab.
Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan sistematika pembahasan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan,
meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan
Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teoritik, Metode Penelitian, dan
Sistematika Pembahasan.
Bab II Pendidikan
akhlak, yang meliputi: pengertian pendidikan akhlak, sumber-sumber pendidikan
akhlak, tujuan pendidikan akhlak, urgensi pendidikan akhlak, macam-macam
pendidikan akhlak; dan Langkah-langkah implementasi pendidikan akhlak, yang
meliputi: konsep takhalli (pengosongan diri dari sifat-sifat tercela),
konsep tahalli (pengisian diri dengan sifat-sifat terpuji), dan konsep tajalli
(mendekatkan diri pada Allah); serta konsep pendidikan akhlak tokoh-tokoh
modern; kemudian hubungan pendidikan akhlak terhadap spiritualisme, sikap,
pengetahuan dan skill peserta didik.
Bab III Implementasi pendidikan
akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, sub bab pertama membahas tentang Gambaran
Umum MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan yang
meliputi; sejarah berdirinya, profil, visi dan misi, struktur organisasi,
keadaan pendidik dan peserta didik serta sarana dan prasarana MTs Nurul Islam
Krapyak Pekalongan, sub bab kedua tentang Implementasi pendidikan akhlak di MTs
Nurul Islam yang meliputi; perencanaan (tujuan, materi dan metode), pelaksanaan
(proses) yang meliputi: peran guru dalam pendidikan akhlak, teknik dalam pendidikan
akhlak dan media dalam pendidikan akhlak serta hasil evaluasi dalam pendidikan
akhlak selama penerapan pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan,
sub bab ketiga tentang faktor yang mendukung dan menghambat implemetasi
pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam, yang meliputi faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam pendidikan akhlak.
Bab IV Analisis
implementasi pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan yang
meliputi; analisis perencanaan (tujuan, materi dan metode), analisis
pelaksanaan (proses yang meliputi peran guru, teknik dan media dalam pendidikan
akhlak), dan analisis hasil evaluasi dalam penerapan pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, serta analisis
faktor yang mendukung dan menghambat proses penerapan pendidikan akhlak di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan.
Bab V Penutup merupakan
bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
[1]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, (Bandung: Pustaka
Setia, 2010), hlm. 16.
[2]
Istighfarotur Rahmaniyah, Pendidikan Etika (Konsep Jiwa dan Etika Perspektif
Ibnu Miskawaih dalam Kontribusinya di bidang Pendidikan), (Malang : Aditya
Media, 2010), hlm. 2-4.
[3]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, op., cit.,
hlm. 7.
[4]
Ibn Maskawaih, “Tahzib”, … hlm. 3. Dalam Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak
Mulia, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004). hlm. 282.
[5]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, op., cit.,
hlm. 152.
[6]
Mislailatun Nikmah, Kepala MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, Wawancara,
(Pekalongan, 23 Juli 2016).
[7]
Kondisi Akhlak Peserta Didik di Mushalla Nurul Islam, di ruang kelas saat
belajar, dan di area liangkungan MTs Nurul Islam, Observasi,
(Pekalongan, 25 Juli 2016).
[8]
Safruddin, Guru Mapel Ta’lim di MTs Nurul Islam Krapyak Pekalongan, Wawancara,
(Pekalongan, 23 Juli 2016).
[9]
Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep
Islami), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), hlm. 13.
[10]
Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, ibid, hlm. 14.
[11]
Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, ibid, hlm. 15.
[12]
Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, ibid, hlm. 123.
[13]
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2012), hlm. 7.
[14]
Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, ibid, hlm. 67.
[15]
Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, ibid, hlm. 17.
[16]
Rohimin, “Implementasi Pendidikan Akhlak di SMA Negeri 1 Comal Kabupaten
Pemalang,” Tesis Magister Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan:
STAIN Pekalongan, 2015), hlm. iv.
[17]
Musono, “Pendidikan Akhlak Peserta Didik di MTs Muhammadiyah Batang,” Tesis
Magister Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2015), hlm.
v.
[18] Eri Hendro Kusumo, “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Baru,” Tesis Magister Pendidikan Agama
Islam, (Malang: UIN Malang, ), hlm. xii.
[19] Syarifah, “Faktor-Faktor
yang mempengaruhi Pembentukan akhlak dalam Kalangan Pelajar Sekolah Menengah
Umum (SMU) di Kota Medan,” Tesis,
(Malaysia: Universiti Utara Malaysia, Kedah Darul
Aman,
2011), hlm. 114.
[20]
Naili Qurrotul Aina, “Implementasi Pendidikan Akhlak Anak Di Kalangan Keluarga
Karyawan Perempuan PT MFI Pekalongan Di Desa Sidorejo Kecamatan Warungasem
Kabupaten Batang,” Tesis Magister Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan:
STAIN Pekalongan, 2014), hlm. ix.
[21]
Uun Fatkhunaji, “Implementasi Pendidikan Akhlak untuk Anak dalam Keluarga Guru
PNS Di Desa Pegandon Karangdadap Pekalongan,” Tesis Magister Pendidikan
Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2015), hlm. x.
[22]
Iliyaturrochimah, “Implementasi Metode Keteladanan dalam Pendidikan Akhlak
Siswa MI Islamiyah Pretek Pecalungan Batang,” Tesis Magister
Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2015), hlm. ix.
[23]
Asmawati Suhid, “Pengajaran Adab & Akhlak Islam dalam membangun Modal
Insan”, Jurnal Pengajian Umum Bil. 8, (Malaysia, Universiti Putra
Malaysia), hlm. 167-177.
[24]
Agus Budiman dan Fahma Ismatullah, “Penerapan Pendidikan Akhlak di Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu Darut Taqwa Jenangan Ponorogo Tahun Ajaran
2014-2015”, Jurnal al-Ta’dib vol. 10 no.1, (Ponorogo: Universitas
Darussalam Gontor, 2015), hlm. 157-159.
[25] Nisa
Khairuni, “Dampak Positif dan Negatif Sosial Media terhadap Pendidikan Akhlak
Anak di SMP Negeri 2 Kelas VIII Banda Aceh”, Jurnal Pendidikan, (Banda
Aceh: Pascasarjana Universitas UIN al-Raniry, Tt), hlm. 91.
[26] Rahmat
Djatnika, Sistem Etika Islami (Akhlak Mulia), (Jakarta : Balai Pustaka,
1994), hlm. 26.
[27] Abuddin
Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.
5.
[28] Imam
Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin Juz III, (Beirut : Dar Ihya al-Kutub
al-Ilmiyah, t.th.), hlm. 58.
[29]
Muhammad Abul Quasem, Kamil, Etika Al-Ghazali, “Etika Majemuk Di
Dalam Islam”, terj. J. Muhyidin, (Bandung : Pustaka, 1975), hlm.
81-82.
[30]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, op., cit.,
hlm. 14.
[31] Elizabeth B. Hurlock, Child Development, Edisi
IV, (Kugllehisa: Mc. Grow Hill, 1978), hlm. 386.
[32]
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011),
hlm. 297.
[33]
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, ibid, hlm. 298.
[34] Achmad Mubarok dan Syamsul Yaqin, Akhlak
Mulia Mengukir Jati Diri, (Bandung. PT. Imperial Bhakti
Utama,
2011), hlm. iii.
[35]
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, op., cit.,
hlm. 226.
[36] M.
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif al-Quran, (Jakarta:
Amzah, 2007), hlm. 1.
[37]
Cahya Sabiq Dhul Fahmihaq, “Pemikiran Imam al-Ghazali tentang pendidikan akhlak
dan relevansinya dengan pendidikan akhlak di Era Modern,” Tesis Pendidikan
Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2015), hlm. 12.
[38] Sutarjo
Adi Susilo, Pembelajaran Nilai-Karakter, Op, Cit., hlm.
69.
[39] Agus
Wibowo, Pendidikan Karakter (Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban),
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 19.
[40] Mahmud,
Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 31.
[42]
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, op., cit., hlm. 5.
[43] Anis
Fuad dan Kandung Sapto, Panduan Praktis Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm. 63-64.
[44] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: CV. Alfabeta, 2008), hlm. 363.
[45] Moleong, Lexy J, Ibid. hlm: 179