Sabtu, 13 Desember 2014

Implementasi Metode Pembiasaan Pendidikan Agama Islam


Nama              : Imam Syafi’i
NIM                : 2021 111 071
Prodi               : PAI (Tarbiyah)

A.  Judul
“Implementasi Metode Pembiasaan Pendidikan Agama Islam di MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara”
B.  Latar Belakang Masalah
Pembelajaran   pendidikan      agama  Islam   yang    selama ini berlangsung terasa kurang terkait atau kurang konsen terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang bersifat kognitif menjadi makna dan nilai  yang  perlu diinternalisasikan  dalam diri peserta didik untuk  selanjutnya  menjadi  sumber  motivasi  bagi  peserta  didik  untuk bergerak, berbuat dan berperilaku secara konkrit   dan agamis dalam kehidupan praktis sehari-hari.[1]
Proses internalisasi nilai ajaran Islam sangatlah penting bagi peserta didik agar mampu untuk dapat mengamalkan dan mentaati ajaran atau nilai-nilai agama dalam kehidupannya. Peran sekolah dalam menginternalisasikan nilai agama Islam kepada diri peserta didik menjadi sangat penting, dan salah satu upaya tersebut adalah dengan metode pembiasaan. Bentuk metode pembiasaan tersebut dengan menciptakan suasana religius di sekolah, karena kegiatan-kegiatan keagamaan dan praktik-praktik keagamaan yang dilaksanakan secara terprogram dan rutin (pembiasaan) diharapkan dapat mentransformasikan serta menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Islam sangat baik kepada peserta didik.[2]
Pembiasaan  dinilai  sangat  efektif  jika  penerapannya  dilakukan terhadap  peserta didik yang berusia kecil. Karena memiiki ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut  dengan  kebiasaan-kebiasaan  yang  mereka  lakukan  sehari-hari. Oleh  karena  itu,  sebagai  awal  dalam  proses  pendidikan,  pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa anak. Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke usia remaja dan dewasa.[3]
Pendekatan pembiasaan sesungguhnya sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai positif kedalam diri anak didik, baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu, pendekatan pembiasaan juga dinilai sangat efesien dalam mengubah kebiasaan negatif menjadi positif. MTs Nurul Islam adalah salah satu lembaga pendidikan yang telah menerapkan metode pembiasaan dalam pengembangan pendidikan agama islam. Keunggulan lembaga ini yaitu model pembelajaran yang menggunakan metode pembiasaan yang khas yang lebih mendalami kemampuan dan kejiwaan anak, selain itu proses kerjasama yang baik antara orang tua dan pihak MTs Nurul Islam yang menjadikan pembiasaan itu semakin tertanam pada peserta didik.
Sehubungan dengan itu, MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang penulis pandang sebagai sekolah yang mengimplementasikan pentingnya pembiasaan dalam proses pendidikan. Adapun bentuk pembiasaan dalam pengembangan pendidikan agama Islam yang dibiasakan yaitu pembiasaan dalam bidang akidah, akhlak dan ibadah. Itu terbukti dengan banyaknya praktik keagamaan yang dilakukan oleh pihak MTs Nurul Islam secara rutin dan terjadwal, seperti salam sambut, do’a bersama sebelum KBM, salat dhuha, sholat dhuhur berjama’ah dan tadarus bersama setelah sholat dhuhur berjama’ah serta adanya mata pelajaran tahfidhul ba’dhul qur’an dan tanbighul muta’allim.
Setelah peneliti melakukan observasi, maka penulis ingin untuk mengetahui pelaksanaan metode pembiasaan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pendidikan agama Islam kepada peserta didik di MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara. Itulah yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini sebagai kajian ilmiah di bidang pendidikan agama Islam dengan judul : “Implementasi metode pembiasaan pendidikan agama Islam di MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara”.
C.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana implementasi metode pembiasaan pendidikan agama Islam di MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara?
2.      Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan metode pembiasaan pendidikan agama Islam di MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara?
D.  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk memperoleh jawaban dari beberapa permaslahan di atas, yaitu :
1.      Untuk mengetahui pelaksanaan metode pembiasaan pendidikan agama Islam di MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan metode pembiasaan pendidikan agama Islam di MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara.
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan agama Islam dan sekaligus sebagai penambah khasanah perpustakaan perguruan tinggi.
E.  Penelitian Terdahulu
Adapun pada penelitian terdahulu tidak ada yang membahas secara khusus tentang pelaksanaan metode pembiasaan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pendidikan agama Islam kepada peserta didik di MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara, akan tetapi yang ada dalam skripsi hanya membahas Implementasi Metode Pembiasaan dalam Pendidikan Agama Islam di TKIT Ulul Albab 2 Kota Pekalongan. Skripsi terdahulu ini disusun oleh Naelul Amalia Azmi dengan NIM. 2021 110 103 tahun 2014 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan.[4]
Kemudian dalam penilitian yang lain yaitu membahas pembiasaan akhlak mulia pada siswa di SD Negeri Panjang Wetan 05 Pekalongan. skripsi terdahulu ini disusun oleh Mukamilah tahun 2013 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan.[5]
Setelah itu dalam penelitian yang lain adalah program pembiasaan membaca al-quran di MTs Dr Hamka Gondang Pemalang, skripsi terdahulu ini disusun oleh Mundiroh tahun 2013 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan.[6]

F.   Fokus Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti akan fokus mengkaji tentang pelaksanaan metode pembiasaan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pendidikan agama Islam kepada peserta didik di MTs Nurul Islam Krapyak Lor Pekalongan Utara.


[1] Muhaimin dkk.,Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Rosdakarya, 2001), hlm.168.
[2] Zakiyah Derajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hlm 64-65.
[3] Arman arief,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Cet 1 (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) , hlm.10.
[4] Naelul Amalia Azmi, “Implementasi Metode Pembiasaan dalam Pendidikan Agama Islam di TKIT Ulul Albab 2 Kota Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2014).
[5] Mukamilah, ”Pembiasaan Akhlak Mulia pada Siswa di SD Negeri Panjang Wetan 05 Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2013).
[6] Mundiroh, “Program Pembiasaan membaca Al-Quran di Mts Dr Hamka Gondang Pemalang”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2013).

Konsep Pengajar Pendidikan Agama Islam menurut Imam Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulum Al-Din ditinjau dari Teori Pengajar Masa Kini (Modern)


Nama              : Imam Syafi’i
NIM                : 2021 111 071
Prodi               : PAI (Tarbiyah)

A.  Judul
“Konsep Pengajar Pendidikan Agama Islam menurut Imam Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulum Al-Din ditinjau dari Teori Pengajar Masa Kini (Modern)”
B.  Latar Belakang Masalah
Barang siapa yang mengetahui, mengamalkan dan mengajar maka dialah orang yang disebut sebagai orang besar di kerajaan langit. Ia seperti matahari yang menerangi kepada selainnya dan ia menerangi pada dirinya. Dan seperti minyak kesturi yang mengharumi lainnya sedangkan ia harum. Orang yang mengetahui dan tidak mengamalkannya adalah seperti buku yang memberi faidah kepada lainnya padahal ia sendiri kosong dari ilmu. Seperti batu pengasah menajamkan lainnya dan tidak dapat memotong. Dan seperti sumbu lampu yang menerangi lainnya sedangkan ia terbakar.[1]
Kata pengajar di dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) berarti orang yang mengajar seperti guru, pelatih.[2]
Betapapun ia sibuk mengajar dan ia telah menyandang urusan besar dan juga ada bahaya besar maka peliharalah tata kesopanan dan tugas-tugasnya.[3]
Sebagai pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang harus diampu untuk ditransfer kepada siswa. Dalam hal ini, guru harus menguasai materi yang akan diajarkan, menguasai penggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar, dan menentukan alat evaluasi pendidikan yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, aspek-aspek manajemen kelas, dan dasar-dasar kependidikan.[4]
Sedangkan tugas pokok seorang pengajar yaitu:
1.   Menyampaikan ilmu pengetahuan,
2.   Melatih ketrampilan,
3.   Memberikan panduan atau petunjuk,
4.   Paduan antara memberikan pengetahuan, bimbingan, dan ketrampilan,
5.   Merancang pengajaran,
6.   Melaksanakan pembelajaran,
7.   Menilai aktivitas pembelajaran.[5]
Setelah penulis menganalisa secara sederhana ternyata pengajar pendidikan agama Islama sangat berpengaruh terhadap kwalitas spiritual peserta didik pada khususnya dan msyarakat pada umumnya sehingga mampu menjadi suri tauladan di lingkungan sekolah maupun masyarakat, maka penulis ingin untuk mengetahui konsep tugas dan akhlak pengajar pendidikan agama Islam yang ditawarkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din, serta ada tidaknya relevansi konsep tugas dan akhlak pengajar pendidikan agama Islam yang ditawarkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din dengan teori-teori pengajar masa kini (modern). Itulah yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini sebagai kajian ilmiah di bidang pendidikan agama Islam dengan judul : “Konsep Pengajar Pendidikan Agama Islam menurut Imam Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulum Al-Din ditinjau dari Teori Pengajar Masa Kini (Modern)”.




C.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Apakah kitab Ihya’ Ulum al-Din memiliki konsep tugas pengajar pendidikan agama Islam menurut Imam Ghazali?
2.      Apakah kitab Ihya’ Ulum al-Din memiliki konsep akhlak pengajar pendidikan agama Islam menurut Imam Ghazali?
3.      Apakah ada relevansi konsep tugas dan akhlak pengajar pendidikan agama Islam yang ditawarkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din dengan teori-teori pengajar masa kini (modern)?

D.  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk memperoleh jawaban dari beberapa permasalahan di atas, yaitu :
1.      Untuk mengetahui konsep tugas pengajar pendidikan agama Islam yang ditawarkan Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din.
2.      Untuk mengetahui konsep akhlak pengajar pendidikan agama Islam yang ditawarkan Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din.
3.      Untuk mengetahui ada atau tidaknya relevansi konsep tugas dan akhlak pengajar pendidikan agama Islam yang ditawarkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din dengan teori-teori pengajar masa kini (modern).
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan agama Islam dan sekaligus sebagai penambah khasanah perpustakaan perguruan tinggi.

E.  Penelitian Terdahulu
Adapun pada penelitian terdahulu tidak ada yang membahas secara khusus tentang konsep tugas dan akhlak pengajar pendidikan agama Islam yang ditawarkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din, serta ada tidaknya relevansi konsep tugas dan akhlak pengajar pendidikan agama Islam yang ditawarkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din dengan teori-teori pengajar masa kini (modern), namun yang ada yaitu membahas peranan guru PAI dalam pembentukan akhlak siswa pada masa pubertas di SMP Nurul Ulum Karangroto Semarang, skripsi terdahulu ini disusun oleh Nurul Khafshotul Maghfiroh tahun 2008 Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Wali Songo Semarang.[6]
Kemudian dalam penilitian yang lain yaitu membahas peranan guru akidah akhlak dalam pembinaan akhlak Siswa MI YAPPI Ringin Tumpang Semoyo Patuk Gunung Kidul, skripsi terdahulu ini disusun oleh Yuni Khasanah tahun 2010 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.[7]
F.   Fokus Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti akan fokus mengkaji tentang konsep tugas dan akhlak pengajar pendidikan agama Islam yang ditawarkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din, serta ada tidaknya relevansi konsep tugas dan akhlak pengajar pendidikan agama Islam yang ditawarkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din dengan teori-teori pengajar masa kini (modern) dengan judul skripsi; “Konsep Pengajar Pendidikan Agama Islam menurut Imam Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulum Al-Din ditinjau dari Teori Pengajar Masa Kini (Modern)”.


[1] Drs. Moh. Zuhri, Dipl. TAFL, Muqoffin Muchtar Lc, dan M. Muqorrobin Misbah, “Terjemah Ihya’ Ulumiddin Jilid 1”, (Semarang: CV. Asy Syifa’, 2003), hlm. 171.
[2] Indrawan WS, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”, (Jombang: Lintas Media), hlm.19.
[3] Drs. Moh. Zuhri, Dipl. TAFL, Muqoffin Muchtar Lc, dan M. Muqorrobin Misbah, Ibid., hlm. 171.
[4] Drs. Suparlan, M.Ed, ”Guru Sebagai Profesi”, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2006), Cet. 1. hlm. 33.
[5] Drs. Suparlan, M.Ed, Ibid., hlm. 37.
[6] Nurul Khafshotul Maghfiroh, “Peranan Guru PAI Dalam Pembentukan Akhlak Siswa Pada Masa Pubertas Di SMP Nurul Ulum Karangroto Semarang”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Semarang: Perpustakaan IAIN Wali Songo Semarang, 2008).
[7] Yuni Khasanah, ”Peranan Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa MI YAPPI Ringin Tumpang Semoyo Patuk Gunung Kidul”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2010).