Sabtu, 27 Februari 2016

Pemikiran Prof. Jasser Audah


Pemikiran Prof. Dr. Jaser Audah tentang Al-Maqasid
Oleh : IMAM SYAFI’I
(Mahasiswa PASCASARJANA STAIN Pekalongan)
A.  Biografi Prof. Dr. Jaser Audah

1.    Riwayat Pendidikan dan Kegiatan
Jaser Audah adalah seorang sarjana teknik, yang belajar secara klasik (talaqi) ilmu-ilmu agama (Ulum al-Din) di masjid Jami’al-Azhar, kemudian memperoleh gelar sarjana syariah,diikuti dengan S-2 dan S-3 Studi Islam dari perguruan tinggi di barat, dan diakhiri dengan S-3 ilmu kesisteman dari perguruan tinggi Kanada.[1] Beliau mendapat gelar Ph.D. Teologi dan Studi Agama dari Universitas Wales Lampeter Inggris. Ph.D. Analisis Sistem dari Universitas Waterloo Kanada. Magister Perbandingan Madzhab dari Universitas Islam di Amerika Serikat. Sarjana Studi Islam dari Universitas Islam Amerika. Sarjana Teknik dari Universitas Kairo Mesir. Talaqqi Klasik di Masjid Jami’ al-Azhar (Kairo, Mesir) berupa kegiatan menghafal Qur’an, mengkaji kitab hadis al-Bukhari dan Muslim, fikih, Isnad dan Takhrij dan Usul Fikih. Sedang menempuh pendidikan S-3 Hukum Islam di Universitas Islam Indonesia. Magister Ekonomi Islam di Universitas Islam Indonesia. Diploma Tinggi Manajemen LSM, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Ilmu-Ilmu Politik Universitas Kairo. Sarjana Ilmu Politik dan Administrasi Negara Fakultas Ilmu dan Ilmu-ilmu Politik di Universitas Kairo.[2]
Adapun Pekerjaan dari Prof. Dr. Jaser Audah adalah dosen program Pascasarjana Studi Islam Indonesia Yogyakarta. Dosen Pusat Bahasa Agama dan Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan penerjemah serta interpreter. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pusat Studi Legislasi Islami dan Etika (Qatar Foundation), Qatar. Guru Besar Program Kebijakan Publik dalam Islam Fakultas Studi Islam Qatar Foundation. Jabatan akademik sebelumnya di antaranya yaitu : Direktur dan Pendiri Pusat Studi Al-Maqosid pada Filsafat Hukum Islam, Al-Furqon Islamic Heritage Foundation, Inggris. Guru Besar Tamu di Jurusan Syariah, Fakultas Hukum Universitas Aleksandria Mesir. Guru Besar pembantu pada Universitas Bahrain dan Universita Waterloo. Sedangkan afiliasi terkini diantaranya adalah anggota pendiri dan anggota dewan ekskutif Persatuan Internasional Ulama Muslim. Editor Manajer, Jurnal Studi Islam Kontemporer Bloomsbury Qatar Foundation. Anggota Institut Internasional Penelitian Sistem Mutakhir Kanada. Anggota Dewan Ekskutif Asosiasi Ilmuan Sosial Muslim Inggris. Anggota Dewan Wali Amanah pusat Studi Peradaban Global Inggris[3].         
2.    Karya-karyanya
Adapun hasil karya dari Prof. Dr. Jaser Audah adalah :[4]   
Ø Antara Syariat dan politik: Sejumlah Pertanyaan Pasca Revolusi
Ø Ijtihad berdasarkan Al-Maqasid
Ø Mengkritik Teori Al- Naskh 
Ø Kata-kata Mutiara : Sebuah Perjalanan dengan Ibnu ‘Ama
Ø Faktor-Faktor Pengklasifikasi model Sistem Kooperatif Jaringan Saraf
Ø Ringkasan Bidayat al-Mujtahid, karya Ibn Rusyd al-Hafid
Ø Maqasid al-Syari’ah sebagai filsafat hokum islami : pendekatan sistem.
Ø Kontekstualisasi Islam di Inggris
Ø Pendekatan-Pendekatan Internasional terhadap Studi Islam di Perguruan Tinggi
Ø Ekonomi Pengetahuan dan al-Maqasid al-Syariah
Ø Dikotomi palsu tanah islam versus tanah perang
Ø Fikih Aspek Ekonomi pada Krisis Semesta Kontemporer
Ø Fikih Lingkungan : beberapa Pengantar Dasar
Ø Pendidikan Karakter dan Karakter Pendidikan : Perspektif Sitem Kebuudayaan. 

B.  Pemikiran yang ditawarkan Prof. Dr. Jaser Audah
Tawaran utama yang disampaikan oleh Prof. Jasser adalah penekan penggunaan Maqasid Syari’ah dalam memaknai doktrin Islam. Pembangunan sumber Daya Manusia misalnya harus mempertimbangkan prinsip-prinsip Maqasid Syari’ah (Maksud-Maksud Tuhan/Syara’) dan Maqashid Al-Halqi (keinginan-keinginan masyarakat).[5] Jaser Audah mengatakan, dalam Islam ada 8 dan 6 pasangan tepi, yang apabila disatukan,akan membawa kejayaan umat Islam dan kebahagiaan dunia dan akherat. Dahulu, saat kaum Muslim perpegang teguh pada Ke-Islaman secara arif dan konsisten, kedelapan pasangan tepi itu tidak pernah menjauh. Akan tetapi, seiring waktu, terjadi degradasi dan kemerosotan paham dan terapan Islam, ke-8 pasangan tepi itu terlihat menjauh dan memunculkan jurang-jurang yang mengenaskan.[6]
Adapun pemikiran yang ditawarkan Prof. Dr. Jasser Audah tentang 8 pasangan tepi itu, dan bagaimana menjembatani agar bersatu kembali yaitu :[7]
1.      Pasangan Tepi antara World View Islami  dan World View Ilmiah          
Islam yang dibawa Rosul Muhammad SAW lahir sebagai world view (pandangan hidup) ilmiah, sistematis dan konsekuen. Wahyu pertama Kitab Al Qur’an menyeru kepada manusia untuk Iqra’. Menyeru untuk mengumpulkan tanda-tanda wujud dari berbagai arah dan disiplin ilmu. Manusia diarahkan untuk mengumpulkan alamah menjadi satu kesatuan al-‘ilm (ilmu). Manusia diarahkan untuk mengumpulkan tanda-tanda kebesaran Allah dari ilmu janin, ilmu pendidikan, ilmu psikologi, ilmu ilmu yang lainnya dan ilmu agama. Dengan akalnya pula manusia diarahkan untuk mengiat-kaitkan berbagai ilmu untuk menemukan hakekat ketauhidan Allah. Jika manusia dapat menemukan hakekat ketauhidan Allah melalui akal dan ilmunya akan bisa membawa kemuliaan akhlak. Seperti yang pernah dicapai kaum Muslim saat peradaban Islam berjaya dulu.Kesimpulannya, sebuah world view islami mengandung 3 unsur sbb:
a.    Mengumpulkan (qiraah) tanda (alamat) adalah hal yang menjadikan seorang muslim berwawasan ilmiah, bukan berwawasan hawa, ikut-ikutan, angan-angan maupun khurafat. Unsure ini mencerminkan aspek ilmiah,
b.    Mengait-kaitkan antar alamat tersebut (dengan aql) adalah yang mencerminkan aspek sistematis.  
c.    Terakhir, menggunakan hasil pengumpulan tanda yang dikait-kaitkan untuk mengatur sikap adalah yang mencerminkan aspek konsekuensi dan integritas pada pandangan hidup islami.
2.      Pasangan Tepi antar Disiplin (ilmu)
Menurut Jaser Audah, adanya jurang-jurang antar disiplin ilmu, bila tidak diperjuangkan untuk diinterkoneksikan kembali akan menghalangi tugas-tugas luhur manusia sebagai khalifah. Jaser Audah berupaya untuk menjembatani antara ilmu-ilmu baik yang dianggap ‘ulum al-din maupun yang dianggap sebagai ‘ulum al-dunia baik ilmu-ilmu social maupun ilmu-ilmu alam. Beliau dengan tegas memadukan ilmu syariat, ilmu-ilmu sosial, dan ilmu-ilmu alam. 
3.      Pasangan Tepi antara Drives dan Discipline
Suatu discipline (disiplin ilmu) meliputi hal-hal yang dianggap fakta tentang sebuah objek/konsep wujud dan metode yang diyakini sebagai jalan menuju fakta tersebut. Adaupun drives meliputi pengemudi-pengemudi / faktor-faktor pokok penyebab perubahan pada ingkungan disiplin ilmu itu pada masa tertentu. Dalam rangka ini, Islam selalu mengajak  untuk aktif mendialogkan antara fikih dengan lingkungan, agar memberi manfaat melalui memerakarsai kebaikan (amr bi al – ma’ruf) mencegah keburukan (Nahy ‘an al- munkar). Pemberian manfaat itulah yang akan mengantarkan umat untuk menjadi umat terbaik (khair ummah) kemudian menjadi pembawa rahmat bagi seluruh alam semesta (Rahmatan lil alamin)  
4.      Pasangan Tepi antara Penulis dan Pembaca Pelajar dan Awam
Sepanjang sejarah peradaban emas Islami, warga yang berakal, berilmu, memiliki integritas, diandalkan untuk melestarikan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang Madani, tidak hanya bergantung pada aturan hukum saja, apalagi hukum pidana. Jaser Audah memiliki komitmen untuk menjadikan ilmu syariat (yang terbarukan) mudah dicapai oleh pembaca pelajar / awam yang memiliki keprihatinan akan ilmu. Kemudahan ini dilakukan dengan 3 cara pokok yaitu :
a.      Menerapkan strategi pengetahuan terbuka dengan menyediakan hampir seluruh karyanya.
b.      Menyederhanakan gaya penulisannya.
c.       Mempermudah warisan fikih agar gampang dicerna oleh pembaca tersebut. 
5.      Pasangan tepi antar Mazhab Islami
Penerapan syari’at Islam pada tingkatan yang lebih tinggi, yakni filsafat dan akhlak, akan terbukti melarutkan kekakuan antar mazhab, karena dari hasil penelitian, terbukti bahwa kekakuan itu adalah hasil dari perselisihan politik sepanjang sejarah Islami. Jaser Audah selalu berusaha untuk mencari kesamaan antar mazhab, tanpa mengada-ada, dengan mengandalkan pencarian yang serius dan pikiran sistematis yang konsisten.
6.      Pasangan Tepi antara Manusia Muslim dan Masa Lalunya
Meski berkomitmen untuk meremajakan pemikiran islami melalui dialog dengan perubahan kontemporer dan disiplin-disiplin ilmu yang lain, Jaser Audah juga memiliki komitmen tinggi terhadap warisan keilmuan islami. Menurut Jaser, umat Muslim hendaknya memiliki komitmen untuk membangun atas warisan keilmuan Islami, namun tetap kritis terhadap warisan yang  bertentangan dengan komitmen dasar yang berwawasan ilmiah, sistematis dan konsekuen.
7.      Pasangan Tepi antara Umat Muslim dan Manusia Dunia
Jaser Audah berupaya menyatukan umat Muslim dan manusia dunia berdasar komitmen bahwa semua manusia memimpikan kesejahteraan, kedamaian dan kelestarian lingkungan
8.      Pasangan Tepi antara Citra dan Cerita Intelektual Muslim
Melalui keaktifannya dalam berbagai organisasi dunia,  melakukan berbagai penelitian, menulis berbagai karya buku, melakukan berbagai pengamalan hasil ijtihad intelektualnya, Jaser Audah mengajak semua umat Muslim untuk giat melakukan sesuatu dan berkarya dengan segala kesederhanaan, keterbukaan untuk dikritik, kemurahan, kerendahan hati serta hormat pada ulama, agar citra dan cerita intelektual Muslim bersambut.

C.  Signifikasi Pemikiran Terhadap Studi Islam dan Kritik
Melalui upaya Prof.Dr. Jaser Audah untuk mencoba mengintegrasikan manusia muslim, beliau mempunyai konsep pemikiran tentang Al Maqosid :
1.    Pasangan Tepi antara World View Islami  dan World View Ilmiah      
Berdasarkan pemikiran beliau yang berpendapat bahwa untuk memahami islam secara keseluruhan itu memuat tiga hal yaitu ilmiah, sistematis,dan konsekuen hal ini sudah signifikan dalam mempelajari islam tidak bisa hanya memuat satu aspek saja
2.    Dalam memahami agama islam secara menyeluruh tidak hanya menggunakan satu disiplin ilmu saja akan tetapi membutuhkan multidisiplin ilmu baik itu ilmu sosial, ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu budaya,psikologi dll. Dalam sitem pembelajaran studi islam di Indonesia sudah mulai mengintegrasikan antara agama dengan ilmu lain terutama di mata kuliyah Pascasarjana PTKAI
3.    Suatu disiplin ilmu harus mampu memberikan manfaat bagi lingkungannya
4.    Dalam mempelajari islam, penulisan tentang referensi atau sumber belajarnya disesuaikan dengan tingkat pemahaman pembaca. Di Indonesia masih bersifat doktriner yang mana sumber-sumber belajar tentang islam masih cenderung doktrin-doktrin dan masih belum memperhatikan tingkat pembaca pelajar / orang awam.
5.    Jaser Audah selalu berusaha untuk mencari kesamaan antar mazhab, tanpa mengada-ada, dengan mengandalkan pencarian yang serius dan pikiran sistematis yang konsisten. Di Indonesia masih belum bisa menyatukan antar mazhab dalam menentukan suatu hukum tertentu.
6.    Umat muslim hendaknya memiliki komitmen untuk membangun atas warisan keilmuan Islami dan bersikap kritis terhadap keilmuan yang bertentangan. Di Indonesia dalam mengembangkan keilmuan islam masih terkotak-kotak dan masih lebih mementingkan golongan tertentu.
7.    Jaser Audah berupaya menyatukan umat Muslim dan manusia dunia berdasar komitmen bahwa semua manusia memimpikan kesejahteraan, kedamaian dan kelestarian lingkungan. Dalam hal tertentu di Indonesia masih belum bersatu, berselisih paham tentang pemahaman agama yang tidak  mendalam sehingga terjadi konflik.
8.      Jaser Audah mengajak semua umat Muslim untuk giat melakukan sesuatu dan berkarya dengan segala kesederhanaan, keterbukaan untuk dikritik, kemurahan, kerendahan hati serta hormat pada ulama, agar citra dan cerita intelektual Muslim bersambut. Berbeda dengan Indonesia jumlah persentase orang yang melakukan penelitian demi pengembangan ilmu masih sedikit dan jikalau ada, masih memiliki sikap egoisme dan melakukan penelitian yang bersifat materiil bukan demi pengembangan wawasan keilmuan.
D.  Penutup
Pemikiran yang ditawarkan Prof. Dr. Jasser Audah tentang 8 pasangan tepi itu, dan bagaimana menjembatani agar bersatu kembali yaitu :
1.      Pasangan Tepi antara World View Islami  dan World View Ilmiah        
2.      Pasangan Tepi antar Disiplin (ilmu)
3.      Pasangan Tepi antara Drives dan Discipline
4.      Pasangan Tepi antara Penulis dan Pembaca Pelajar dan Awam
5.      Pasangan tepi antar Mazhab Islami
6.      Pasangan Tepi antara Manusia Muslim dan Masa Lalunya
7.      Pasangan Tepi antara Umat Muslim dan Manusia Dunia
8.      Pasangan Tepi antara Citra dan Cerita Intelektual Muslim
Yang apabila disatukan,akan membawa kejayaan umat Islam dan kebahagiaan dunia dan akherat.


DAFTAR PUSTAKA
Audah, Jaser diterjemahkan Ali Abdelmo’im. Al Maqasid untuk Pemula, SUKA Press,Yogyakarta, 2013 
www.iainmataram.ac.id, diakses 24/11/2015 pada pukul 11.27 WIB
www.uinsunankalijagaYogyakarta.ac.id, diakses 24/11/2015 pada pukul 11.45 WIB


[1] Jaser Audah diterjemahkan Ali Abdelmo’im. Al Maqasid untuk Pemula.(Yogyakarta,2013:SUKA-Press),hlm.X 
[2] Ibid, hlm. 137 dan 140 
[3] Ibid, hlm. 138 dan 140 
[4] Ibid, hlm. 139 dan 140 
[6] www.uinsunankalijagaYogyakarta.ac.id
[7] Op.cit, hlm. Xxii – Xlii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar